PEMBAHASAN
GAMBARAN UMUM
SEJARAH KEBUDAYAAN
DAN PERADABAN ISLAM
A. Pengertian Sejarah
Sejarah adalah kisah dan peristiwa
masa lampau umat manusia. Sejarah sebagai kisah ataucerita itu merupakan
pengertian yang subjektif, yakni peristiwa masa lalu yang telah menjadi
pengetahuan manusia. Sedangkan peristiwa sejarah dikatakan sebagai suatu
kenyataan objektif, karena masih diluar pengetahuan manusia. Berdasarkan
pengertian yang terakhir, jelaslah bahwa peristiwa sejarah itu mencakup segala
hal yang dipikirkan, yang dikatakan, yang dikerjakian, yang dirasakan dan yang
dialami oleh manusia, seperti yang dikatakan oleh Kuntowijoyo dalam bukunya
pengantar ilmu sejarah 1995: 17, yang dikutip oleh Dudung Abdurrahman (1999:
1). Dengan demikian, lapangan sejarah ini meliputi segala pengalaman manusia.
Di samping itu, faktor manusia dalam
perspektif sejarah sangatlah menentukan, karena berdasarkan kesadaranya manusia
memiliki nilai historis, yakni selalu berkembang dalam rangka merealisasikan
dirinya secara konkret. Oleh karena itu, peristiwa-peristiwa manusia sebagai
kenyataanya bersifat simbolis dan mengandung makna. Karena peristiwa sejarah
bukan hanya kejadian fisik, melainkan jugfa peristiwa-peristiwa bermakna lainya
yang tergambar sepanjang waktu, maka terungkaplah bentuk-bentuk pertumbuhan,
kejayaan dan keruntuhanya. Dalam hal ini sejarah, sejarah sesungguhnya identik
dengan peradaban manusia. Berdasarkan pengertian tersebutdapatlahdipahami bahwa
sejarah adalah sebuah ilmu yang berusaha menemukan, mengungkapkan, dan memahami
nilai serta makna budaya yang terkandung dalam peristiwa masa lampau.
Untuk mempertegas pengertian
sejarah sejarah sebagai ilmu terlebih dahulu perlu ditelusuri asal usul kata
sejarah itu sendiri. Sejarah dikatakan berasal dari bahasa arab syajarah yang
berarti pohon kehidupan. Dalam bahasa asing lainya, disebut histore(prancis),
history (inggris). Asal kata history itu sendiri berasal dari historia (yunani)
yang berarti pengetahuan tentang gejala-gejala alam terutama mengenai umat
manusia yang bersifat kronologis, sedangkan yang tidak bersifat kronologis
dipakai kata scientia atau science. Menurut Sidi Gazalba (1981: 2), ilmu
sejarah adalah ilmu yang berusaha untuk menentukan pengetahuan tentang masa
lalu suatu masyarakat tertentu.
Selain definisi di atas, ada lagi
pengertiantentang sejarah yang dikemukakan oleh Ibnu khaldun dalam bukunya
Muqaddamah (1981: 56), sejarah adalah peristiwa-peristiwa penting dan istimewa
pada waktu atau bangsa tertentu. Kemudaian terdapat pula beberapa pengertian
lain, sehingga sehingga ditemukan bermacam-macam pengertian atau definisi
tentang sejarah. Pengertian yang sederhana diantaranya sebagai berikut, yaitu
sejarah adalah peristiwa masa lalu yang tidak hanya sekedar memberi informasi
tentang terjadinya peristiwa tersebut, tetapi juga memberikan interpretasi yang
terjadi dengan melihat hukum sebab akibat.
Menurut Tamburaka dalam bukunya
pengantar ilmu sejarah (1999:5)yang dikutip oleh Maidir harun (2001:9), suatu
peristiwa atau kejadian yang telah terjadi dapat tergolong sebagai sejarah,
bila dapat menjelaskan tiga aspek dibawah ini:
1.
Bagaimana
deskripsi peristiwanya
2.
Mengapa
peristiwa itu terjadi
3.
Kemana
arah peristiwa itu akan terjadi selanjutnya
Sejarah dalam
pengertianya sebagai cerita tentang peristiwa di masa lampau sangatlah naratif,
yakni gambaran masa lalu yang tersusun secara lengkap yang meliputi urutan
fakta dengan penjelasan serta ulasan atas kenyataan-kenyataan yang ada. Laporan
tentang apa yang berlalu itu disebyt sejarah naratif, yang bercirikan sebagai
berikut:
1.
