ANALISIS METODE
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB PADA MADRASAH TSANAWIYAH PONDOK PESANTREN THAWALIB
TANJUNG LIMAU-SIMABUR KEC. PARIANGAN KAB. TANAH DATAR
ADAM MUDINILLAH
Abstrak
Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan metode yang dipergunakan dan hambatan-hambatan
yang dihadapi guru bidang studi bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Pondok
Pesantren Thawalib Tanjung Limau - Simabur Kec. Pariangan Kab. Tanah Datar.
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian Kualitatif karena bersifat deksriptif untuk mengelola data,
baik dari hasil observasi dan wawancara sehingga mendapatkan diskripsi yang
jelas tentang setiap peristiwa, aktivitas kerja, konsep-konsep kerja maupun
hal-hal lain yang terkait dengan metode pembelajaran apa yang dipergunakan guru
Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Thawalib Tanjung Limau - Simabur Kec.
Pariangan Kab. Tanah Datar. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,
ternyata metode pembelajaran Bahasa Arab yang dipergunakan guru bidang studinya
adalah metode qira’ah, metode terjemah, metode menghafal, metode insya’/mengarang,
dan metode imla’. Dari lima metode pembelajaran bahasa Arab yang dipergunakan
guru bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Thawalib Tanjung Limau
- Simabur Kec. Pariangan Kab. Tanah Datar berjalan dengan baik, sekalipun masih
memerlukan penyempurnaan karena terdapat beberapa hambatan yang dihadapi baik
guru bidang studi ataupun siswa seperti kurangnya perbendaharaan kata,
kurangnya peran aktif orang tua, serta minimalnya sarana dan prasarana
penunjang.
Bahasa Arab mengalami
kemajuan sejalan dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman sebagai mana
berkembangnya bahasa Arab di dunia sampai saat ini. Bahkan bahasa Arab
mempunyai perhatian khusus dari para pakar yaitu ingin memasyarakatkan dan
membudayakan bahasa Arab sebagai bahasa bertaraf internasional, oleh karenanya
pemerintah menjadikan program pengajaran bahasa Arab sebagai mata pelajaran
yang penting di lembaga pendidikan yang berciri khas agama Islam maupun
pendidikan umum lainnya (masuk kurikulum pendidikan) termasuk Madrasah
Tsanawiyah Pondok Pesantren Thawalib Tanjung Limau - Simabur Kec. Pariangan Kab.
Tanah Datar.
Metode pengajaran
merupakan faktor pendukung keberhasilan dalam pengajaran bahasa Arab. Berkenaan
dengan itu, dalam memilih metode yang dipertimbangkan yaitu tujuan yang ingin
dicapai atas materi
yang disampaikan oleh pengajar. Ketepatan
atau tujuan yang akan dicapai dengan metode yang digunakan akan membawa
pada keberhasilan para siswa untuk memahami bahasa Arab dengan baik dan benar.
Madrasah Tsanawiyah
Pondok Pesantren Thawalib Tanjung Limau - Simabur Kec. Pariangan Kab. Tanah
Datar ini memiliki permasalahan dalam pengajaran pada bidang studi bahasa Arab.
Hal ini disebabkan karena adanya siswa lulusan Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang
menjadi siswa Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Thawalib Tanjung Limau -
Simabur Kec. Pariangan Kab. Tanah Datar yang disatukan dalam satu kelas dengan
lulusan Madrasah Ibtidaiyah (MI), padahal kemampuan siswa dalam menyerap
pelajaran bahasa Arab berbeda-beda. Untuk itulah seorang guru harus benar-benar
dapat memilih dan menentukan metode pengajaran bahasa Arab yang tepat dan cocok
diterapkan dalam proses belajar mengajar di Madrasah Tsanawiyah Pondok
Pesantren Thawalib Tanjung Limau - Simabur Kec. Pariangan Kab. Tanah Datar, hal ini disebabkan materi pelajaran yang
disampaikan pada siswa tanpa memperhatikan pemakaian metode pembelajaran justru
akan mempersulit bagi guru dalam pencapaian tujuan yang maksimal dan tingkat
pemahaman siswa pun akan menurun.
