TAUHID ILMU KALAM
A.
Tauhid ilmu kalam
1.
Pengertian Tauhid dan ilmu tauhid
Tauhid
adalah ketuhanan (mengetahui serta meyakinkan bahwa Allah SWT adalah Satu atau
Esa, tidak ada sekutu baginya, baik sifat, zat maupun perbuatan-perbuatan-Nya.
Ilmu
yang mempelajari tentang ketuhanan
2.
Penamaan ilmu tauhid dan nama lainnya
a.
Dinamakan dengan ilmu tauhid karena di dalam ilmu tauhid kita
mempelajari tentang pengesaan (توحيد ) Allah swt.
b.
Nama lain dari ilmu tauhid, yaitu:
1)
Kalam
Ruang
lingkup ilmu kalam atau substansi ilmu kalam yaitu hari akhir, syurga dan
neraka, sifat-sifat tuhan dan hal-hal yang ghaib.
Ilmu
tauhid dinamakan ilmu kalam karena:
a)
Ilmu Linguistik
Yaitu
karena kata-kata/ kalam tersebut yang tersusun dalam sebuah kalimat dan
mengadung arti.
b)
Ilmu Agama (islam)
(1)
Kalam Allah
Pada
abad 9-10 M pada pemerintahan Al-makmun masa abbassiyah ulama-ulama
memperdebatkan tentang kalam Allah :
1)
Qadim (tercipta/ dahulu) → tidak ada
ruang dan waktu
Contohnya:
waktu kita menepuk waktu
2)
Baharu (diciptakan) → ada
ruang dan waktu
Contohnya:
bayi yang baru lahir wujudnya dahulu baru suara tangisannya.
(2)
Kalam Manusia
Ulama
mutakallimin bersilat lidah untuk mempertahankan pendapatnya.
Al-Qur’an →
Teks mutlak tidak bisa dirobah sedangkan dugaannya relatif.
Ijtihad →
Pakai akal dan bersifat relatif
Sumber
pemikiran kalam :
(a)
Al-Qu’an
(b)
Hadits
(c)
|
(d)
Insting
2)
Ushuluddin
3)
Teologi islam
4)
Aqaid atau aqidah
3.
Sumber pemikiran kalam
Corak
berpikir aliran kalam, terdiri atas tiga yaitu:
a.
Rasional
Rasional
dalam pemikiran ala barat hanya hasil pemikiran atau akal atau logika manusia
tanpa adanya ketkaitan dengan wahyu.
Contohnya:
Luwid feurback tidak percaya kepada hal-hal yang ghaib atu ketuhanan karena
tidak dapat dilihat.
Rasional
dalam pemikiran ilmu kalam yaitu memaksimalkan peran akal namun tetap
mementingkan bimbingan wahyu.
b.
Tradisional
Orang
yang berpikir tradisional lebih mengedepankan peran wahyu dan minimal sekali
dalam bimbingan akal. Memahami sesuatu secara tekstual atau secara tertulis dan
juga orang yang memiliki corak pemikiran
seperti ini ada keinginan yang bedar tetapi usaha yang dilakukan kecil artnya
tidak sebanding antara usaha dan hasil yang akan didapatkan.
c.
Voluntarisme
Pemikiran
seperti ini berada pada posisi pemikiran rasional dan tradisional.
Proses
atau usaha yang dilakukan: usaha yang dilakukan oleh orang yang berpikiran
voluntarisme adalah rasional sedangkan hasil dari usahanya tradisional.
Dari
ketiga pemikiran diatas tidak satupun yang menyalahi atau melanggar
prinsip-prinsip Islam
Ayat
alquran terbagi atas dua
1)
Ayat muhkamat yaitu ayat-ayat yang sudah pasti atau qathi
Contoh:
ibadah, ahli waris
Ayat
ini dala alquran sebanyak 10 %
2)
Ayat mutasyabihat yaitu ayat yang ditafsirkan dengan berbagai
penafsiran.
Ayat
ini dalam alquran sebanyak 90 %.
Mamfaat
mempelajari ilmu kalam
1)
Membantu umat islam memahami agama Islam sebagai rahmatanlil’alamiin
2)
Membantu seseorang untuk berpikir rasional
Contohnya
penyimpangan-penyimpangan akidah seperti ahmadiyah yang terbagi menjadi 2
yaitu: qodyan (sesat) dan lahore
B.
Tauhid /ilmu kalam
1.
Kerangka berfikir aliran Kalam (Theosentris dan Antroposentris).
a.
Antroposentris/ Rasional
Ciri-cirinya:
1)
Akal dan wahyu : Mujazi/ Substansi/ Kontekstual
2)
Kebebasan manusia : manusia menenukan nasibnya sendiri
3)
Keadilan tuhan/ sunnatullah : Manusia yang berbuat baik pasti
masuki surga.
b.
Theosentris/ Tradisional
Ciri-cirinya:
1)
Akal dan wahyu : Lafzi/ Tekstual
2)
Kebebasan manusia : Tuhan yang mengendalikan semua, manusia hanya
sebagai alat saja.
