Adams' Journal

Pengenalan Tentang Aplikasi yang Cocok untuk Media Pembelajaran dan Coretan Lainnya.

Find Out More Purchase Theme

Our Services

Lovely Design

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Great Concept

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Development

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

User Friendly

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Recent Work

Rabu, 22 Februari 2012

mahara kitabah

mahara kitabah


" همزة (ألف) الوصل ، و همزة القطع "
الهمزة في أول الكلمة نوعان :
(أ) همزة وصل
وهي همزة تنطق في ابتداء الكلام ولا تنطق عند وصله بما قبلها ، ولا يرسم عليها أو تحتها همزة وتكتب هكذا (ا).
مواضع همزة الوصل :
(1) في الأفعال :

 أمر الثلاثي المبدوء بهمزة
 مثل : اضربْ، اجلسْ , العبْ
 ماضي وأمر ومصدر الخماسي
 مثل : انطلقَ، انطلقْ، انطلاق
 ماضي وأمر ومصدر السداسي
 مثل : استقبلَ ، استقبلْ ، استقبال

(2) في الأسماء:

" ابن ، ابنة ، ابنم ، ابنان ، ابنتان ، اثنان ، اثنتان ، امرؤ ، امرأة ، اسم ، است ، امرآن ، امرأتان ، اسمان ، ايمن  " .

(3) في الحروف :
 ال التعريف ، مثل :  القاضي  ، المدرسة .

% هام جداً :
مواضع حذف همزة الوصل :
إذا سبقت بهمزة استفهام : أنطلق الجواد ؟ ، أستسلم العدو ؟
إذا سبقت بلام الابتداء [ لَلفتى] ، أو لام الاستغاثة [يا لَلّه] ، أو لام الجر   [لِلرجل ]
تحذف من البسملة التامة : بسم الله الرحمن الرحيم .
تحذف همزة (ابن) في ثلاثة مواضع :
 إذا وقعت بين علمين الثاني والد الأول ولم تقع (ابن) في بداية السطر : محمد بن عبدالله
 إذا سبقت بحرف نداء : يا بن  عبد الله
إذا سبقت بهمزة الاستفهام : أبنك محمد ؟

  تحذف همزة (امرؤ ، امرأة) إذا سبقت بـ (أل) : فتصيران (المرء ، المرأة) .

ملحوظة :
 إذا دخلت همزة الاستفهام على المعرف بـ (أل) قُلبت همزة الاستفهام وهمزة الوصل مدة  ، مثل: آلكتاب لك ؟
 (ب)همزة القطع :  
وهي همزة متحركة تقع في أول الكلمة ، وينطق بها في ابتداء الكلام وفي وسطه ، وتكتب هكذا: (أَُ) إذا جاءت مفتوحةً أو مضمومة ، و  (إِ) إذا كانت مكسورة.
مواضع همزة القطع :

(1) في الأفعال :

 ماضي الثلاثي ومصدره
 مثل : أكل ، أكلا- أخذ ، أخذا
 ماضي الرباعي وأمره مصدره
 مثل : أضربَ ، أضرِبْ ، إضراب
 كل مضارع مبدوء بهمزة
 مثل : أكتبُ , أشربُ ، أستعملُ

(2) في الأسماء:
في جميع الأسماء عدا شواذ الأسماء  المذكورة في همزة الوصل .
(3) في الحروف:
جميعها عدا [ال] التعريف ، مثل : إلى - أو - أم - إن - أن

قاعدة مهمة للتفرقة بين همزة القطع وهمزة الوصل :
للتفريق بين هاتين الهمزتين في بداية الكلمة هناك طريقة سهلة وهي :أن تضع قبل الكلمة حرف الواو أو الفاء ثم تنطقها فإن نطقت الهمزة فهي همزة قطع ، وإن لم تنطق الهمزة فهي همزة وصل .
&مثال : أخذ (وأخذ ، فأخذ) لاحظ أنك تنطق الهمزة إجبارا ، ولاحظ أن الهمزة قطعت عليك النطق بين حرف الواو أو الفاء وحرف الخاء
&مثال : استعمل (واستعمل ، فاستعمل) لاحظ أنك لم تنطق الهمزة  ، وإنما اتصل حرف الواو بالسين واتصل حرف الفاء بالسين  ولذلك سميت همزة وصل  .

