Rabu, 13 November 2013
ANALISI METODE
PEMBELAJARAN IMLA’ PADA SMP-IT
PERGURUAN ISLAM
DAARUL MUWAHHIDIN KAB. TANAH DATAR
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan metode
yang dipergunakan dan hambatan-hambatan yang dihadapi guru bidang studi bahasa Arab di SMP-IT
Perguruan Islam Daarul Muwahhidin Kab. Tanah datar.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian
Kualitatif karena bersifat deksriptif
untuk mengelola data, baik dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi sehingga mendapatkan
diskripsi yang jelas tentang setiap peristiwa, aktivitas kerja, konsep-konsep
kerja maupun hal-hal lain yang
terkait dengan metode pembelajaran apa yang dipergunakan guru SMP-IT Perguruan
Islam Daarul Muwahhidin Kab. Tanah datar. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, ternyata pembelajaran imla’ di sekolah ini tidak
ditempatkan pada mata pelajaran khusus,akan tetapi digabungkan dalam satu mata
pelajaran pendidikan bahasa arab. Metode
pembelajaran bahasa Arab yang dipergunakan guru bidang studinya adalah metode hiwar,
metode mufradat, metode menghafal, fahmul maqru’ dan metode imla’.
Dari lima metode pembelajaran bahasa Arab yang dipergunakan guru bahasa Arab di
SMP-IT Perguruan Islam Daarul Muwahhidin Kab. Tanah datar ini,pada
dasarnya berjalan dengan
baik, sekalipun masih memerlukan penyempurnaan karena terdapat beberapa
hambatan yang dihadapi baik guru bidang studi ataupun siswa,khususnya
dalam aspek pembelajaran imla’,hal ini disebabkan karna ketidak biasaan siswa
dalam menulis bahasa arab secara benar,dan kesulitan dalam memahami teks lewat
pendengaran, kurangnya perbendaharaan
kata, serta minimalnya sarana dan prasarana penunjang.
Bahasa Arab mengalami kemajuan sejalan dengan berjalannya
waktu dan perkembangan zaman sebagai mana
berkembangnya bahasa Arab di dunia sampai saat ini. Bahkan bahasa Arab
mempunyai perhatian khusus dari para pakar yaitu ingin memasyarakatkan dan
membudayakan bahasa Arab sebagai bahasa bertaraf internasional, oleh karenanya
pemerintah menjadikan program pengajaran bahasa Arab sebagai mata pelajaran
yang penting di lembaga pendidikan yang berciri khas agama Islam maupun
pendidikan umum lainnya (masuk kurikulum pendidikan) termasuk di SMP-IT
Perguruan Islam Daarul Muwahhidin Kab. Tanah datar.
SMP-IT Perguruan Islam Daarul Muwahhidin Kab. Tanah datar
ini memiliki beberapa permasalahan dalam pengajaran pada mata
pelajaran bahasa Arab ini
khususnya dalam bidang imla’. Diantara
permasalahan tersebut adalah jadwal pembelajaran yang ditempatkan pada jam
terakhir pelajaran yaitu pada jam 13:20 sampai dengan jam 14:40,sehingga
membuat sebagian besar anak merasa jenuh,malas dan mengantuk. Kemudian
permasalahan selanjutnya adalah kurangnya buku panduan ,kamus dan waktu
pembelajaran bagi anak-anak dalam pembelajaran bahasa arab .kemudian hal lain
yang menjadi pokok permasalahan adalah berkaitan dengan latar belakang tamatan
anak-anak yang tidak hanya berasal dari lulusan madrasah ibtidaiyah (MI) tetapi
juga berasal dari sekolah dasar negeri (SDN) yang digabungkan dalam satu lokal.
Padahal kemampuan siswa dalam menyerap pelajaran bahasa Arab berbeda-beda. Untuk
itulah seorang guru harus benar-benar dapat memilih dan menentukan metode
pengajaran bahasa Arab yang tepat dan cocok diterapkan dalam proses belajar
mengajar di SMP-IT Perguruan
Islam Daarul Muwahhidin Kab. Tanah datar, hal ini disebabkan materi pelajaran
yang disampaikan pada siswa tanpa memperhatikan pemakaian metode pembelajaran
justru akan mempersulit bagi guru dalam pencapaian tujuan yang maksimal dan
tingkat pemahaman siswa pun akan menurun.
