Kamis, 01 Maret 2012

BAB IV


BAB IV
HASIL PENELITIAN
A.      Temuan Umum
1.    Profil MTsN Padang Ganting
a.    Letak Geografis MTsN Padang Ganting
Sebelum penulis menguraikan tentang hasil penelitian, terlebih dahulu penulis menggambarkan sekilas tentang MTsN Padang Ganting
MTsN Padang Ganting terletak di Simpang Aie Angek Padang Ganting Kabupaten Tanah Datar kode pos 27282, tepatnya di Nagari Padang Ganting keadaan geografisnya yang nyaman dan sangat menunjang untuk keberhasilan pendidikan.
Cikal bakal MTsN Padang Ganting bukanlah kehadiran yang tiba-tiba, tetapi merupakan kelanjutan dari pertumbuhan sekolah-sekolah atau Madrasah dalam lingkungan Departemen agama yang didirikan oleh para ulama di Kabupaten Tanah Datar. MTsN Padang Ganting beroperasi pada tahun 1983.
Sesuai dengan keputusan Menteri Agama No. 244/93 tgl. 25 Oktober 1993 berubah status menjadi MTsN Padang Ganting. Semenjak berubah status tersebut dalam perkembangannya mengalami kemajuan terus menerus sampai sekarang.[1]



Nomor Statistik Sekolah                : 213130406014
Status Sekolah                               : Negeri
Alamat                                           : Jln. Aia Angek Padang Ganting
Telp                                               : (0752) 574985
Tahun Berdirinya Sekolah             : 1983
Jarak Kepusat Kecamatan             :  1500 M
Jarak Pusat Kota/Kab                    : 20000 M          
Provinsi                                         : Sumatra [2]
b.       Visi dan Misi MTsN Padang Ganting
1)      Visi
Terwujudnya siswa yang berprestasi, berimtaq, beriptek, terampil dan berakhlak mulia.[3]
2)      Misi
a)        Meningkatkan kualitas proses belajar megajar yang berbasis IT
b)        Meningkatkan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan dalam memberikan pelayanan prima.
c)        Meningkatkan standar sarana prasarana
d)       Meningkatkan pembelajaran yang berorentasi pada pembiasaan dalam menerapkan nilai-nilai al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
e)        Menciptakan suasana islami dilingkungan sekolah dan masyaraat.
f)         Menyelenggarakan kegiatan ekstra kurikuler yang berorientasi pada pengembangan prestasi siswa.
g)        Meningkatkan kualitas dan kuantitas hubungan kerjasama dengan orang tua siswa, masyarakat dan instansi terkait.[4]
c.        Siswa di MTsN Padang Ganting
Murid adalah pribadi yang unik yang mempunyai potensi dan mengalami proses berkembang. Berdasarkan observasi penulis dengan guru TU (tata usaha) di MTsN padang ganting yang mana penulis dapatkan pada tanggal 14 November 2011, penulis melihat disana bahwa siswa di MTsN Padang Ganting terdiri dari kelas VII dua lokal, VII dua lokal dan IX juga dua lokal, seperti yang tertera di dalam tabel dibawah ini.
Tabel. 1
Jumlah Siswa MTsN Padang Ganting
Tahun Ajaran 2011 /2012

NO
KELAS
JUMLAH SISWA
2009/2010
2010/2011
2011/2012
1
2
3
4
VII
50
41
40
VIII
53
50
50
IX
50
48
48
JUMLAH
153
139
138
Sumber tabel: tata usaha MTsN Padang Ganting.

Berdasarkan tabel di atas siswa MtsN Padang Ganting Tahun ajaran 2011/ 2012  berjumlah 138 orang, terdiri dari kelas VII berjumlah 40 orang, kelas VIII berjumlah 50 orang, dan IX berjumlah 48 orang.
d.       Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Berdasarkan observasi di MTsN Padang Ganting, penulis dapatkan bahwa tenaga pendidik terdiri dari guru dan pegawai di MTsN Padang Ganting berjumlah 26 orang, terdiri dari 20  orang Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pegawai (Administrasi) sebanyak 6 orang. Yang mana berasal dari latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, ada yang dari SI, D3 dan SMA sederajat, sebagaimana yang tertera didalam tabel berikut ini:
Tabel. 2
Jumlah Tenaga Pendidik/Pegawai Administrasi
di MTsN Padang Ganting