 
"  ‏ال القمرية  المظهرة ، و ‏ال الشمسية"

" ‏ال القمرية  المظهرة " :
هي التي تكتب في أول الأسماء وتظهر عند النطق ، وهي لام ساكنة ، وتسمى (أل) المظهرة  ؛ لأنها تظهر عند النطق بها .

&مثال : الْعلم - الْقلم - الْكلام - المثال .

ويأتي بعدها حرف من الحروف الآتية:

" أ -  ب  -  ج  -  ح  -  خ  -  ع  -  غ  -  ف  -  ق  -  ك  -  م  -  ه -   -  و  -  ي "

و حروف (أل) القمرية جمعت في هذه الجملة : 
"  ابغ حجك وخف عقيمه "

ال الشمسية المدغمة " :
هي التي تكتب ولا تنطق (لأنها تدغم بالحرف الذي بعدها ، فيكتب الحرف الذي بعدها مشددًا)  
.
&مثال : التُّفاح - الذَّهب - الصِّدق - الطَّعام .

ويأتي بعدها حرف من الحروف الآتية مشدداً:
" ت - ث - د - ذ - س - ش - ص - ض - ط - ظ - ل - ن "
            
تدريب :
" استجاب نبي الله إبراهيم - عليه السلام - لأمر ربه ، فقدم إلى مكة وهي واد ليس به زرع وترك فيه ابنه إسماعيل وامرأته هاجر ، ثم ارتحل عنهم ، وبقي الاثنان: هاجر وإسماعيل يعانيان الوحدة والعطش ، وعندما اشتد عطش إسماعيل وأخذه البكاء أسرعت أمه تبحث عن الماء ، فتصعد جبل الصفا ثم جبل المروة ، وفي أثناء ذلك فجر الله الماء بين قدمي إسماعيل ، فرجعت أمه إليه وشربا. ثم سكن الناس معهم بسبب الماء الذي أصبح اسمه  زمزم" .
ô استخرج من القطعة السابقة ألف الوصل و همزة القطع  ، و بين  " أل " الشمسية و " أل "  القمرية .


Dasa-Dasar Kependidikan

Dasa-Dasar Kependidikan


KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. Yang senantiasa mencurahkan rahmat dan hidayah kepada penulis, sehingga dalam waktu yang relatif terbatas serta perjuangan, penulis dapat menyelesaikan. Makalah ini. Selawat serta salam penulis mohonkan kepada Allah SWT semoga disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Makalah ini merupakan salah satu tugas kelompok dalam Mata Kuliah Dasar – Dasar Kependidikan.
Disini kami mencoba menjelaskan tentang Historis Kependidikan. Yang berguna untuk menarnbah wawasan dan ilmu pengetahuan kita di bidang Dasar – Dasar Kependidikan, dan pada akhirnya bermamfaat bagi kita bersarna.
Terakhir, penulis menyadari bahwa Makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, penulis berharap masukan dan kritikan demi kesempurnaan Makalah ini.
          Batusangkar,  Oktober 2011

      Penulis 
BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Pada saat ini, kita banyak melihat dan mendengar bahwa masyarakat maupun pelajar yang tidak mengetahui sejarah kependidikan itu. Bahkan, mereka mengira atau menyangka bahwa kependidikan itu tadak mempunyai sejarah. Maka dari itu, kami mencoba membuat makalah tentang HISTORIS KEPENDIDIKAN agar kita, masyarakat maupun pelajar mengetahui pengunaan Sejarah Kependidikan tersebut.
  1. Rumusan Masalah
Berdasarkan dasarkan latar belakang pemikiran tersebut maka makalah ini ditulis untuk menjawab masalah yang dirumuskan sebagai berikut. HISTORIS KEPENDIDIKAN
  1. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui sejarah kependidikan baik di Dunia maupun yang ada di Negara kita yaitu Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
HISTORIS KEPENDIDIKAN