Berdasarkan masalah
yang dijelaskan di atas, maka masalah pokok yang hendak dijawab dalam hal ini
dirumuskan dalam pertanyaan berikut:
1. Metode
apa yang dipergunakan oleh guru bidang studi bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah
Pondok Pesantren Thawalib Tanjung Limau - Simabur Kec. Pariangan Kab. Tanah
Datar dalam pembelajaran bahasa Arab?
2. Hambatan-hambatan
apa yang dihadapi Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Thawalib Tanjung Limau -
Simabur Kec. Pariangan Kab. Tanah Datar dalam pembelajaran bahasa Arab?
- Metode
Pembelajaran Bahasa Menurut Para Ahli
Dalam
meningkatkan mutu pembelajaran bahasa
Arab para siswa MTs haruslah mempersiapkan diri dalam menjalani dan menerima
metode apa yang digunakan oleh setiap guru. Metode pembelajaran bahasa Arab
banyak ragamnya, baik yang bersifat tradisional maupun yang bersifat modern.
Keberhasilan pembelajaran bahasa Arab juga tergantung bagaimana guru memilih
metode yang tepat dalam pengajarannya. Mungkin saja guru perlu melakukan
perubahan atau pergantian metode dalam proses belajar mengajar sejalan dengan
perubahan sikap dan minat siswa terhadap materi yang disampaikan, sabab metode
mempunyai kedudukan yang sangat penting untuk mencapai sebuah tujuan yang
maksimal dalam pembelajaran bahasa Arab.
Effendy (2004:
6) mengenai metode pembelajaran bahwa, “Metode merupakan rencana menyeluruh
penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan.
Metode dianggap sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan atau materi
pelajaran kepada siswa dan dianggap lebih signifikan dari aspek materi
sendiri”. Sehingga bisa dikatakan bahwa metode berfungsi sebagai suatu jalan yang
dilalui untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif. Jika demikan
halnya, maka metode itu harus ada pada setiap proses belajar mengajar yang
dilakukan oleh seorang guru atau tenaga pengajar.
Berdasarkan dari konsep di atas
tentang metode pengajaran, maka keberadaan sebuah metode dalam proses belajar
mengajar sangat penting. Menurut Yunus (1984) bahwa, “metode itu lebih penting
dari materi”. Pernyataan ini perlu direnungi bahwa penguasaan materi ilmu
merupakan suatu jaminan kemampuan bagi seseorang guru untuk mengajarkan ilmu
tersebut kepada siswa.
Keunggulan suatu
metode dalam pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Usman (2002), bahwa setidaknya ada lima faktor yang harus
dipertimbangkan sebelum seorang pendidik (guru)menetapkan suatu metode yang
akan digunakannya dalam proses belajar mengajar:
a. Pertama,
tujuan. Setiap topik pembahasan memiliki tujuan secara rinci dan spesifik
sehingga dapat dipilih metode yang tepat, yang sesuai dengan pembahasan
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
b. Kedua, karakteritik siswa.
Adanya karakteristik siswa baik sosial, kecerdasan, watak dan lainnya harus
menjadi pertimbangan tenaga pengajar dalam memilih metode yang terbaik
digunakan.
c. Ketiga, situasi dan kondisi (setting). Tingkat
lembaga pendidikan, geografis, dan sosiokultural juga harus menjadi
pertimbangan seorang tenaga pengajar dalam menetapkan metode yang akan
digunakannya.
d. Keempat, perbedaan pribadi dan
kemampuan guru. Seorang tenaga pengajar yang telah terlatih bicara disertai
dengan gaya, mimik, gerak, irama, dan tekanan suara akan lebih berhasil jika
memakai metode ceramah dibanding tenaga pengajar yang kurang mempunyai
kemampuan tersebut.
e. Kelima, sarana
dan prasarana. Ketersediaan sarana dan prasarana yang berbeda antara satu
lembaga pendidikan dengan lainnya, harus menjadi pertimbangan seorang tenaga
pengajar dalam memilih metode yang akan digunakannya”.