Ijazah Terakhir
Jumlah
No
Guru Negeri
Pegawai (administrasi)
Seluruhnya
1.        
S3
-
-
-
2.        
S2
-
-
-
3.        
SI
18
-
18
4.        
D3
1
-
1
5.        
D2
-
-
-
6.        
DI
1
-
1
7.        
SMA/SMK
-
5
5
8.        
SMP/MTs
-
-
-
9.        
SD/MI
-
1
1
10.     
JUMLAH
20
6
26
Sumber Tabel: Tata Usaha MTsN Padang Ganting
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa tenaga pendidik di MTsN Padang Ganting memiliki jenjang pendidikan yang bervariasi, yaitu paling tinggi pada tingkat pendidikan SI sebanyak delapan belas orang, dan pada tingkat pendidikan D3 sebanyak satu orang, tingkat DI sebanyak 1 orang, pada tingkat SMA/SMK sebanyak 5 orang, dan pada tingkat SD/MI sebanyak satu orang.
Staf tenaga pengajar terdiri dari para guru yang berpengalaman tamatan universitas dan pendidikan pendidikan tinggi yaitu: STAIN Batusangkar, IAIN Padang, UNP, IKIP Padang, STAKIP Padang, UNAND Padang, STKIP PGRI Padang, UI Jakarta, UNRI Pekan baru.
Adapun data guru bidang studi SKI di MTsN Padang Ganting yaitu: Muspiarman, SPd.i dan Azriyanto, S.Ag.
e.    Kegiatan Ekstrakurikuler
Adapun kegiatan ekstrakurikulernya yang dilakukan di MTsN Padang Ganting adalah:
a.    Pembinaan Muhadharoh
b.    Pembinaan Tilawah
c.    TPA/TPsA
d.   Khutbah
e.    Pendidikan Pramuka
f.     Pembina Mading
g.    Volley Ball
h.    Bola Kaki
i.      Usaha Kesehatan Sekolah
j.      Drum Band
k.    Qasidah
l.      Pembina Bahasa Inggris
m.  Pembina Matematika
n.    Pelatihan Puisi

f.     Sarana dan Prasarana di MTsN Padang Ganting
Sarana dan prasarana yang tersedia di MTsN Padang Ganting adalah sebagai berikut.
Tabel.3
Fasilitas yang dimiliki di MTsN Padang Ganting
No
Ruang
Jumlah
1
kelas
6
2
perpustakaan
1
3
Lab IPA
1
4
Lab Bahasa
0
5
Lab computer
0
6
Tempat ibadah
1
7
Keterampilan
0
8
Media (audio visual)
0
9
Bimbingan konseling
0
10
Kepsek dan wakasek
0
11
Guru
1
12
Tata usaha
0
13
KM / WC kepsek
0
14
KM / WC guru dan pegawai
1
15
KM / WC peserta didik
1
16
UKS
0
17
 Aula
0
18
Gudang olahraga
0
19
Gudang umum
0
20
Kantin
0
21
Lapangan olahraga
0
22
Tempat parker
1
23
Taman madrasah
0
24
Green house
0
Sumber tabel: Tata usaha MTsN Padang Ganting.