3)
Keadilan tuhan/ kausalitas : manusia yang berbuat baik biasanya (عادة) masuk surga.
Hadits nabi:
“akan ada 73 golongan dan yang paling benar hanya satu”.
Maksudnya :
hadits hasan, makna hadits ini bukan satu golongan yang sudah instansi/
berlembaga. Yang satu golongan adalah yang berdasarkan Al-Qur’an dan
Hadits.
2.
Klasifikasi Muwahhid
a.
Tahu ( بَيَانِى ) : Awam
1)
Mengharapkan pahala (surga)
2)
Tidak berilmu dalam menjalankan ibadah.
b.
Kenal ( بُرْهَانِى
) : Filosof/ Ilmuan
1)
Masih mengharapkan pahala
2)
Sudah berilmu dalam menjalankan ibadah
c.
Insaf ( عِرْفَانِى
) : Tasawuf/ Sufi
1)
Mengharapkan Ridha (terserah kehendak) Allah.
2)
Berilmu dalam menjalankan ibadah.
C.
Sejarah Pertumbuhan Ilmu Tauhid
·
Pengetahuan (knowledge) →
sebuah informasi yang belum terukur secara ilmiah
·
Ilmu (science) → sebuah
informasi yang sudah terukur secara ilmiah contohnya: ilmu tauhid.
Ilmu
diukur secara ilmiah dilakukan dengan dua cara:
·
Verifikasi (Fayraband) : umum – khusus
Contohnya
: secara umum anak matematika bagus ibadahnya, walaupun ada dua orang yang
tidak bagus.
·
Falsifikasi (Karlpopper) : khusus – umum
Contohnya
: tidak bisa dikatakan anak matematika bagus ibadahnya jika 1 orang saja tidak
bagus ibadahnya.
1.
Fase Rasulullah SAW / khulafaurrasyidin
a.
Masa Rasulullah SAW
Ilmu
tauhid belum ada rumusannya secara sistematis, karena disibukkan untuk merekrut
orang masuk Islam.
b.
Masa Khulafaurrasyidin
Rumusan ilmu tauhid juga belum ada karena :
1)
Abu Bakar Ash-sidiq →
Pengembalian orang-orang murtad
2)
Umar bin Khatab → Perluasan wilayah
3)
Usman bin Affan → Persoalan
Internal (koruptor)
4)
Ali bin Abi Thalib → Perebutan kekuasaan
2.
Fase Umayyah / Abbsyiah dan akhirnya
a.
Fase Umayyah
Tauhid
masih Draft Blue (kerangka) saja
disebabkan karena sibuk dengan perluasan wilayah ke Eropa
b.
Fase Abbasyiah
Ilmu
tauhid tersusun dengan baik, pada masa Harun Al-Rasyid dilakukan penerjemahan
ilmu pengetahuan dari buku-buku filosof yunani kedalam bahasa arab sehingga
adanya Baitul Hikmah sebagai pusat ilmu pengetahuan.
c.
Fase Modrn
a.
Kajian ilmu kalam klasik (7-18 M)
→ illahiyat /
metafisika / melanbet , contohnya ; surga, neraka, dsb.
b.
Banyak pertentangan antar aliran yang memperdebatkan agama,
contohnya : mengkafirkan orang islam
c.
18 M sampai sekarang
Muhammad
Abduh dan Rasyid Ridha mengatakan kajian ilmu kalam harus membumi dan empirik
sosial.
D.
Ruang Lingkup Pembahasan Ilmu Tauhid
1.
Ma’rifatul Mabda’
→
Berhubungan dengan sifat / zat Allah dan permulaan untuk mengenal Tuhan untuk
membuktikan keberadaan / Eksitensi Tuhan:
a.
Dalil Ontologis
→ Hakikat (
contoh: hakikat alam)
Aristoteles:
alam bergerak pasti ada yang menggerakkan, dan yang menggerakkan pasti tidak
digerakkan. Al-Farabi menyimpulkan sesuatu yang tidak bergerak itu adalah Allah
(اللّه).
b.
Dalil Kausalitas / Kosmologis: sebab-akibat
Alam
diciptakan tuhan pasti ada sebabnya (sunnatullah), contohnya: telur ayam
melahirka ayam, rumah yang kokoh tidak akan roboh.
c.
Dalil Teleologis (kerapian / keterpolak-an)
Contohnya:
ada wanita / ada pria, ada siang / ada malam. Ather adalah masalah millieu
(lingkungan) : keluarganya, bacaannya, dan pendidikannya.
2.
Ma’rifatul Wasithah
Utusan-utusan
Allah : Malaikat, Nabi/Rasul, Kitab
1.
Al- mukminun (12-14) : penciptaan jasmani manusia
Pakai
نَا
(kami) :
-
Ketika penciptaan nabi Adam Tuhan melibatkan malaikat untuk
pengambilan tanah.
-
Tuhan mengajarkan kepada umatnya untuk bekerja sama.
2.
Al- Hijr (129) : penciptaan rohani manusia.
Pakai
saya karena:
-
Hak Tuhan
-
Manusia tidak akan bisa meniupkan ruh.
3.