Berdasarkan masalah
yang dijelaskan di atas, maka masalah pokok yang hendak dijawab dalam hal ini
dirumuskan dalam pertanyaan berikut:
1. Metode
apa yang dipergunakan oleh guru bidang studi bahasa Arab di SMP-IT Perguruan Islam Daarul Muwahhidin Kab. Tanah datar
dalam
pembelajaran imla’?
2.
Hambatan-hambatan
apa yang dihadapi SMP-IT
Perguruan Islam Daarul Muwahhidin Kab. Tanah datar dalam
pembelajaran imla’?
A.
Metode Pembelajaran
Bahasa Arab
Metode pembelajaran
bahasa arab telah mendapatkan perhatian dari pakar pembelajaran bahasa dengan
melakukan berbagai kajian dan penelitian untuk mengetahui efektivitas dan
kesuksesan berbagai metode pembelajaran.
Menurut Bisri Mustofa
(2011), metode secara umum adalah segala hal yang termuat dalam setiap proses
pengajaran, baik itu pengajaran matematika,kesenian,olah raga,dan lain
sebagainya. Semua proses pengajaran yang baik maupun yang jelek pasti memuat
berbagai usaha,memuat berbagai aturan serta didalamnya terdapat sarana dan gaya
penyajian. Tidak mungkin sebuah proses pengajaran tampa adanya usaha untuk
menyampaikan sesuatu kepada pembelajar. Oleh sebab itu metode bisa diberi
pengertian sebagai sistematika umum bagi pemilihan, penyusunan, dan penyajian
materi kebahasaan.
Sehingga bisa
dikatakan bahwa metode berfungsi sebagai suatu jalan yang dilalui untuk
mencapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif. Jika demikan
halnya, maka metode itu harus ada pada setiap proses belajar mengajar yang
dilakukan oleh seorang guru atau tenaga pengajar.
Berdasarkan dari
konsep di atas tentang metode pengajaran, maka keberadaan sebuah metode dalam
proses belajar mengajar sangat penting. Menurut Yunus (1984) bahwa, “metode itu
lebih penting dari materi”. Pernyataan ini perlu direnungi bahwa penguasaan
materi ilmu merupakan suatu jaminan kemampuan bagi seseorang guru untuk
mengajarkan ilmu tersebut kepada siswa.
B.
Tujuan
Pembelajaran Bahasa Arab
Tujuan
pengajaran bahasa Arab menentukan approach, metode dan teknik pengajaran bahasa
itu. Dengan kata lain perkataan approach, ,metode dan teknik mempunyai hubungan
yang erat sekali dengan tujuan pengajaran bahasa. Oleh karena itu tujuan
pengajaran suatu bahasa haruslah dirumuskan sedemikian rupa agar arah yang
dituju tepat mengenai sasaran.
Pengajaran
bahasa Arab diarahkan kepada pencapaian tujuan yakni tujuan jangka panjang
(tujuan umum), dan tujuan jangka pendek (tujuan khusus). Dalam tujuan khusus
adalah merupakan penjabaran dari tujuan umum, karena tujuan umum itu sulit
dicapai tanpa dijabarkan secara operasional dan spesifik.
Dalam buku yang
berjudul “Pendekatan Metode dan Teknik Pengajaran Bahasa Arab”, Fuad Effendy
dan Fachruddin Djalal mengemukakan bahwa tujuan pengajaran bahasa Arab
dibedakan menjadi tiga, yakni:
1.
Tujuan
Strategis
Tim
penyusun buku Pedoman Bahasa Arab Departemen Agama merumuskan tujuan srategis
pengajaran bahasa Arab di Indonesia, yakni:
a. Untuk
menunjang pembinaan kebudayaan nasional. Tujuan ini sehubungan dengan peranan
bahasa Arab yang cukup berarti dalam kebudayaan nasional.
b. Untuk
menunjang pembangunan nasional. Hal ini sehubungan dengan tujuan pembangunan
nasional yang tidak saja mementingkan aspek materiil tapi juga aspek spiritual,
dan bahasa Arab adalah bahasa agama Islam yang dipeluk oleh sebagian besar
rakyat Indonesia.
2.
Tujuan
Umum (kurikuler)
Tujuan
umum adalah tujuan pengajaran bahasa Arab yang tercantum dalam kurikulum.