A.    Pengertian Kependidikan
Kependidkan adalah suatu kepemikiran yang dilakukan secara objective, kritis, analisis, dan sistematis dengan adanya usha-usaha, selain dari proses pembelajaran atau pendidikan yang menghasilkan kebijakan kependidikan perundang-undangan, kurikulum pendidikan, pimpinan kependidikan, dan tinadakan bantuan terhadap bangunan, media, massa, sarana, dan prasarana. Memprogramkan terapan, misi dan tujuan pendidikan untuk kemajuan perkembangan institusi dan instansi pendidikan dalam segala lapisan masyarakat.
Kependidikan sudah sejak zaman dahulu kala menjadi salah satu bentuk manusia dalam mempertahankan keberlansungan eksistensi kehidupan maupun budaya manusia itu sendiri.
Kependidikan merupakan salah satu strategi budaya tertua bagi manusia untuk mempertahankan keberlansungan eksistensinya dari waktu ke waktu maupun dari tempat ke tempat yang lain.
Pendidikan banyak dipahami sebagai wahana untuk menyalurkan ilmu pengetahuan alat pembentuk watak, alat pelatih keterampilan, alat mengasah otak dan lai-lain. Pendidikan lebih diyakinkan sebagai media atau wahana untuk menanamkan nilai-nilai moral dan ajaran keagamaan, alat pembentuk kesadaran bangsa.

2
 
Berbagai usaha kependidikan terus-menerus berusuha untuk menjaga dan mempertahankan penyelenggaraan pendidikan secara turun-temurun. Adanya penyelenggaraan pendidikan, selanjutnya pendidikan menjadi kewajiban bagi manusia maupun sebagai pengembang budaya dalam rangka mempertahankan kehidupan manusia. Melihat begitu pentingnya kependidikan untuk terselenggaranya pendidikan.
Banyak Negara yang mewajibkan masyarakatnya untuk tetap menjaga keberlansungan kependidikan dan pendidik.

Misalnya : bagi kalangan muslim ada tradisi keyakinan beragama, yang berbunyi : “ menuntut ilmu itu merupakan kewajiban bagi kaum muslim laki-laki maupun perempuan “ dan “ tuntulah ilmu walaupun kenegeri china “