Selain
metode pengajaran di atas. Mujib
(2010: 101-104) berpendapat bahwa metode belajar bahasa Arab berbasis Al-Qur’an
sangat membantu siswa dalam mencerna pelajaran bahasa Arab dengan baik, sebab
metode pembelajaran bahasa Arab ini menekankan bahwa pentingnya memahami bahasa
Arab dalam proses belajar mengajar dengan alat bantu Al-Qur’an. Caranya adalah
dengan membahas masalah kebahasaan secara toeritik-praktis dengan menjadikan
Al-Qur’an sebagai dasarnya.
a.
Metode
Amtsal (perumpamaan)
Yang dimaksud
dengan metode Amtsal adalah mengumpamakan sesuatu yang abstrak dengan
hal yang lain yang lebih konkrit untuk mencapai tujuan dan atau mengambil
manfaat dari perumpamaan tersebut. Atau menampilkan makna yang hidup di dalam
pikiran dengan cara menyerupakan sesuatu yang gaib dengan yang hadir.
b. Metode Pelajaran Nasihat (Ibrah Mau’izah)
Metode Mau’izah
adalah suatu cara penyampaian materi pelajaran melalui tutur kata yang
berisi nasihat dan peringatan tentang baik buruknya sesuatu. Metode Ibrah
mempunyai tujuan menumbuhkan perasaan tauhid, mengantar pendengar pada suatu keputusan berpikir, mengarahkan dan mendidik
perasaan ketuhanan, mengokohkan akidah.
b.
Metode
kisah Al-Qur’an
Al-Qur’an
sebagai rujukan utama manusia dalam memuat hukum dan ajaran-ajaran tertentu,
juga memuat cerita kejadian masa lalu, peristiwa yang terjadi dan dilewati
umat-umat terdahulu, sejarah bangsa-bangsa, golongan suku, ras dan peninggalan
jejak serta artefak-artefaknya.
c.
Metode
Uswatun Hasanah
Metode ini
menjadi unsur yang memegang peranan penting dalam keberhasilan suatu
pendidikan. Allah menjadikan suri teladan pada diri Nabi Muhammad saw. Agar ummatnya meniru sesuai dengan
kemampuanya. Jika siswa mempunyai guru sebagai sosok yang patut diteladani,
maka menjadi sebuah kewajiban seorang guru untuk melakukan hal-hal yang terpuji
supaya siswanya mampu meniru sosok yang mereka teladani.
d.
Metode
Berfikir Reflektif
Metode ini
mengkaji pengalaman batiniah, pengalaman hidup di balik teks dan pengalaman
yang lahir darinya sehingga dapat ditakwilkan dengan merekonstruksi pengalaman
yang sama dan memahami teks dengan berangkat dari pengalaman itu. Memandang
secara padu segala sesuatu, dalam potensi teoritis praktis manusia (bahasa,
pemikiran, perkataan, perbuatan, penalaran dan intuisi, subjektivitas dan
objektivitas serta keakuan dan keoranglainan).
- Pengertian
Bahasa Arab
Al-Ghalayini memberi definisi bahasa Arab sebagai
berikut:
اَللُّغَةُ
الْعَرَبِيَةُ هِيَ الْكَلِمَاتُ الَّتِي يَعْبِرُ بِهَا الْعَرَبِ عَنْ
اَعْرَاضِهِمْ.
Artinya :“Bahasa Arab adalah ungkapan yang dipergunakan oleh bangsa Arab untuk
menyatakan maksud dan tujuan mereka” (Mustafa Al-Ghalayini,
1978).
Berkaitan dengan pengertian di atas bahwa,
pengajaran bahasa Arab adalah suatu proses belajar mengajar yang berfungsi
membimbing mendorong, mengembangkan dan membina kemampuan bahasa Arab, baik
aktif maupun pasif serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab dalam
hal ini bahasa Arab Fusha.
- Problematika
Pembelajaran Bahasa Arab
Problematika pengajaran bahasa Arab sebagai bahasa
asing memang tidak sedikit mulai persoalan linguistik (ilmu bahasa) sampai
persoalan non linguistik.
a. Faktor Linguistik.