Tujuan umum ini antara lain:
a. Pengajaran bahasa Arab sebagai tujuan, dimaksudkan untuk
membina ahli bahasa Arab, yang meliputi bidang ilmu bahasa (linguistik), bidang
pengajaran bahasa dan bidang sastra.
b. Pengajaran bahasa Arab sebagai alat, dimaksudkan
untuk memberikan kepada siswa kemahiran dalam bahasa Arab dalam aspek tertentu
sebagai alat untuk keperluan tertentu pula. Misalnya; sebagai alat untuk
komunikasi dalam pergaulan sehari-hari, sebagai alat untuk memahami buku-buku
berbahasa Arab, sebagai alat pembantu keahlian lain (suplementary), sebagai
alat pembantu teknik (vocational)
3.
Tujuan
khusus (Intruksional)
Yang
dimaksud tujuan khusus ialah tujuan untuk masing-masing langkah (step) pada
setiap pokok bahasan pada hari dan jam tertentu. Tujuan khusus ini hendaknya
cukup operasional dan spesifik sehingga dapat dijadikan dasar untuk menetapkan
jenis tes yang akan digunakan untuk mengetahui sejauhmana tujuan-tujuan yang
diinginkan dapat dicapai.
Seorang
pengajar bahasa Arab yang baik, seharusnya mengetahui dengan pasti tujuan yang hendak
dicapai oleh pengajaran bahasa itu, mengetahui apa yang hendak diajarkan untuk
mencapai tujuan itu, mengetahui bagaimana membawakannya di depan kelas,
sehingga tujuan itu tercapai pada waktu yang telah ditentukan dalam kurikulum.
Adapun tujuan
akhir dari pengajaran bahasa ialah agar siswa terampil berbahasa: terampil
menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
C. Pengertian Imla’
Imla’
berarti talqin yaitu menyampaikan atau mendiktekan kepada orang lain
dengan suara keras agar dia memindahkan secara baik dan benar dari segi bahasa
dan mempelajarinya.
D.
Tujuan Imla’
1. Memberikan latihan kepada peserta didik penulisan huruf-huruf dan
kalimat-kalimat dengan memperhatikan lebih seksama kalimat-kalimat yang banyak
terjadi kesalahan dalam penulisan
2. Imla’ merupakan salah satu cabang dari cabang-cabang bahasa,
sehingga dapat memastikan tugas utama dari bahasa yaitu pemahaman.
3. Memperbaiki tulisan dan memperjelasnya
4. Melatih beberapa indra yang
berkaitan dengan imla’ yaitu: telinga, tangan dan mata
5. Memperluas pengalaman, bekal ilmu bahasa
6. Melatih penulisan secara cepat, jelas dan benar sehingga
membiasakan peserta didik untuk mendengarkan dengan baik
7. Membiasakan peseta didik hidup bersih, teratur, cermat dan kritis.
E.
Kedudukan Imla’
Para ahli
bahasa bersepakat bahwa imla’ memiliki kedudukan yang sangat besar diantara
cabang-cabang ilmu bahasa, karena ia merupakan dasar yang penting dalam
mengungkapkan bahasa lewat tulisan
F.
Macam-macam Imla’
1. Al-Imla’
al-Manqul yaitu peserta didik menulis bagian dari buku atau apa yang
tertulis di papan tulis setelah dibaca, dipahami serta dieja kalimat-kalimatnya
2. Al-Imla’
al-Mandzur yaitu pemaparan beberapa kalimat kepada peserta didik dengan
cara membaca dan memahaminya kemudian ditutup dan diejakan. Dalam imla’ ini ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain: bertahap dalam memberikan
tema dari segi uslub, panjang pendeknya serta ma’nanya; memberikan evaluasi
terhadap peserta didik setiap saat dengan tema-tema yang terdiri dari berbagai
kalimat yang tercetak dalam pemikiran mereka, mengulang-ulang latihan untuk
kesempurnaan evaluasi.
3. Al-Imla’
al-Istima’i yaitu peserta didik mendengarkan potongan kata setelah
pembahasan kalimat.
4. Al-Imla’
al-Ikhtibari ( Latihan ) dengan tujuan sebagai neraca timbangan seberapa
besar kemampuan peserta didik.
G.