B.     Sejarah Pendidikan Indonesia
Pendidikan di Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang. Pendidikan itu telah ada sejak zaman kuno/tradisional yang dimulai dengan zaman pengaruh agama Hindu dan Budha, zaman pengaruh Islam, zaman penjajahan, dan zaman merdeka.[1] Mudyahardjo (2008) dan Nasution (2008) menguraikan masing-masing zaman tersebut secara lebih terperinci.
Berikut ini adalah uraian dan rincian perjalanan sejarah pendidikan Indonesia:
1.            Zaman Pengaruh Hindu dan Budha Hinduisme and Budhisme datang ke Indonesia sekitar abad ke-5. Hinduisme dan Budhisme merupakan dua agama yang berbeda, namun di Indonesia keduanya memiliki kecenderungan sinkretisme, yaitu keyakinan mempersatukan figur Syiwa dengan Budha sebagai satu sumber Yang Maha Tinggi. Motto pada lambang Negara Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika , secara etimologis berasal dari keyakinan tersebut.[2] Tujuan pendidikan pada zaman ini sama dengan tujuan kedua agama tersebut. Pendidikan dilaksanakan dalam rangka penyebaran dan pembinaan kehidupan bergama Hindu dan Budha.
2.            Zaman Pengaruh Islam (Tradisional) Islam mulai masuk ke Indonesia pada akhir abad ke-13 dan mencakup sebagian besar Nusantara pada abad ke-16. Perkembangan pendidikan Islam di Indonesia sejalan dengan perkembangan penyebaran Islam di Nusantara, baik sebagai agama maupun sebagai arus kebudayaan.[3] Pendidikan Islam pada zaman ini disebut Pendidikan Islam Tradisional. Tujuan pendidikan Islam adalah sama dengan tujuan hidup Islam, yaitu mengabdi sepenuhnya kepada Allah SWT sesuai dengan ajaran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad s.a.w. untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Pendidikan Islam Tradisional ini tidak diselenggarakan secara terpusat, namun banyak diupayakan secara perorangan melalui para ulamanya di suatu wilayah tertentu dan terkoordinasi oleh para wali di Jawa, terutama Wali Sanga.Sedangkan di luar Jawa, Pendidikan Islam yang dilakukan oleh perseorangan yang menonjol adalah di daerah Minangkabau.
3.            Zaman Pengaruh Nasrani (Katholik dan Kristen) Bangsa Portugis pada abad ke-16 bercita-cita menguasai perdagangan dan perniagaan Timur-Barat dengan cara menemukan jalan laut menuju dunia Timur serta menguasai bandar-bandar dan daerah-daerah strategis yang menjadi mata rantai perdagaan dan perniagaan.[4] Di samping mencari kejayaan (glorious) dan kekayaan (gold), bangsa Portugis datang ke Timur (termasuk Indonesia) bermaksud pula menyebarkan agama yang mereka anut, yakni Katholik (gospel). Pada akhirnya pedagang Portugis menetap di bagian timur Indonesia tempat rempah-rempah itu dihasilkan. Namun kekuasaan Portugis melemah akibat peperangan dengan raja-raja di Indonesia dan akhirnya dilenyapkan oleh Belanda pada tahun 1605 . Dalam setiap operasi perdagangan, mereka menyertakan para paderi misionaris Paderi yang terkenal di Maluku, sebagai salah satu pijakan Portugis dalam menjalankan misinya, adalah Franciscus Xaverius dari orde Jesuit. Orde ini didirikan oleh Ignatius Loyola (1491-1556) dan memiliki tujuan yaitu segala sesuatu untuk keagungan yang lebih besar dari Tuhan. Yang dicapai dengan tiga cara: memberi khotbah, memberi pelajaran, dan pengakuan. Orde ini juga mempunyai organisasi pendidikan yang seragam: sama di mana pun dan bebas untuk semua. Xaverius memandang pendidikan sebagai alat yang ampuh untuk penyebaran agama (Nasution, 2008: 4). Sedangkan pengaruh Kristen berasal dari orang-orang Belanda yang datang pertama kali tahun1596 di bawah pimpinan Cornelis de Houtman dengan tujuan untuk mencari rempah-rempah. Untuk menghindari persaingan di antara mereka, pemerintah Belanda mendirikan suatu kongsi dagang yang disebut VOC (vreenigds Oost Indische Compagnie) atau Persekutuan Dagang Hindia Belanda tahun 1602.[5] Sikap VOC terhadap pendidikan adalah membiarkan terselenggaranya Pendidikan Tradisional di Nusantara, mendukung diselenggarakannya sekolah-sekolah yang bertujuan menyebarkan agama Kristen. Kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh VOC terutama dipusatkan di bagian timur Indonesia di mana Katholik telah berakar dan di Batavia (Jakarta), pusat administrasi colonial. Tujuannya untuk melenyapkan agama Katholik dengan menyebarkan agama Kristen Protestan, Calvinisme.[6]