Menurut Syakur
(2010: 69-70) Permasalahan linguistik merupakan kesulitan yang dihadapi siswa
ketika mempelajari unsur-unsur bahasa tujuan. Kesulitan itu muncul karena apa yang terdapat pada bahasa kedua agak
berbeda dengan apa yang ada pada bahasa pertamanya, baik pada tataran bunyi, kata, struktur, arti, dan
tulisan.
b. Faktor Non Linguistik.
Diantara persoalan Non Linguistik yang sangat
penting dan perlu diungkapkan adalah yang bersifat politis, psikologis,
metodologis, kesemuanya akan dibahas sebagai berikut:
1. Posisi
marjinal bahasa Arab
2. Rendahnya
motivasi dan minat terhadap bahasa Arab
3. Permasalahan
metodologis
- Alternatif
Pemecahan Problematika Pengajaran Bahasa Arab
Berdasarkan
faktor yang menimbulkan problematika dalam pengajaran bahasa Arab yang telah
dipaparkan sebulumnya, maka bahasa Arab dengan sendirinya termasuk ke dalam
salah satu bahasa yang sulit dipelajari dan dipahami maksudnya. Di samping itu
juga bahasa Arab memiliki kekayaan dalam arti atau kekayaan lafadz,
kadang-kadang satu lafadz mempunyai banyak arti, hal semacam ini menimbulkan
kesukaran dalam mempelajari bahasa Arab. Sehingga pelajaran bahasa Arab
tersebut belum mendapatkan hasil yang optimal.
Adapun
alternatif pemecahan dalam mengatasi problematika tersebut adalah sebagai
berikut:
- Faktor
Linguistik.
Untuk mengatasi
kesulitan yang timbul karena perbedaan antara bahasa Arab dengan bahasa
sehari-hari dalam sistem bunyi, perubahan bentuk kata yang bersifat sima’I
(iriguler) struktur kalimat (I’rab) dan kosakata yang telah diuraikan di
atas. Uno Hamzah (2007 : 94) menggolongkan beberapa poin yaitu:
1. Pertama. Perlu
metode yang memberi perhatian yang besar pada latihan-latihan pola kalimat/kata
secara intersif,
2. Kedua,
Untuk mengatasi kesulitan yang menyangkut I’rab (struktur kalimat) hendaknya
guru melatih mematikan huruf-huruf akhir kalimat.
3. Ketiga,
Perlu penyederhanaan terutama dari segi nahwiyah yang selama ini
mengesankan terlalu rumit.
4. Keempat, Guru memberikan Nahwu/Qawaid
secara beransur-ansur atau secara insidentil.
5. Kelima,
Perlu mempunyai penilaian tentang kosa kata yang tinggi frekuensinya yang
terdapat dalam buku-buku agama.
6. Keenam, Memilih
faktor kalimat Arab yang banyak dipakai (kalimat al-musta’malah).
- Faktor
Non Linguistik.
Untuk mengatasi faktor ini sebaiknya
guru membimbing siswa kearah pengenalan dan pengamalan di mana kegiatan belajar
itu dapat berlangsung, memberikan kepada siswa itu kekuatan dan aktivitas serta
memberikan kepadanya kewaspadaan yang memadai.
Demikian dari beberapa langkah-langkah
alternatif pemecahan problematika pengajaran bahasa Arab, langkah-langkah
tersebut dapat membantu dan menguntungkan dalam pelaksanaan pengajaran bahasa
Arab di MTs DDI Kaballangan.
- Desain
Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan
kualitatif. Maka dari itu penulis mengkaji setiap aktifitas kerja,
konsep-konsep kerja maupun hal-hal lain yang berhubungan dengan pendekatan
pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Thawalib
Tanjung Limau - Simabur Kec. Pariangan Kab. Tanah Datar yang akan diteliti dan
dideskripsikan dengan secara mendetail
Penelitian yang menggunakan latar belakang alamiah,
dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan
melibatkan metode yang ada. Melihat hal tersebut, maka peneliti menggunakan
pendekatan kualitatif sebagai metode
penelitian ini dengan harapan akan mendapatkan deskripsi yang jelas sesuai
dengan fakta yang ada dan bukan rekaan semata.