Metode yang dipergunakan di SMP-IT Perguruan Islam Daarul Muwahhidin Kab. Tanah datar
dalam pengajaran Imla’
Menurut keterangan Ustadz H. Muherman,
Lc tentang metode yang digunakan dalam pengajaran Imla’ di SMP-IT Perguruan Islam Daarul Muwahhidin Kab
Tanah Datar adalah sebagai berikut :
“guru sekedar membacakan atau
mendektekan. Baik itu cerita maupun kalimat yang menggunakan Bahasa Arab.
Memulaikan mencatat apa yang mereka dengar. Sehingga dengan demikian siswa akan
terlatih untuk mampu dalam pendengaran dan penulisan.”
H.
Hambatan-hambatan yang dihadapi SMP-IT Perguruan Islam Daarul Muwahhidin Kab
Tanah Datar dalam
pengajaran Imla’ dan solusinya
1.
Hambatan
Ustadz H. Muherman,
Lc selaku guru bidang studi bahasa Arab di SMP-IT Perguruan Islam Daarul Muwahhidin Kab
Tanah Datar menyatakan bahwa yang menjadi
hambatan dalam mengajarkan imla’ adalah kurangnya minat siswa terhadap
pelajaran bahasa Arab dan disebabkan dari latar belakang Sekolah Dasar yang
sebelumnya belum sama sekali belum belajar Bahasa Arab apalagi imla’, sehingga
kurangnya perbendaharaan kata (mufradat) yang dimiliki siswa, dan belum
mengetahui kaedah-kaedah (tata bahasa) hingga terdapat perbedaan tingkat
pemahaman antara siswa, tidak ada yang menunjang pemahamannya terhadap
pelajaran Bahasa Arab.
Kemudian hambatan lainya juga disebabkan
karna ketidak biasaan siswa dalam menulis bahasa arab secara benar,dan
kesulitan dalam memahami teks lewat pendengaran, kurangnya perbendaharaan kata, serta minimalnya sarana dan prasarana
penunjang (Ustadz H. Muherman, Lc Guru Bahasa
Arab SMP-IT Perguruan Islam Daarul
Muwahhidin Kab Tanah Datar,
wawancara via SMS 09 November 2013).
2.
Solusi
Berkaitan
dengan hambatan-hambatan yang dihadapi SMP-IT Perguruan Islam Daarul Muwahhidin Kab Tanah Datar dalam pengajaran Imla’, Ustadz H. Muherman, Lc selaku Guru Bahasa
Arab melakukan solusi pemecahan sebagai
berikut:
·
Mengadakan penyederhanaan
terhadap pengajaran Bahasa Arab terutama kaedah-kaedah Nahwiyah yang selama ini
menyulitkan siswa dalam mempelajari Bahasa Arab.
·
Menambahkan perbendaharaan kata (mufradat)
kepada siswa tiap jam pelajaran.
·
Menciptakan
lingkungan berbahasa Arab di dalam kelas minimal 15 sampai 20 menit untuk
memotivasi siswa dalam mempelajari Bahasa Arab
·
Menciptakan
lingkungan hari bahasa (berbahasa Arab) pada hari tertentu sihingga siswa
terlatih dalam berbahasa Arab sesama siswa
·
Berupaya
dan berusaha menambah sarana dan prasarana terutama alat peraga media agar
pembinaan pengajaran Bahasa Arab yang optimal.
·
Berupaya
dan berusaha mengadakan tenaga pengajar yang bisa mengoperasikan pembelajaran
bahasa Arab dengan menggunakan media.
Yunus,
Muhammad. 1982. Al-tarbiyah wal Al-ta’lim (Padang Panjang
Mthba’ah).online.(http://www.google.com.6-metode-pembelajaran-bahasa-arab-pdf).
di akses pada Desember 2011.
Fuad Effendy dan Fachruddin Djalal,Pendekatan Metode dan Teknik
Pengajaran Bahasa Arab”,
Metode dan startegi untuk keterampilan istima’
Metode dan startegi untuk
keterampilan istima’ pembelajaran bahasa arab
Di MAN 02 batusangkar
A.
Pendahuluan
Didalam mempelajari bahasa arab ada empat factor yang harus kita
kuasai dalam mempelajari nya, istima’, kalam, qiraah, dan kitabah. Empat factor
ini sangat berperan penting dalam pembelajaran bahasa arab karena keempat
factor inilah yang akan membantu siswa memahami pembelajran bahasa arab ke
ringkat selanjutnya.