4.            Zaman Kolonial Belanda VOC pada perkembangannya diperkuat dan dipersenjatai dan dijadikan benteng oleh Belanda yang akhirnya menjadi landasan untuk menguasai daerah di sekitarnya. Lambat laun kantor dagang itu beralih dari pusat komersial menjadi basis politik dan territorial. Setelah pecah perang kolonial di berbagai daerah di tanakh air, akhirnya Indonesia jatuh seluruhnya di bawah pemerintahan Belanda. Pada tahun 1816 VOC ambruk dan pemerintahan dikendalikan oleh para Komisaris Jendral dari Inggris. Mereka harus memulai system pendidikandari dasar kembali, karena pendidikan pada zaman VOC berakhir dengan kegagalan total. Ide-ide liberal aliran Ufklarung atau Enlightement, yang mana mengatakan bahwa pendidikan adalah alat untuk mencapai kemajuan ekonomi dan social, banyak mempengaruhi mereka. Oleh karena itu, kurikulum sekolah mengalami perubahan radikal dengan masuknya ide-ide liberal tersebut yang bertujuan mengembangkan kemampuan intelektual, nilai-nilai rasional dan sosial. Pada awalnya kurikulum ini hanya diterapkan untuk anak-anak Belanda selama setengah abad ke-19. Setelah tahun1848 dikeluarkan peraturan pemerintah yang menunjukkan bahwa pemerintah lambat laun menerima tanggung jawab yang lebih besar atas pendidikan anak-anak Indonesia sebagai hasil perdebatan di parlemen Belanda dan mencerminkan sikap liberal yang lebih menguntungkan rakyat Indonesia.
Pada tahun 1899 terbit sebuah atrikel oleh Van Deventer berjudul Hutang Kehormatan dalam majalah De Gids. Ia menganjurkan agar pemerintahnnya lebih memajukan kesejahteraan rakyat Indonesia. Ekspresi ini kemudian dikenal dengan Politik Etis dan bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui irigasi, transmigrasi, reformasi, pendewasaan, perwakilan yang mana semua ini memerlukan peranan penting pendidikan.
Di samping itu, Van Deventer juga mengembangkan pengajaran bahasa Belanda. Menurutnya, mereka yang menguasai Belanda secara kultural lebih maju dan dapat menjadi pelopor bagi yang lainnya.
Sejak dijalankannya Politik Etis ini tampak kemajuan yang lebih pesat dalam bidang pendidikan selama beberapa dekade. Pendidikan yang berorientasi Barat ini meskipun masih bersifat terbatas untuk beberapa golongan saja, antara lain anak-anak Indonesia yanorang tuanya adalah pegawai pemerintah Belanda, telah menimbulkan elite intelektual baru.
Golongan baru inilah yang kemudian berjuang merintis kemerdekaan melalui pendidikan. Perjuangan yang masih bersifat kedaerahan berubah menjadi perjuangan bangsa sejak berdirinya Budi Utomo pada tahun 1908 dan semakin meningkat dengan lahirnya Sumpah Pemuda tahun 1928.
Setelah itu tokoh-tokoh pendidik lainnya adalah Mohammad Syafei dengan Indonesisch Nederlandse School-nya, Ki Hajar Dewantara dengan Taman Siswa-nya, dan Kyai Haji Ahmad Dahlan dengan Pendidikan Muhammadiyah-nya yang semuanya mendidik anak-anak agar bisa mandiri dengan jiwa merdeka.
5.             Zaman Kolonial Jepang Perjuangan bangsa Indonesia dalam masa penjajahan Jepang tetap berlanjut sampai cita-cita untuk merdeka tercapai. Walaupun bangsa Jepang menguras habis-habisan kekayaan alam Indonesia, bangsa Indonesia tidak pantang menyerah dan terus mengobarkan semangat 45 di hati mereka. Meskipun demikian, ada beberapa segi positif dari penjajahan Jepang di Indonesia. Di bidang pendidikan, Jepang telah menghapus dualisme pendidikan dari penjajah Belanda dan menggantikannya dengan pendidikan yang sama bagi semua orang. Selain itu, pemakaian bahasa Indonesia secara luas diinstruksikan oleh Jepang untuk di pakai di lembaga-lembaga pendidikan, di kantor-kantor, dan dalam pergaulan sehari-hari. Hal ini mempermudah bangsa Indonesia untuk merealisasi Indonesia merdeka. Pada tanggal 17 Agustus 1945 cita-cita bangsa Indonesia menjadi kenyataan ketika kemerdekaan Indonesia diproklamasikan kepada dunia.
6.             Zaman Kemerdekaan (Awal) Setelah Indonesia merdeka, perjuangan bangsa Indonesia tidak berhenti sampai di sini karena gangguan-gangguan dari para penjajah yang ingin kembali menguasai Indonesia dating silih berganti sehingga bidang pendidikan pada saai itu bukanlah prioritas utama karena konsentrasi bangsa Indonesia adalah bagaimana mempertahankan kemerdekaan yang sudah diraih dengan perjuangan yang amat berat. Tujuan pendidikan belum dirumuskan dalam suatu undang-undang yang mengatur pendidikan. Sistem persekolahan di Indonesia yang telah dipersatukan oleh penjajah Jepang terus disempurnakan. Namun dalam pelaksanaannya belum tercapai sesuai dengan yang diharapka bahkan banyak pendidikan di daerah-daerah tidak dapat dilaksanakan karena faktor keamanan para pelajarnya. Di samping itu, banyak pelajar yang ikut serta berjuang mempertahankan kemerdekaan sehingga tidak dapat bersekolah.