- Sekilas
Sejarah Pondok Pesantren Thawalib Tanjung Limau - Simabur Kec. Pariangan
Pondok Pesantren Thawalib
Tanjung Limau - Simabur Kec. Pariangan Kab. Tanah Datar, merupakan lembaga
pendidikan formal/sekolah yang didirikan oleh Syekh H. Mukhtar Ya’qub sekarang
dipimpin oleh H. Jhony Efendi, Lc. MA (dari tahun 2010 –
sekarang). Pondok Pesantren Thawalib Tanjung Limau - Simabur Kec. Pariangan
Kab. Tanah Datar adalah salah satu lembaga Pendidikan Agama tertua di Minangkabau
Khususnya Kabupaten Tanah Datar secara
geografis Tanjung Limau termasuk kenagarian Simabur Kecamatan Pariangan
Kabupaten Tanah Datar terdiri dari dataran seluas 139 ha yang terletak
11,5 Km dari ibu kota Kabupaten dan 1,5 Km dari
ibu kota Kecamatan. Sebelah utara berbatasan dengan Jorong Simabur
dan Jorong Koto Tuo, sebelah selatan berbatasan dengan Jorong Batu Basa,
sebelah timur dengan Kenagarian Tabek dan sebelah barat dengan Koto Baru.
Cikal bakal berdirinya Pondok
Pesantren Thawalib Tanjung Limau (awalnya bernama Madrasah Thawalib) adalah
dari pengajian halaqah yang dipimpin oleh Syekh Sulaiman Al Mufassir Al masyhur yang
dilakukan di “Surau Gadang” Tanjung Limau sebagai sarana belajar mengaji bagi
generasi muda dan masyarakat Tanjung Limau, dimana murid laki-laki dipisahkan
dengan murid perempuan.
Guru yang mula-mula mengajar di surau ini adalah Syekh
Sulaiman Al Mufassir Al masyhur, sehingga tanjung Limau dikenal orang
sebagai tempat mengaji Tafasia (Tafsir).
Setelah Syekh Sulaiman Al Mufassir Al masyhur wafat,
pengajian di surau Gadang dilanjutkan oleh cucunya, H. Mukhtar
Ya’qub dalam usia ± 18 tahun ketika beliau masih dalam masa menuntut
ilmu di Thawalib Padang Panjang.
Setelah menamatkan pendidikannya di Perguruan Thawalib
Padang Panjang tahun 1921 M, Pada awalnya H. Mukhtar Ya’qub (lahir tahun 1901
M) ingin merantau ke Palembang guna mengembangkan ilmu yang telah beliau pelajari,
namun masyarakat Tanjung Limau juga berharap kepadanya untuk mengajar di Surau
Gadang, Akhirnya H. Mukhtar membatalkan rencana semula dan menerima amanah yang
diberikan masyarakat kepadanya.
Berbekal ilmu yang didapatkan di Perguruan Thawalib Padang
Panjang, H. Mukhtar berinisiatif untuk mendirikan sebuah madrasah. guna
mengembangkan sistem pendidikan halaqah yang diajarkan di surau gadang menjadi
sistem klasikal
Setelah diadakan musyawarah, pada tahun 1923 M, inisiatif
tersebut disambut baik oleh sebagian masyarakat, pada awalnya dapat
didirikan sebuah bangunan dari bambu terdiri dari 4 lokal berlokasi
diatas tanah wakaf Labai Sutan dan Datuk Tan Majolelo. Semua biaya bangunan
berasal dari sumbangan masyarakat Tanjung Limau dan sekitarnya, baik materil,
non materil, maupun tenaga.
Setelah bangunan tersebut dapat dimanfaatkan, sistem
pendidikanpun berobah dari sistem Halaqah menjadi sistem klasikal dengan bidang
studi pengertahuan agama saja dan Bahasa Arab. Sistem pendidikan yang
dikelola oleh H. Mukhtar Ya’qub dan dibantu oleh Angku Sago dari
Sungayang serta oleh murid yang tingkatan kelasnya lebih tinggi.