Dalam penelitian kali ini, penulis akan membahas mengenai metode
dan strategi yang tepat dalam mempelajari bahasa arab untuk keterampilan
mendengar. Karena setelah dilakukan observasi dan wawancara di sekolah MAN 02
batusangkar pada kelas XII semester satu, penulis tidak menemukan metode dan
strategi yang tepat dalam pembelajaran tersebut. Dalam hal ini guru yang
mengajarkan keterampilan mendengar ini memang sudah menerapkan active learning,
yang memusatkan pembelajaran hanya kepada siswa. Sehingga siswa mampu
mempersiapkan pembelajaran dirumah. Dan ini menjadikan guru tidak banyak
bekerja.
Sedangkan untuk metode dan strategi yang dilakukan tidak nampak.
Bahkan untuk media yang digunakan guru hanya memakai media yang ada. Seharusnya
di zaman yang serbah cangi ini dan di zaman yang penuh dengan teknologi ini
seharusnya seorang guru bisa memanfaatkan alat ataupun teknologi yang ada untuk
pembelajaran, sehingga siswa tidak junuh dan bosan dalam pembelajaran bahasa
arab. Karena pada saat sekarang ini guru dituntut untuk kreatif dan inovatif
dalam mengembangkan pembelajaran agar tercapainya tujuan pembelajran tersebut.
B.
Pembahasan
1.
Pengertian Pembelajaran Maharah Istima’
keterampilan menyimak (mahara
al-istima’/listening skill) adalah kemapuan seseorang dalam mencerna atau
memahami kata atau kalimat yang diujarkan oleh mitra bicara atau media
tertentu. Kemampuan ini sebenarnya dapat dicapai dengan latihan yang terus
menerus untuk mendengarkan perbedaan-perbedaan bunyi unsure-unsur kata (fonem)
dengan unsure-unsur lainnya menurut makraj huruf yang betul baik lansung dari
penutur aslinya maupun melalui rekaman.
Menyimak dapat didefenisikan suatu
aktivitas yang mencangkup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa, mengidenfikasi,
menilik, dan meriaksi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan. (Djago
Tarigan, 1991: 4).
Menyimak adalah suatu proses
kegiatan mendengarkan lambing lisan-lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,
apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menagkap isi, serta
memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui
ujaran atau bahasa lisan. (Tarigan: 1983)
Menyimak adalah sarana pertama yang
dugunakan manusia untuk berhubungan dengan sesama manusia dalam tahapan-tahapan
tertentu, melalui menyimak kita mengenal mufradat, bentuk-bentuk jumlah dan
tarakib. (saiful Mustafa, 2011: 201)
Secara umum, ketrampilan menyimak
yang dimaksutkan sebagai kemampuan siswa untuk memahami bunyi atau ujaran dalam
bahasa arab dengan baik dan benar. Yunus membagi kemampuan menyimak menjadi
empat, yaitu:
a.
memahami
makna secara global
b.
menafsirkan
kalimat yang didengar
c.
memberikan
analisis terhadap kalimat yang didengar
d.
memahami
dengan penuh hati dari apa yang didengar
empat macam
keterampilan menyimak tersebut merupakan gradasi yang secara metodologis juga
perlu dipertimbangkan dalam proses pembelajaran. Pada tahap awal yang perlu
ditekankan adalah keterampilan menangkap maksut dari apa yang didengar secara
global. (Saiful: 2011)
2.
Tujuan Pembelajran Maharah Istima’
Menyimak merupakan hal yang sangat
luar biasa karena dengan menyimak kita bisa membedakan bunyi-bunyi yang kita
dengar bahkan kita lebih dahulu bisa mendengar dari pada berbicara.
Diantara tujuan pembelajaran bahasa arab adalah:
a.
Mengetahui
dan membedakan suara huruf-huruf arab dengan baik dan benar.
b.
Mengetahui
dan membedakan harakat panjang dan pendek.
c.
Membedakan
suara huruf yang hampir sama dalam pengucapannya
d.
Mengetahui
dan membedakan suara huruf yang bertasdid dan bertanwin.
e.
Mengetahui
hubungan rumusan suara dengan rumusan tulisan.
f.
Menyimak
bahasa arab tanpa mendalami gramatikal struktur makna.
g.