7.             Zaman ‘Orde Lama’ Setelah gangguan-gangguan itu mereda, pembangunan untuk mengisi kemerdekaan mulai digerakkan. Pembangunan dilaksanakan serentak di berbagai bidang, baik spiritual maupun material. Setelah diadakan konsolidasi yang intensif, system pendidikan Indonesia terdiri atas: Pendidikan Rendah, Pendidikan Menengah, dan Pendidikan Tinggi. Dan pendidikan harus membimbing para siswanya agar menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Sesuai dengan dasar keadilan sosial, sekolah harus terbuka untuk tiap-tiap penduduk negara. Di samping itu, Pendidikan Nasional zaman ‘Orde Lama’ adalah pendidikan yang dapat membangun bangsa agar mandiri sehingga dapat menyelesaikan revolusinya baik di dalam maupun di luar; pendidikan yang secara spiritual membina bangsa yang ber-Pancasila dan melaksanakan UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Kepribadian Indonesia, dan merealisasikan ketiga kerangka tujuan Revolusi Indonesia sesuai dengan Manipol yaitu membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia berwilayah dari Sabang sampai Merauke, menyelenggarakan masyarakat Sosialis Indonesia yang adil dan makmur, lahir-batin, melenyapkan kolonialisme, mengusahakan dunia baru, tanpa penjajahan, penindasan dan penghisapan, ke arah perdamaian, persahabatan nasional yang sejati dan abadi.
8.             Zaman ‘Orde Baru’ Orde Baru dimulai setelah penumpasan G-30S pada tahun 1965 dan ditandai oleh upaya melaksanakan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Haluan penyelenggaraan pendidikan dikoreksi dari penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh Orde Lama yaitu dengan menetapkan pendidikan agama menjadi mata pelajaran dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Menurut Orde Baru, pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam sekolah dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumahtangga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan pada masa memungkinkan adanya penghayatan dan pengamalam Pancasila secara meluas di masyarakat, tidak hanya di dalam sekolah sebagai mata pelajaran di setiap jenjang pendidikan (ibid.: 434). Di samping itu, dikembangkan kebijakan link and match di bidang pendidikan. Konsep keterkaitan dan kepadanan ini dijadikan strategi operasional dalam meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan pasar. Inovasi-inovasi pendidikan juga dilakukan untuk mencapai sasaran pendidikan yang diinginkan. Sistem pendidikannya adalah sentralisasi dengan berpusat pada pemerintah pusat. Namun demikian, dalam dunia pendidikan pada masa ini masih memiliki beberapa kesenjangan. Buchori mengemukakan beberapa kesenjangan, yaitu (1) kesenjangan okupasional (antara pendidikan dan dunia kerja), (2) kesenjangan akademik (pengetahuan yang diperoleh di sekolah kurang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari), (3) kesenjangan kultural (pendidikan masih banyak menekankan pada pengetahuan klasik dan humaniora yang tidak bersumber dari kemajuan ilmu dan teknologi), dan (4) kesenjangan temporal (kesenjangan antara wawasan yang dimiliki dengan wawasan dunia terkini). Namun demikian keberhasilan pembangunan yang menonjol pada zaman ini adalah (1) kesadaran beragama dan kenagsaan meningkat dengan pesat, (2) persatuan dan kesatuan bangsa tetap terkendali, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga meningkat.
9.              Zaman ‘Reformasi’ Selama Orde Baru berlangsung, rezim yang berkuasa sangat leluasa melakukan hal-hal yang mereka inginkan tanpa ada yang berani melakukan pertentangan dan perlawanan, rezim ini juga memiliki motor politik yang sangat kuat yaitu partai Golkar yang merupakan partai terbesar saat itu. Hampir tidak ada kebebasan bagi masyarakat untuk melakukan sesuatu, termasuk kebebasan untuk berbicara dan menyaampaikan pendapatnya. Begitu Orde Baru jatuh pada tahun 1998 masyarakat merasa bebas bagaikan burung yang baru lepas dari sangkarnya yang telah membelenggunya selama bertahun-tahun. Masa Reformasi ini pada awalnya lebih banyak bersifat mengejar kebebasan tanpa program yang jelas. Sementara itu, ekonomi Indonesia semakin terpuruk, pengangguran bertambah banyak, demikian juga halnya dengan penduduk miskin. Korupsi semakin hebat dan semakin sulit diberantas. Namun demikian, dalam bidang pendidikan ada perubahan-perubahan dengan munculnya Undang-Undang Pendidikan yang baru dan mengubah system pendidikan sentralisasi menjadi desentralisasi, di samping itu kesejahteraan tenaga kependidikan perlahan-lahan meningkat. Hal ini memicu peningkatan kualitas profesional mereka. Instrumen-instrumen untuk mewujudkan desentralisasi pendidikan juga diupayakan, misalnya MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), Life Skills (Lima Ketrampilan Hidup), dan TQM (Total Quality Management).