Eksistensi Pondok
Pesantren Thawalib Tanjung Limau - Simabur Kec. Pariangan Kab. Tanah Datar sebagai lembaga Pendidikan
formal/sekolah membina 4 jenjang
pendidikan, yaitu Pendidikan Taman Kanak-kanak atau Raudatul Atfal (RA), Pendidikan
Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah
(MA).
E.
Metode
yang dipergunakan di Pondok Pesantren Thawalib Tanjung Limau - Simabur Kec.
Pariangan Kab. Tanah Datar dalam pengajaran Bahasa Arab
Dalam pelaksanaan pengajaran bahasa Arab di Madrasah
Tsanawiyah Pondok Pesantren Thawalib Tanjung Limau - Simabur Kec. Pariangan
Kab. Tanah Datar dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaanya guru cenderung
menggunakan metode yang disebut dengan metode gramatika yang didasarkan atas
dasar penggunaan kaidah-kaidah tata bahasa. Dengan kata lain, menitik beratkan
pada struktur kalimat, metode terjemahan, metode qira’ah, metode menghafal yang
diwajibkan seluruh siswa menghafal 5 kosa kata setiap memulai pembelajaran, hal
ini bertujuan untuk memperbanyak perbendaharaan kosa kata siswa, dan metode
campuran.
Menurut keterangan Ustadzah Ezawati.S.Ag
tentang metode yang digunakan dalam pengajaran bahasa Arab di Madrasah
Tsanawiyah Pondok Pesantren Thawalib Tanjung Limau - Simabur Kec. Pariangan
Kab. Tanah Datar adalah sebagai berikut :
1. Metode Qira’ah
Dimana seorang guru sebelum memulai pelajaran dalam
mengajar. Terlebih dahulu memberikan pengenalan dulu kepada siswa cara membaca
yang tepat. Sehingga siswa akan mampu nantinya membaca kata perkata dengan
tepat dan fasih. Serta untuk melatih kefokalan anak didik dalam membaca.
2. Metode Terjemah
Dimana seorang pengajar lebih dulu
mengajarkan atau menterjemahkan bahasa tersebut kata perkata. Sehingga siswa
akan mengerti dan memahami arti dari bahasa tersebut dan mudah untuk dihafal
serta dimuhadasahkan.
3. Metode Menghafal
Seorang guru mengharuskan kepada siswa untuk
menghafal mupradat sebanyak-banyaknya sehingga dengan banyaknya mufradat yang
dihafal akan memudahkan dan melancarkan siswa dalam bercakap-cakap dengan
menggunakan bahasa Arab.
4. Mengarang/Insya’
Metode insya’/mengarang adalah
metode yang memberikan pemahaman terhadap siswa tentang cara-cara membuat
kalimat bahasa Arab dengan memperhatikan kaidah qawaid yang benar, sehingga
siswa mampu membuat kalimat bahasa Arab dengan baik dan benar. Metode ini
bertujuan untuk melatih sejauh mana seorang siswa sudah mampu menulis serta
mengarang dengan menggunakan bahasa Arab. Serta mengalami kemampuan siswa dalam
menguasai qawaid. Baik susunan kalimatnya atau sambungan tulisannya.
5. Metode Imla’
Dimana metode ini guru sekedar membacakan atau
mendektekan. Baik itu cerita maupun kalimat yang menggunakan Bahasa Arab. Memulaikan
mencatat apa yang mereka dengar. Sehingga dengan demikian siswa akan terlatih
untuk mampu dalam pendengaran dan penulisan.