Mendengar
dan memahami kosa kata bahasa arab sesuai struktur percakapan sehari-hari.
h.
Mengetahui
perubahan makna sesuai perubahan bentuk kata.
i.
Memahami
pengunaan bentuk-bentuk kata bahasa arab dalam menyusun kata untuk
mengungkapkan maknanya.
j.
Memahami
pengunaan mudzakar, muannast, ‘adad, af’al, dan lainnya dari aspek pengunaannya
dalam bahasa untuk memperjelas makna.
k.
Memahami
makna yang berhubungan dengan beragam aspek dan kebudayaan asing.
l.
Mengetahui
materi dalam kata bahsa arabterkadang berbeda dari maknanya dan hampir sama
dengan bahasa pengajar.
m.
Memahami
apa yang diingginkan pembicara ketika mengungkapkan sesuai keadaan.
n.
Mengetahui
jenis-jenis fi’il yang mewakili percakapan yang membutuhkan jawaban.
o.
Meminta
manfaat dari kepastian aspek-aspek tersebut dalam pengaplikasian menyimak
bahasa arab sehari-hari.
3.
metode pembelajaran maharah istima’
metode
pembelajaran mahara istima’ mempunyai beberapa metode salah satu diantaranya
adalah metode intikoiyah, thariqah intikoiyah adalah metode yang bertujuan
untuk mempelajari bahasa arab dari empat keterampilan berbahasa, yaitu maharah
istima’, maharah kalam, maharah qiraah, dan maharah kitabah. Dan komponen
ilmu-ilmu bahsa arab.
Maka dari itu
tjuan dari metode ini adalah pengembangan pembelajaran bahasa arab untuk semua
materi bahasa. Untuk keterampilan mendengar ini guru memperdengarkan teks hiwar
di dalam pembelajaran dengan membaca jahriyah secara bersama-sama setelah itu
guru memberikan mufrodat baru seputar hiwar dam menulisnya di papan tulis
beserta sinonim dan antonim dan maknanya. Dan disetiap satu pokok bahasan
terdapat lima atau tujuh mufrodat bahkan lebih dan diharuskan setiap murit
untuk menghafalnya di kelas maupun dirumah.
Dan setelah
membaca teks dan menulis mufrodat guru meminta murit dengan latihan seputar
teks untuk mengetahui pemahan materi yang dipelajari seperti menjawab soal.
4.
strategi pembelajaran maharah istima’
Pada umumya, pembelajaran istima’
disampaikan dengan media audio. Hal ini dikarenakan untuk mendatangkan
pengetahuan asli tidaklah mudah, sementara itu jika dilakukan oleh guru
langsung yang bukan oleh orang arab asli, biasanya ada perbedaan logat ddengan
bahasa aslinya. Media audio yang biasa digunakan adalah tape recorder, compact
disk, dan laboratorium bahasa.
Ada tiga macam strategi pembelajaran
istima’ dengan menggunakan media tape recorder, compact disk :
p.
strategi
menggunakan potongan teks
Strategi ini bertujuan untuk melatih kemampuan mendengarkan bacaan
dan memahami isi bacaan secara global. Dalam strategi ini yang dibutuhkan
adalah rekaman bacaan dan potongan-potongan yang terkait dengan isi bacaan
tersebut untuk dibagikan kepada siswa.
Langkah-langkahnya
adalah :
1)
bagikan
potongan-potongan teks yang dilengkapi dengan alternatif jawaban benar atau
salah.
2)
Perdengarkan
bacan teks atau nash lewat kaset atau compact disk, dan para siswa ditugaskan
untuk menangkap isi bacaan secara umum.
3)
Setelah
bacaan selesai, para siswa diminta diminta membaca pernyataan-pernyataan yang
telah dibagikan, kemudian memberikan jawaban benar atau salah terhadap pernyataan
tersebut. Jika pernyataan tersebut sesuai dengan isi bacaan yang didengar,
berarti benar, dan jika tidak sesuai maka jawabannya salah.
4)
Mintalah
masing-masing siswa untuk menyampaikan jawabannya.
5)
Perdengarkan
sekali lagi kaset tersebut agar
masing-masing siswa dapat mencocokan kembali jaweaban yang telah ditulis.
6)
Berikan
klarifikasi terhadap semua jawaban tersebut agar semua siswa mengetahui
kebenaran dari jawaban masing-masing.
q.