B.       Temuan Khusus
1.    Keterampilan Menjelaskan
a.     Merencanakan
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru bidang studi SKI di kelas VII.A Padang Ganting, data yang diperoleh dari informan pada pertanyaan pertama adalah Apa hal pertama yang bapak lakukan dalam merencanakan penjelasan? informan menjawab. Hal pertama yang “saya lakukan adalah menganalisis kompetensi yang sudah ditetapkan, yaitu kompetensi yang terdapat di dalam silabus,”[5]
Pertanyaan kedua adalah apa tujuan dari merencanakan penjelasan?  Informan menjawab, tujuan “saya dari merencanakan penjelasan adalah agar bisa membimbing siswa memahami konsep-konsep sejarah yang terdapat di dalam materi ajar, membantu siswa agar mampu memberikan penalaran terhadap materi yang dipelajari, menciptakan kondisi agar siswa terlibat secara intelektual maupun emosional, sehingga peristiwa belajar yang dialami bermakna bagi dirinya”.[6]
Pertanyaan ketiga adalah apa-apa saja yang perlu diperhatikan dalam perencanaan dan pelaksanaan penjelasan? Informan menjawab, “yang perlu diperhatikan adalah penjelasan diberikan sesuai dengan keperluan, tidak melenceng ke hal-hal yang tidak terkait dengan materi ajar, penjelasan harus relevan dengan tujuan pembelajaran, penjelasan harus fokus pada materi yang sedang dibicarakan dan lebih kontekstual, sehingga bermakna bagi siswa, penjelasan harus disesuaikan dengan kemampuan dan latar belakang siswa.[7]
b.  Penyajian Suatu Penjelasan
Pembelajaran tidak berhenti sampai disusunnya rencana pembelajaran. Setelah merencanakan penjelasan yang baik maka pelaksanaan penyajian diharapkan baik pula, sehingga mudah di mengerti oleh para siswa.
Data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dengan informan tentang penyajian suatu penjelasan berupa kejelasan, pengunaan contoh, pengorganisasian, penekanan, dan balikan.
Adapun data yang diperoleh dari hasil observasi pada pertemuan pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima. dengan informan tentang penyajian suatu penjelasan adalah sebagai berikut:
a)   Kejelasan
Data yang diperoleh dari hasil  observasi dengan informan tentang kejelasan dalam menjelaskan materi pembelajaran adalah, terlihat pada pertemuan pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima di kelas VII.A, dengan materi pembelajaran Memahami Sejarah Kebudayaan Islam, dalam menjelaskan pengertian kebudayaan islam. guru dengan kalimat yang jelas sudah menjelaskan materi kepada siswa. Dengan tidak menggunakan kalimat yang berbelit-belit, sudah menghindari penggunaan  kata-kata yang meragukan dan berlebihan.[8]
b)   Penggunaan Contoh
Data yang diperoleh dari hasil observasi dengan informan tentang penggunaan contoh adalah, terlihat dalam memberikan materi memahami Sejarah Kebudayaan Islam kepada peserta didik, guru memberikan contoh dari bentuk Kebudayaan, yaitu seni, sastra, religi (Agama non Islam), dan moral. Dari contoh tersebut guru sudah memberikan contoh yang cukup untuk menanamkan pengertian dalam penjelasan,  juga sudah terlihat menggunakan contoh yang relevan dengan sifat penjelasan itu, dan contoh yang digunakan  sesuai dengan usia, pengetahuan dan latar belakang siswa.[9]
c)    Pengorganisasian
Data yang diperoleh dari hasil observasi dengan informan  tentang  pelaksanaan pengorganisasian, tidak ada terlihat pada pertemuan pertama guru  tidak menunjukkan dengan jelas pola struktur sajian, khususnya hubungan antara contoh-contoh  dan generalisasi. terlihat pada materi Memahami Sejarah Kebudayaan Islam, mulai dari pengertian, tujuan, manfaat dan bentuk/wujud Kebudayaan Islam.  Guru tidak memberikan penjabaran tambahan, baik selama pelajaran maupun pada akhir  pelajaran,[10]
d)   Penekanan
Data yang diperoleh dari hasil observasi dengan informan tentang pelaksanaan penekanan, terlihat pada pertemuan pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima. guru mengadakan variasi suara dalam memberikan penekanan pada hal-hal penting dalam penjelasannya, adanya penekanan yang berbeda di berikan lewat mimik, isyarat ataupun gerakan selama pelajaran berlangsung, guru juga memberikan penekanan dengan cara menggulangi menjelaskan tujuan mempelajari sejarah kebudayaan islam.