Menurut Baso (2004) dalam jurnalnya yang berjudul
(penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran bahasa Arab) bahwa metode
pembelajaran konvensional beberapa waktu lalu sering digunakan oleh tenaga
pengajar bahasa Arab, namun saat ini berubah menjadi metode ICT (Information
and Communication Technology) yang mengedepankan penggunaan pembelajaran
digital. Dulu para guru menggunaka paper, sekarang guru sudah menggunakan
paperless, penerapan metode pembelajaran sebelumnya guru sebagai sumber ilmu
kepada siswa, sekarang sumber ilmu bukan lagi hanya guru, akan tetapi media
seperti dunia maya (internet), CD-rom dan teknologi lainnya bisa menjadi sumber
ilmu para siswa, bahkan sebagaian diantara guru menjadi pembelajar yang aktif
pada media tertentu.
- Hambatan-hambatan
yang dihadapi Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Thawalib Tanjung Limau
- Simabur Kec. Pariangan Kab. Tanah Datar dalam pengajaran bahasa Arab dan
solusinya
- Hambatan
Ustadzah Ezawati.S.Ag
selaku guru bidang studi bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren
Thawalib Tanjung Limau - Simabur Kec. Pariangan Kab. Tanah Datar menyatakan
bahwa: yang menjadi hambatan dalam mengajarkan Bahasa Arab adalah
kurangnya minat siswa terhadap pelajaran bahasa Arab dan disebabkan dari latar
belakang Sekolah Dasar yang sebelumnya belum sama sekali belum belajar Bahasa
Arab, sehingga kurangnya perbendaharaan kata (mufradat) yang dimiliki siswa,
dan belum mengetahui kaedah-kaedah (tata bahasa) hingga terdapat perbedaan
tingkat pemahaman antara siswa, tidak ada yang menunjang pemahamannya terhadap
pelajaran Bahasa Arab.
Menurut Pimpinan Pondok Ustadz H.
Jhony Efendi. Lc. MA menyatakan bahwa
hambatan dalam pengajaran bidang studi bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Thawalib
Tanjung Limau - Simabur Kec. Pariangan Kab. Tanah Datar adalah disebabkan karena belum adanya tugas
khusus para siswa untuk diwajibkan berbahasa Arab diwaktu tertentu (hari
bahasa) agar terciptanya lingkungan bahasa, belum adanya fasilitas pengajaran
bahasa praga (media) dalam pengajaran Bahasa Arab yang memadai antara lain alat
peraga komputer / laptop dalam pengajaran Bahasa Arab dan lain-lain.
Berkaitan dengan hambatan yang dihadapi dalam
pengajaran bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Thawalib Tanjung
Limau - Simabur Kec. Pariangan Kab. Tanah Datar juga diungkapkan oleh siswa
yang menjadi responden peneliti, Adapun beberapa hambatan dari hasil wawancara
dengan responden (siswa) di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Thawalib
Tanjung Limau - Simabur Kec. Pariangan Kab. Tanah Datar adalah sebagagai
berikut:
a. Bahasa
Arab mempunyai cabang ilmu yang banyak seperti Nahwu, Sharaf, Balaghah dan
Ma’ani.
b. kaidah-kaidah
Bahasa Arab yang susah dimengerti
c. Belum
menguasai tata Bahasa Arab (Qawa’id)
d. Tidak
adanya tercipta lingkungan berbahasa di sekolah maupun di asrama, sehingga
mufradat yang saya kuasai tidak berkembang.
e. kurangnya
mufradat yang dimiliki.
f. Tidak
adanya alat praga multimedia yang di gunakan oleh tenaga pengara
2.
Solusi
Berkaitan dengan hambatan-hambatan yang dihadapi Madrasah
Tsanawiyah Pondok Pesantren Thawalib Tanjung Limau - Simabur Kec. Pariangan
Kab. Tanah Datar dalam pengajaran Bahasa Arab, Ustadzah Ezawati.S.Ag
selaku
Guru Bahasa Arab melakukan solusi pemecahan
sebagai berikut:
a. Mengadakan penyederhanaan
terhadap pengajaran Bahasa Arab terutama kaedah-kaedah Nahwiyah yang selama ini
menyulitkan siswa dalam mempelajari Bahasa Arab.
b. Menambahkan perbendaharaan kata
(mufradat) kepada siswa tiap jam pelajaran.
c. Menciptakan
lingkungan berbahasa Arab di dalam kelas minimal 15 sampai 20 menit untuk
memotivasi siswa dalam mempelajari Bahasa Arab
d. Menciptakan
lingkungan hari bahasa (berbahasa Arab) pada hari tertentu sihingga siswa
terlatih dalam berbahasa Arab sesama siswa
e. Berupaya
dan berusaha menambah sarana dan prasarana terutama alat peraga media agar
pembinaan pengajaran Bahasa Arab yang optimal.
f. Berupaya
dan berusaha mengadakan tenaga pengajar yang bisa mengoperasikan pembelajaran
bahasa Arab dengan menggunakan media.
- Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan pada bab sebelumnya,
maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa:
1.
Metode
Pembelajaran Bahasa Arab yang dipergunakan Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren
Thawalib Tanjung Limau - Simabur Kec. Pariangan Kab. Tanah Datar adalah : Metode
Qiro’ah, Metode Terjemah, Metode Menghafal, Metode Insya’/Mengarang, Metode
Imla’
2.
Hambatan
Pengajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Thawalib Tanjung
Limau - Simabur Kec. Pariangan Kab. Tanah Datar adalah :
a.
Kurangnya
minat siswa terhadapa bahasa Arab.
b.
Kurangnya
kemampuan dasar berbahasa Arab yang dimiliki siswa disebabkan latar belakang
pendidikan yang beragam.
c.
Tidak
tersedianya alat bantu (media) pemebelajaran Bahasa
Arab di lingkungan sekolah atau di lingkungan asrama.
d.
Kurangnya waktu
yang tersedia untuk belajar Bahasa Arab.
3. Alternatif
yang dilakukan dalam pemecahan bamhatan tersebut adalah:
a. Guru
selalu memberikan tugas menghafal kosa kata Bahasa Arab (mufradat) kepada siswa
tiap pertemuan minimal 7 kata.
b. guru
Bahasa Arab selalu mengadakan penyederhanaan terhadap pengajaran Bahasa Arab
terutama kaedah-kaedah Nahwiyah yang selama ini menyulitkan siswa dalam
mempelajari Bahasa Arab.
c. Guru
selalu menciptakan lingkungan berbahasa Arab di dalam kelas minimal 15 sampai
20 menit untuk memotivasi siswa dalam mempelajari Bahasa Arab.
d. Pihak
madrasah selalu berupaya dan berusaha menambah sarana dan prasarana terutama
alat peraga agar pembinaan pengajaran Bahasa Arab yang optimal.
e. Pihak
pimpinan lembaga (Kepala Madrasah) selalu berupaya dan berusaha mengadakan
pengadaan tenaga pengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan.
K. Bahan Bacaan
Arsyad,
Azhar. 2010. Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Baso,
Yusring Sanusi. “Penggunaan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Bahasa
Aran” Nady Al-Adab
(2004).http://www.unhas.ac.id/sastra-arab.prodak.jurnal/pdf. (diakses pada 08
Nopember 2013).
Effendi,
Ahmad Fuad. 2004. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.
Al-ghalani, Syekh Mustafa, 1994. Jami’uddurus
al-arabiyah, Cet XXIX. Beirut. Metode Pengajaran Bahasa Arab Bagi Lulusan SD.
Skripsi Sarjana. Kediri: Program S1 STIT NH Kediri..
Mujib,
Fathul. 2010. Rekonstruksi Pendidikan Bahasa Arab. Yogyakarta :
Pedagogia.
Rusman.
2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Cet IV. Jakarta:
Raja Grapindo Persada.
Syakur,
Nazri. 2010. Revolusi Metode Pembelajaran Bahasa Arab.
Yogyakarta:Pedagogia.
Uno,
Hamzah B. 2007. Model pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Usman,
M Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. . Al Ma’arif: Jurnal Metode Pembelajaran Bahasa Arab
Yunus,
Muhammad. 1982. Al-tarbiyah wal Al-ta’lim (Padang Panjang Mthba’ah).online.(http://www.google.com.6-metode-pembelajaran-bahasa-arab-pdf).
di akses pada 06 Nopember 2013.
0 komentar:
Posting Komentar