Ma’rifatul Ma’ad
Berhubungan
dengan hari kiamat.
E.
Pembagian Tauhid
1.
Tauhid Uluhiyah
→
Hanya satu-satunya Tuhan yang wajib disembah dan layak sembah .
Tuhan Kristen →
“Bapa” (Inmateri / tidak tampak) : dilangit
→
Yesus Kristus (lebih populer) : dalam Islam Nabi Muhammad SAW.
Tuhan Hindu →
Hiyangwidhi,
Tuhan Yahudi → Yahweh
Tujuannya Tauhid Uluhiyah agar terhindar dari syirik kecil.
2.
Tauhid Rububiyah
→Meyakini
tuhan maha pengatur dan maha pencipta alam.
Tuhan dalam mengatur alam, ada 2 pendapat:
a.
Menurut orang Transendent →
Agamawan (Barat)
Setelah
menciptakan alam Tuhan tidak mengurusinya lagi Tuhan hanya diam di Arasy dan
tidak ada kerjaannya.
contohnya:
Tukang
jam →
sudah diatur cara kerjanya
orang
Transendent → tidak mengakui adanya mu’jizat (kejadian
diluar kebiasaan).
Transendent
→
Mengakui sunnatullah dan mempercayai syaitan
dan
jin.
Kejadian
Ibrahim :
-
Menurut Al-Ghazali → Api tidak lagi
sifatnya membakar
→
sunnatullah itu kebiasaan
-
Menurut Ibnu Rusy→ Api
sunnatullahnya masih membakar tapi nabi Ibrahim diberi kekuatan oleh Allah
b.
Menurut orang Imanent →
Islam
Setelah
Tuhan menciptakan alam Tuhan masih mengurusnya.
contohnya : tukang kebun
orang
imanent ini masih mengakui adanya mu’jizat.
3.
Tauhid Asmaul Sifah
→
Meyakini Tuhan mempunyai sifat yang
tidak boleh dipahami secara negatif
“jangan pernah katakan tuhan tidak adil”
→
Meyakini Tuhan mempunyai sifat Maha Baik. Tauhid sosial sesuai dengan Tauhid
Ulluhiyah.
F.
Tauhidullah (لَااِلَهَ
الَّاالله)
Fungsi kalimat Tauhidullah
adalah selalu membantu tidak terjebak kedalam kesyirikan.
1.
Ma’rifatullah → Mengenal Allah
Tingkat
mengenal Allah:
a.
Bayani → Orang mengenal
Allah dimiliki oleh orang awam/ orang biasa dan pengetahuan Agamanya masih
standar.
b.
Burhani → Orang yang
mengenal Allah sudah berilmu, sudah lebih dari orang awam dan lebih luas
pengetahuannya tentang Tuhan.
c.
‘Irfani → orang yang mengenal Allah sudah pada tingkatan atau level
sufi (tasawuf) contohnya: jika manusia rohaninya sudah bersih, maka rohaninya
akan bersatu dengan rohaninya akan bersatu dengan rohani Tuhan. Sufi → خواص
manusia
→
hayyatunnatik (hewan yang berfikir)
Allah
Manusia
-
Bersatunya النسوت
Allah dengan الهوت
manusia yang dinamakan panteisme (wihdatul wujud)
-
Jodoh dan rizki → sudah ada
potensi dari zaman azali, tergantung usahanya.
2.
Muraqabah→ Sikap Mawas
diri
→
sikap mawas diri dalam ibadah dan merasa tenang , manusia menjunjung tinggi
sikap diawasi Allah, mawas diri ini bukan / tidak merasa dihantu-hantui.
G.
Syahadatain
اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلاَّ الله وَاَشْهَدُ اَن مُحَمَّدُ الرَّسُولُ الله
Syahadat
rasul Syahadat
Tauhid(mengesakan Allah)
Ikrar
Sumpah
Janji
1.
Syahadat Tauhid:
a.
Penesaan Allah
b.
Bersaksi bahwa kita mempunyai unsur rohani : الله suci
QS.
Al-Hijr:
#sÎ*sù
¼çmçF÷§qy
àM÷xÿtRur
ÏmÏù
`ÏB
ÓÇrr
(#qãès)sù
¼çms9
tûïÏÉf»y
ÇËÒÈ
Artinya:
“Maka
apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya
ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud”.
2.
Syahadat Rasul:
a.
Disandarkan pada nabi Muhammad SAW
b.
Manusia mempunyai unsur jasmani: مُحَمَّدُ
Mengungkap rahasia-rahasia
Allah:
1)
Menjaga
jasmani berupa hawa nafsu, hawa nafsu ini ada yang posotif dan negatifnya
itulah yang perlu dijaga.
2)
Memberi
makan rohani
·
Makna
Syahadat:
Membersihkan rohani dan
memaksimalkan potensi jasmani untuk menyingkap rahasia Allah.
·
Iblis
taat pada Allah hanya sebatas sebelum disuruh sujud pada Adam.
Perjanjian Tuhan dengan
Iblis:
-
Umurn
panjang
-
Kekuatan
ghaib yang bisa menggoda manusia.
0 komentar:
Posting Komentar