e)    Balikan
Data yang diperoleh dari hasil observasi dengan informan tentang pelaksanaan balikan terlihat pada pertemuan pertama, kedua, ketiga, keempat dan kelima. guru mengajukan pertanyaan “apakah kalian mengerti dengan penjelasan yang saya berikan tadi”, terlihat waktu menjelaskan  materi manfaat mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam. Ini  untuk mengetahui pemahaman, minat, atau sikap siswa tentang aplikasi konsep yang terdapat di dalam materi ajar, guru menggunakan pemahaman, minat, atau sikap siswa tentang aplikasi konsep yang terdapat di dalam materi ajar, untuk menyesuaikan kecepatan atau mengubah cara menjelaskan.[11]
Data-data yang diperoleh dari hasil observasi dengan informan  diperkuat dengan hasil wawancara tentang penyajian suatu penjelasan, dapat dipahami bahwa guru sudah melaksanakan kegiatan penyajian suatu penjelasan. Akan tetapi, hal tersebut belum dilaksanakan secara maksimal, seperti dalam kegiatan menyampaikan pengorganisasian.
Dari hasil observasi di atas dapat penulis simpulkan bahwa dengan merencanakan penjelasan kemudian menyajikan penjelasan, penggunaan contoh dan penekanan-penekanan tentang materi tertentu dari sepanjang penjelasan guru agar siswa lebih paham dan mengerti dari apa yang telah disampaikan oleh guru. Dan berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Saidiman bahwa keterampilan menjelaskan pelajaran itu merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam menguasai materi-materi pembelajaran, dengan adanya kejelasan materi pelajaran maka tujuan dari pembelajaran tersebut akan tercapai.
2.    Keterampilan Bertanya
a.    Keterampilan Bertanya Dasar
Keterampilan bertanya adalah keterampilan yang berisi ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon yang diberikan dari seseorang dapat berupa pengetahuan sampai dengan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berfikir.[12]
Untuk meningkatkan  partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru perlu menunjukkan sikap baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa. Sikap dan cara guru termasuk suara, ekspresi, wajah, gerakan, dan posisi badan menampakkan ada tidaknya kehangatan dan keantusiasannya. Dalam keterampilan bertanya seorang guru jangan mengajukan pertanyaan kepada siswa dengan nada mengancam. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berfikir.
Data yang diperoleh dari hasil observasi dengan informan tentang keterampilan bertanya dasar adalah, terlihat pada pertemuan pertama, kedua, ketiga, keempat dan kelima, guru sudah melaksanakan kegiatan pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat dengan menggunakan kata-kata yang dapat dipahami oleh peserta didik, pemberian acuan, ini terlihat waktu guru memberikan pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari  siswa, yaitu “kita ketahui bahwa pelaksanaan dakwah Nabi Muhammad saw terbagi atas dua periode. Coba kamu sebutkan Sejarah Nabi Muhammad saw  periode  Makkah dibedakan beberapa tahap”. Sedangkan pemusatan, pemindahan gilir, pemberian waktu berfikir, namun, tidak ada terlihat guru melaksanakan  kegiatan penyebaran, seperti keseluruh siswa, respon siswa. Akan tetapi pada pertemuan kedua dan ketiga sudah terlihat guru melaksanakan kegiatan pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, pemberian acuan, pemusatan, pemindahan gilir, pemberian waktu berfikir. Namun, tidak terlihat guru melaksankan  pemberian tuntutan. Ini terlihat waktu siswa menjawab salah tentang materi memahami sejarah Nabi Muhammad saw periode Madinah, guru memberikan pertanyaan siapa yang dapat menceritakan keadaan Madinah sebelum kedatangan Islam? Guru hendaknya memberikan tuntutan kepada siswa  itu agar ia dapat menemukan sendiri jawaban yang benar.[13]