C.    IMPLIKASI SEJARAH TERHADAP KONSEP PENDIDIKAN NASIONAL INDONESIA.
Masa lampau memperjelas pemahaman kita tentang masa kini. Sistem pendidikan yang kita miliki sekarang adalah hasil perkembangan pendidikan yang tumbuh dalam sejarah pengalaman bangsa kita pada masa yang telah lalu.[7] . Pembahasan tentang landasan sejarah di atas memberi implikasi konsep-konsep pendidikan sebagai berikut:
1.      Tujuan Pendidikan Pendidikan diharapkan bertujuan dan mampu mengembangkan berbagai macam potensi peserta didik serta mengembangkan kepribadian mereka secara lebih harmonis. Tujuan pendidikan juga diarahkan untuk mengembangkan aspek keagamaan, kemanusiaan, kemanusiaan, serta kemandirian peserta didik. Di samping itu, tujuan pendidikan harus diarahkan kepada hal-hal yang praktis dan memiliki nilai guna yang tinggi yang dapat diaplikasikan dalam dunia kerja nyata.
2.      Proses Pendidikan Proses pendidikan terutama proses belajar-mengajar dan materi pelajaran harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik, melaksanakan metode global untuk pelajaran bahasa, mengembangkan kemandirian dan kerjasama siswa dalam pembelajaran, mengembangkan pembelajaran lintas disiplin ilmu, demokratisasi dalam pendidikan, serta mengembangkan ilmu dan teknologi.
3.      Kebudayaan Nasional Pendidikan harus juga memajukan kebudayaan nasional. Emil Salim mengatakan bahwa kebudayaan nasional merupakan puncak-puncak budaya daerah dan menjadi identitas bangsa Indonesia agar tidak ditelan oleh budaya global.
4.      Inovasi-inovasi Pendidikan Inovasi-inovasi harus bersumber dari hasil-hasil penelitian pendidikan di Indonesia, bukan sekedar konsep-konsep dari dunia Barat sehingga diharapkan pada akhirnya membentuk konsep-konsep pendidikan yang bercirikan Indonesia.