Strategi
merekam
Strategi ini lebih menekankan pada aspek kemampuan memahami isi
bacaan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mengiringi dalam semua bacaan
tersebut.
Langkah-langkahnya
adalah :
1)
Mendengarkan
bacaan teks atau nash yang sudah didengar dalam kaset atau compact disk.
2)
Mintalah
semua siswa untuk mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting.
3)
Mintalah
semua siswa untuk menjawab soal-soal yang disampaikan pada akhir bacaan
tersebut ( jawaban dapat disampaikan secara lisan maupun tertulis )
4)
Mintalah
masing-masing siswa untuk menyampaikan jawabannya ( persentasi)
5)
Berikan
klarifikasi diakhir sesi terhadap jawaban siswa.
r.
Strategi
menggungkap kembali ( presentasi )
Strategi ini tidak hanya menitik beratkan pada aspek kemampuan
memahami isi bacaan, tetapi juga kemampuan untuk mengungkapkan kembali apa yang
sudah didengarnya dengan bahasa sendiri.
Langkah-langkahnya
adalah :
1)
Perdengarkan
teks bacaan atau nash yang sudah direkam dalam kaset atau dalam bentuk compact
disk ( sidi )
2)
Tugaskan
kepada setiap siswa untuk mencatat kata-kata kuncinya sambil mendengarkan tadi.
3)
Setelah
selesai, para siswa diminta untuk mengungkapkan kembali isi bacaan tersebut
dalam bentuk tulisan atau tulisan.
4)
Mintalah
setiap siswa untuk menyampaikan (mempresentasikan ) hasilnya secara bergantian.
5.
Pengabungan metode dan strategi untuk pembelajaran bahasa arab
Pada pembelajaran ini aspek
kemampuan mendenagr lebih diutamakan. Maka dari itu guru mengunakan strategi
merekam untuk pembelajaran ini.
Langkah-kangkahnya adalah:
a.
Guru
memperdengarkan teks hiwar.
b.
Guru
meminta murit untuk mengulangi hiwar secara bersama-sama.
c.
Siswa
mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting.
d.
Kemudian
guruh memberikan mufrodat baru seputar hiwar
e.
Lalu
guru memberikan pertanyaan seputar hiwar
f.
Mintalah
siswa untuk menjawab hiwar tersebut
g.
Kemudian
mintalah siswa untuk menyampaikan jawaban didepan kelas.
h.
Berikanlah
klarifikasi di akhir sesi jawaban siswa.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
menyimak adalah mendengar secara
khusus dan terpusat pada objek yang disimak (Natasasmita Hanapi, 1995: 18). Ada
beberapa pembelajaran menyimak yaitu:
1.
Mengetahui
dan membedakan suara huruf-huruf arab dengan baik dan benar.
2.
Mengetahui
harakat panjang dan pendek.
3.
Membedakan
suara huruf yang hampir sama dalam pengucapannya.
4.
Mengetahui dan membedakan suara huruf yang
bertasdid dan bertanwin.
5.
Mengetahui
hubungan rumusan suara dengan rumusan tulisan.
Kelebihan pembelajaran mahara (istima’) adalah sebagai berikut:
1.
Melatih
kecermatan dalam mendengarkan/memperhatikan.
2.
Lebih
kuat diingat.
3.
Cepat
mengerti.
B.
Saran
Dalam hal ini, penulis merasa perlu
untuk memberikan usulan atau saran kepada guru-guru bahasa arab yang berada di
MAN 02 BATUSANGKAR, terutama pengampu mata pelajaran maharah istima’ kelas XII agar memperbaharui langkah-langka dan strategi
pembelajaran maharah istima’ dengan menggunakan strategi direct method,
karena menurut penulis strategi ini lebih memiliki kesempatan kepada murid untuk
menyimak dan menuturkan apa yang disimak, karena sebagaimana yang telah
dijelaskan di atas bahwa konsep maharah istima’ adalah sebuah keterampilan
memprokduksi arus sistem bunyi artikulasi yang bertujuan untuk menyampaikan
kehendak, kebutuhan perasaan, dan keinginan kepada orang lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Hermawan, Acep, 2011, Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung: PT Rosydakarya Offest
Mustafa,Saiful, 2011, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif,
Malang: UIN Maliki Press