Data yang diperoleh dari hasil observasi dengan informan diperkuat dengan data hasil wawancara tentang kegiatan keterampilan bertanya dasar, pertanyaan yang diajukan adalah apa-apa saja yang bapak dilakukan dalam  keterampilan bertanya dasar? Informan menjawab, kegiatan yang dilaksanakan adalah pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, pemberian acuan, pemusatan, pemindahan gilir, pemberian waktu berfikir. Kemudian untuk penyebaran belum dilaksanakan, sedangkan untuk pemberian tuntutan belum ada dilaksanakan.[14] Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh informan bahwa: “saya tidak selalu  menyampaikan pemberian tuntutan.[15]
Jadi dari data-data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dengan informan, tentang kegiatan keterampilan bertanya dasar dapat dipahami bahwa guru SKI kelas VII.A di MTsN Padang Ganting sudah melaksanakan kegiatan pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, pemberian acuan, pemusatan, pemindahan gilir, pemberian waktu, akan tetapi, hal tersebut belum dilaksankan secara maksimal, seperti dalam kegiatan penyebaran. Sedangkan dalam pemberian tuntutan  tidak selalu melaksanakannya.
b.    Keterampilan Bertanya Lanjutan
Data yang diperoleh dari hasil observasi dengan informan diperkuat dengan data hasil wawancara tentang kegiatan keterampilan bertanya lanjut, pertanyaan yang diajukan adalah apa-apa saja yang bapak lakukan dalam  keterampilan bertanya lanjut? Informan menjawab, kegiatan yang dilaksanakan adalah urutan pertanyaan, pertanyaan pelacak, mendorong terjadinya interaksi kemudian untuk pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, belum semuanya  dilaksanakan ini terlihat guru tidak ada menggunakan pertanyaan penerapan dan  tidak sistematis dalam pertanyaan pengetahuan.[16] Dan Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh informan bahwa: “saya tidak selalu  menggunakan pertanyaan  penerapan”.[17]
Jadi dari data-data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dengan informan, tentang kegiatan keterampilan bertanya lanjut dapat dipahami bahwa guru SKI kelas VII.A di MTsN Padang Ganting sudah melaksanakan urutan pertanyaan, pertanyaan pelacak, mendorong terjadinya interaksi. akan  tetapi, hal tersebut belum dilaksanakan secara maksimal, seperti dalam pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan.
Urutan pertanyaan, untuk mengembangkan tingkat kognitif dari yang sifatnya rendah ke yang lebih tinggi dan kompleks, guru hendaknya dapat mengatur urutan pertanyaan yang diajukan kepada siswa dari tingkat mengingat, kemudian pertanyaan pemahaman, penerapan, sintesis, dan evaluasi. Usahakan agar jangan memberikan pertanyaan yang tidak menentu atau yang bolak-balik, misalnya sudah sampai kepada pertanyaan sintesis, kembali lagi kepada pertanyaan ingatan, dan kemudian melonjak kepada pertanyaan evaluasi. Hal ini menimbulkan kebingungan pada siswa dan partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran dapat menurun. [18]
Pertanyaan pelacak, jika jawaban yang diberikan oleh siswa dinilai benar oleh guru, tetapi masih dapat ditingkatkan menjadi lebih sempurna, guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan pelacak kepada siswa tersebut, berikut ini adalah beberapa teknik pertanyaan pelacak yang dapat digunakan.
a.    Klasifikasi: jika siswa menjawab dengan kalimat yang kurang tepat, guru dapat memberikan pertanyaan pelacak yang meminta siswa tersebut untuk menjelaskan dengan kata-kata lain sehingga jawaban siswa menjadi lebih baik.
b.    Meminta siswa memberikan alasan (argumentasi) yang dapat menunjang kebenaran pandangannya dalam menjawab pertanyaan guru.
c.    Meminta kesempatan pandangan: guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa lainnya untuk menyatakan persetujuan atau penolakan disertai alasan terhadap jawaban rekannya, agar diperoleh pandangan yang dapat diterima oleh semua pihak.
d.   Meminta kesempatan jawaban: guru dapat meminta siswa untuk meninjau kembali jawaban yang diberikannya bila dianggap kurang tepat.
e.    Meminta jawaban yang lebih relevan: bila jawaban siswa kurang relevan, guru dapat meminta jawaban yang benar dan relevan dari siswa tersebut.
f.     Meminta contoh: bila siswa menjawab dengan samar-samar, guru dapat meminta siswa untuk memberikan ilustrasi atau contoh konkret tentang apa yang dikemukakan.