BAB III
PENUTUP

A.        Kesimpulan
Dari rangkaian masa dalam sejarah yang menjadi landasan historis kependidikan di Indonesia, kita dapat menyimpulkan bahwa masa-masa tersebut memiliki wawasan yang tidak jauh berbeda satu dengan yang lain.
Mereka sama-sama menginginkan pendidikan bertujuan mengembangkan individu peserta didik, dalam arti memberi kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan potensi mereka secara alami dan seperti ada adanya, tidak perlu diarahkan untuk kepentingan kelompok tertentu. Sementara itu, pendidikan pada dasarnya hanya memberi bantuan dan layanan dengan menyiapkan segala sesuatunya. Sejarah juga menunjukkan betapa sulitnya perjuangan mengisi kemerdekaan dibandingkan dengan perjuangan mengusir penjajah.

B.        Saran
Pepatah Arab mengatakan ‍"الإنسان محل الخطاء و النسيان" yang berarti “Manusia adalah tempatnya salah dan lupa”. Begitu pula dengan penulisan makalah ini pastilah tak lekang dari berbagai kesalahan dan kekurangan, baik yang kami sengaja maupun yang tidak kami sengaja.
Maka dari itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekurangan yang ada dalam penulisan makalah ini. Sangat kami harapkan saran dan kritik yang membangun untuk kami dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga dengan berbagai kekurangan yang ada itu tidak mengurangi nilai-nilai dan dan manfaat bagi pembelajaran landasan kependidikan.





13
 

DAFTAR PUSTAKA


[1] ibid.: 125.
[2] Mudyahardja, 2008: 215
[3] ibid.: 221
[4] Mudyahardjo, 2008: 242
[5] Mudyahardjo, 2008: 245
[6] Nasution, 2008: 4-5
[7] Nasution, 2008: v

Our Blog

55 Cups
Average weekly coffee drank
9000 Lines
Average weekly lines of code
400 Customers
Average yearly happy clients

Our Team

Tim Malkovic
CEO
David Bell
Creative Designer
Eve Stinger
Sales Manager
Will Peters
Developer

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

adam mudinillah. Diberdayakan oleh Blogger.

تابع

زائر

BARU

BARU

SALJU

صوري

رسائل هاتفية مجانية وتكسب نقاط

mico0355Widget> Sumber: http://id.shvoong.com/internet-and-technologies/websites/2069063-cara-pasang-gadget-sms-gratis/#ixzz1ueREtT6R

Youk Kita Gabung dengan YM

Klik VSI Yusuf Mansur

Blogroll

EL-BANTANY IT SOLUTION (IT KONSULTAN-NETWORK-HOTSPOT-SERVICE KOMPUTER-SERVICE LAPTOP DAN NOTE BOOK-SERVICE PRINTER-PENYELAMATAN DATA-INSTALASI JARINGAN-RENTAL KOMPUTER-JASA PENGETIKAN)DAN MASIH BANYAK LAGI YANG LAIN DI JALAN SUDIRMAN NO 102 BATUSANGKAR-TANAH DATAR-SUMATERA BARAT (085379388533-085850374648-075271639)

مع بلدي

Blogger templates

Twitter

Iklan