g.    Meminta jawaban yang lebih kompleks: guru dapat meminta siswa tersebut untuk memberi penjelasan atau ide-ide penting lainnya sehingga jawaban yang diberikannya menjadi lebih.[19]
 Terjadinya interaksi, agar siswa lebih terlibat secara pribadi dan lebih bertanggungjawab atas kemajuan dan hasil diskusi, guru hendaknya mengurangi atau menghilangkan peranannya sebagai penanya sentral dengan cara mencegah pertanyaan dijawab oleh siswa. Jika siswa mengajukan pertanyaan, guru tidak segera menjawab, tetapi melontarkannya kembali kepada siswa lainnya.[20]
Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, pertanyaan yang dikemukakan guru dapat mengandung proses mental yang berbeda-beda, dari proses mental yang rendah sampai proses mental yang tinggi, oleh karena itu, guru dalam mengajukan pertanyaan hendaknya berusaha mengubah tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan dari tingkat mengikat kembali fakta-fakta ke berbagai tingkat kognitif lainnya yang lebih tinggi seperti pemahaman, penerapan, sintesis,dan evaluasi. [21]
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru dapat diketahui bahwa keterampilan bertanya adakalanya datang dari guru berupa evaluasi dan  materi yang telah disampaikan dan adakalanya datang dari anak. Adapun manfaat dari keterampilan bertanya ini yaitu timbulnya semangat dari setiap siswa untuk mengungkapkan apa yang ia rasakan dan belajar berani mengemukan pendapat di depan orang banyak, dan mampu menghargai pendapat orang lain.[22]
Dari hasil wawancara di atas dapat penulis simpulkan bahwa keterampilan bertanya dapat memotivasi siswa untuk berfikir dalam mengajukan pertanyaan apakah pertanyaan yang akan disampaikan oleh siswanya ada kaitannya dengan materi yang telah di sampaikan. Untuk mengembangkan kemampuan berfikir siswa diperlukan pengubahan tuntutan tingkat kognitif pertanyaan (ingatan, pemahaman, penerapan, sintesis, dan evaluasi). Dan berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Saidiman yang dimaksud dengan keterampilan bertanya adalah merupakan suatu ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenalinya. Respon yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berfikir seseorang tersebut.
3.    Keterampilan Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilaksanakan guru untuk mengakhiri pembelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari peserta didik, mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik serta keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran.[23].
Data yang diperoleh dari hasil observasi dengan informan tentang pelaksanaan keterampilan penutup adalah, terlihat pada pertemuan pertama, kedua, ketiga, keempat dan kelima. di kelas VII, guru tidak ada melaksanakan kegiatan menutup pelajaran seperti, meninjau kembali pembelajaran atau menyimpulkan pembelajaran, melaksanakan post-tes dan memberikan tindak lanjut.[24]
Data-data yang diperoleh dari hasil observasi dengan informan tentang kegiatan menutup pembelajaran, pertanyaan yang diajukan adalah  kegiatan apa saja yang bapak laksanakan dalam menutup pembelajaran?[25] Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh informan bahwa: ”saya tidak ada melaksanakan kegiatan menutup pelajaran, biasanya setelah bel jam pelajaran berakhir saya langsung meninggalkan kelas”.[26]
Jadi dari data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara tentang kegiatan menutup pembelajaran dapat dipahami bahwa guru  SKI tidak melaksanakan kegiatan menutup pembelajaran, dan juga ada beberapa kegiatan yang tidak selalu dilaksanakan oleh informan seperti menyimpulkan pembelajaran dan melaksanakan post-tes.
Dalam menutup pembelajaran ada beberapa hal yang harus dilaksanakan oleh guru yaitu:
a.         Merangkum atau membuat garis-garis besar persoalan yang baru dibahas.
b.         Mengorganisasikan kegiatan yang telah dilakukan untuk membentuk pemahaman baru tentang materi yang telah dipelajari.
c.         Memberikan tindak lanjut serta saran-saran untuk memperluas wawasan yang berhubungan dengan materi pelajaran yang telah dibahas.[27]

Berdasarkan teori di atas dapat dipahami bahwa melakukan kegiatan menutup pembelajaran merupakan sesuatu hal yang tidak boleh ditinggalkan karena dengan melaksanakan kegiatan menutup pembelajaran dapat lebih memudahkan peserta didik dalam memahami pelajaran yang telah disajikan, guru juga dapat menilai apakah tujuan pembelajaran tercapai atau tidaknya dan guru juga dapat melihat sampai dimana tujuan pembelajaran sudah dapat terkuasai oleh peserta didik.
Kegiatan akhir dari suatu proses pembelajaran adalah melaksanakan evaluasi atau penilaian. Berhasil atau tidaknya pembelajaran dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dilihat setelah melaksanakan evaluasi. Jika hasil pembelajaran sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam tujuan pembelajaran, maka usaha guru tersebut dapat dinyatakan berhasil. Tetapi jika sebaliknya, maka guru bisa dinilai gagal.
Oleh karena itu guru juga dituntut untuk melaksankan evaluasi diri terkait dengan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, agar guru juga mengetahui dimana letak kekurangan dari pembelajaran tersebut. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa evaluasi sangat penting dalam proses pembelajaran.
 Data yang diperoleh dari hasil observasi dengan informan tentang evaluasi adalah terlihat pada pertemuan kedua dan ketiga, evaluasi aspek kognitif sudah dilaksanakan oleh guru dalam bentuk pre-tes. Sedangkan untuk evaluasi efektif dan psikomotor tidak ada terlihat dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran.[28]
Data dari hasil observasi di atas diperkuat dengan data yang diperoleh dari hasil wawancara tentang evaluasi pembelajaran SKI, pertanyaan yang diajukan adalah kapan saja bapak melaksanakan evaluasi aspek kognitif, afektif dan psikomotor terhadap peserta didik? Informan menjawab, evaluasi aspek kognitif dilaksanakan pada saat pre-tes, ulangan harian, ujian mid semester dan ujian semester. Untuk evaluasi aspek afektif dilaksanakan pada saat melaksanakan proses pembelajaran, namun nilai afektif tersebut hanya dicantumkan pada lampiran nilai ulangan harian peserta didik. [29] hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh informan bahwa: “saya tidak ada melaksankan  kegiatan penutup pelajaran, biasanya setelah bel jam pelajaran berakhir saya langsung meninggalkan kelas”.[30]
Pertanyaan kedua adalah apakah ada bapak melaksanakan pre-tes dan post-tes kepada peserta didik pada saat memulai dan mengakhiri proses pembelajaran? Informan menjawab, sudah ada melaksanakan pre-tes dalam pembelajaran, namun belum selalu dilaksanakan. Sedangkan post- tes belum ada dilaksanakan dalam pembelajaran.[31]
Pertanyaan ketiga adalah tentang tes apa saja yang digunakan dalam melaksanakan evaluasi? Informan menjawab, tes lisan dan tulisan, tes tulisan ada bentuk essay dan objektif. Pertanyaan keempat adalah apakah ada bapak melaksanakan tindak lanjut kepada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar dan kapan dilaksanakan tindak lanjut tersebut? Informan menjawab ada, tindak lanjut tersebut ada yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran, dan ada juga yang di luar proses pembelajaran.[32]
Pertanyaan kelima adalah apakah ada bapak melaksanakan evaluasi terhadap diri sendiri terkait dengan proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan dan kapan dilaksanakan evaluasi tersebut? Informan menjawab ada, evaluasi ini dilaksanakan sekali satu semester. Pertanyaan keenam adalah tentang bagaimana cara menindak lanjuti kekurangan yang terdapat pada proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Informan menjawab, kekurangan tersebut ditindak lanjuti ketika memasuki kelas itu kembali yaitu dengan cara memperbaiki dan melengkapi kekurangan yang terdapat dalam proses pembelajaran tersebut.[33]
Pelaksanaan evaluasi pembelajaran tidak hanya diharapkan dilaksanakan oleh guru pada saat ulangan harian dan ujian semester, tetapi guru juga dituntut untuk melaksanakan pre-tes dan post-tes agar lebih memudahkan guru untuk melihat sampai dimana peserta didik menguasai materi yang akan disampaikan dan yang telah disampaikan. Evaluasi pembelajaran tersebut tidak hanya dilaksanakan untuk aspek kognitif dan afektif saja, namun penilaian aspek psikomotor juga merupakan bagian sangat penting yang harus dilihat dari peserta didik untuk mengetahui perubahan tingkah laku peserta didik  tersebut. Evaluasi mempunyai beberapa fungsi yaitu:
a.         Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpan balik peserta didik. Melalui evaluasi peserta didik akan mendapatkan informasi tentang efektivitas pembelajaran yang dilakukannya.
b.         Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahui bagaimana ketercapaian peserta didik dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan
c.         Evaluasi dapat memberikan informasi untuk mengembangkan program kurikulum
d.        Evaluasi berfungsi sebagai umpan balik untuk semua pihak yang berkepentingan dengan pendidikan di sekolah seperti orang tua, guru dan pengembangan kurikulum.[34]


Berdasarkan teori di atas dapat dipahami bahwa evaluasi selain berfungsi untuk memberikan penilaian terhadap peserta didik, evaluasi  juga dapat mengetahui kekurangan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Jadi, selain melaksanakan evaluasi terhadap peserta didik di dalam KTSP guru juga dituntut untuk melaksanakan evaluasi diri terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan, agar guru dapat menindak lanjuti dari kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam proses pembelajaran. Jadi hendaknya guru SKI dalam melaksanakan baik evaluasi terhadap peserta didik maupun evaluasi terhadap diri guru tersebut dilaksanakan secara berkesinambungan.



[1] Observasi, Tata Usaha MTsN Padang  Ganting 10 November 2011
[2] Dokumentasi  MTsN Padang Ganting 10 November 2011
[3] Ibid.
[4] Ibid.
[5] Wawancara pribadi, 24 oktober 2011
[6] Observasi,  24- 27 oktober 2011
[7]Op cit, Wawancara Pribadi, 31 November 2011

[9] Observasi,  3 November 20011
[10] Observasi, 3-7 November 2011
[11]   Observasi, 7 November 2011
[12] Moh. User Usman, op.cit, h. 74
[13] Op.cit,  Observasi, 10 -14November 2011
[14] Op.cit, Wawancara, 14 - 24November
[15] Ibid.
[16] Op.cit, Wawancara 24  November 2011
[17]  Ibid.
[18] Moh. Uzer Usman, op.cit, h 78- 79
[19] Ibid. h 79
[20]  Ibid.
[21] Ibid. h 78
[22] Wawancara  Pribadi,  28 Desember 2011
[23] Wina Sanjaya, Strategi  Pembelajaran  Berorientasi  Standar  Proses  Pendidikan, (Jakarta: Kencana  Prenada  Media Group, 2008),  h. 42
[24] Op.cit, Observasi, 28 November
[25] Op.cit, Wawancara  Pribadi, 28 November
[26] Ibid.
[27]  Wina Sanjaya, op.cit, h. 43-44
[28] Op.cit, Observasi, 1 Desember 2011
[29] Op.cit, Wawancara Pribadi 5 Desember 2011
[30]  Ibid,  Wawancara  Pribadi,  8 Desember
[31] Ibid.
[32] Ibid.
[33] ibid
[34]  Wina sanjaya,  op.cit, h. 339 

0 komentar:

Posting Komentar

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

adam mudinillah. Diberdayakan oleh Blogger.

تابع

زائر

BARU

BARU

SALJU

صوري

رسائل هاتفية مجانية وتكسب نقاط

mico0355Widget> Sumber: http://id.shvoong.com/internet-and-technologies/websites/2069063-cara-pasang-gadget-sms-gratis/#ixzz1ueREtT6R

Youk Kita Gabung dengan YM

Klik VSI Yusuf Mansur

Blogroll

EL-BANTANY IT SOLUTION (IT KONSULTAN-NETWORK-HOTSPOT-SERVICE KOMPUTER-SERVICE LAPTOP DAN NOTE BOOK-SERVICE PRINTER-PENYELAMATAN DATA-INSTALASI JARINGAN-RENTAL KOMPUTER-JASA PENGETIKAN)DAN MASIH BANYAK LAGI YANG LAIN DI JALAN SUDIRMAN NO 102 BATUSANGKAR-TANAH DATAR-SUMATERA BARAT (085379388533-085850374648-075271639)

مع بلدي

Blogger templates

Twitter

Iklan