Sejarah
merupakan uraian logis mengenai suatu proses perkembangan terjadinya peristiwa.
2.
Berdasarkan
akal sehat, imajinasi, keterampilan ekspresi bahasa dan pengetahuan.
3.
Proses
terjadinya secara genesis (dari awal sampai akhir).
4.
Dilengkapi
dengan keterangan mengenai sebab-sebab terjadinya (kausalitas)secaradeskriptif.
5.
Ditulis
tanpa memakai teori.
Selanjutnya
disebut dengan sejarah ilmiah adalah berusaha mengkaji suatu kejadian masa
lampau itu dengan menerangkan sebab dan akibat terjadinya, kondisi lingkungan
peristiwa dan kontek sosial budayanya. Namun menurut sejarawan, dalam proses
penulisan sejarah bisa saja terjadi penggabungan antara naratif dan sejarah
ilmiah, sebab gambaran sejarah itu pada giliranya bertujuan memberikan makna
dan penjelasan tentang faktor-faktor terjadinya suatu peristiwa dan dapat
dilakukan secara implisit dan deskripsi tetapi analisis berdasarkan konsep dan
teori yang relevan.
B.
Ruang Lingkup Sejarah sebagai Ilmu Sosial
Disiplin ilmu sejarah sebenarnya
sejajar dengan ilmu-ilmu sosial lainya, Akan tetapi, sejarah membicarakan
tentang masyarakat dengan selalu memperhatikan siknifikansi waktu. Pendekatan
yang dipergunakan dalam penggambaran peristiwa masa lalu itu akan memperlihatkan
segi sosial dan peristiwa yang dikaji.
Secara metodologios, penggunaan
sosiologi dalam kajian sejarah adalah bertujuan memahami arti subjektif dari
perilaku sosial, bukan semata-mata menyelidiki arti objektifnya. Dari sini akan
tampaklah bahwa fungsionalisai mengarahkan pengkaji sejarah kepada pencarian
arti yang dituju oleh tindakan
individualberkenaan dengan peristiwa-peristiwa kolektif.sehingga pengetahuan
teoritislah yang akan mampu membimbing sejarawan dalam menemukan motif-motif
dari suatu tindakan, atau faktor-faktor penyebab dari suatu pertistiwa.
Dalam karya-karya sejarah, sejarah
sosial itu sendiri banyak identik dengan sejarah sebagai pergerakan sosial.
Misalnya, gerakan petani, gerakan demo, gerakan keagamaan, gerakan kebangsaan
dan gerakan aliran teologi atau politik. Karena itu, dalam memahami sejarah
diperlukan beberapa pendekatan ilmu sosial, terutama pendekatan antropologi dan
pendekatan sosial politik.
C.
Pengertian Kebudayaan dan Peradaban
Islam
Kebudayaan adalah
bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat, yang dalam bahasa
arab disebut al tsaqafah dan culture
dalam bahasa inggris, sedangkan manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis
lebih berkaitan dengan peradaban yang dalam bahasa arab disebut al hadharah
atau civilization dalam bahasa inggris. Kebudayaan lebih banyak
direflesikan dalam seni, sastra, religi (agama non islam ), dan moral,
sedangkan peradaban terefleksi dalam politik, ekonomi, dan teknologi.
Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan mempunyai tiga wujud, yaitu:
1.
wujud
ideal,
wujud ideal adalah wujud
kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan,
nilai nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
2.
wujud
kelakuan,
wujud kelakuan adalah wujud kebudayaan sebagai sebagai suatu kompleks
aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3.
wujud
benda.
Wujud benda
adalah wujud kebudayaan sebagai
benda-benda hasil karya.
Kebudayaan ini selain mempunyai wujud, juga mempunyai unsur yang merupakan
isi pokok dari tiap kebudayaan yang ada didunia. Kebudayaan tersebut mempunyai
7 unsur yaitu:
1. bahasa
2. sistem pengetahuan
3. organisasi sosial
4. sistem peralatan hidup dan teknologi
5. sistem mata pencarian hidup
6. sistem religi (agama)
7. kesenian
sedangkan istilah peradaban biasanya dipakai
untuk bagian-bagian dari unsur-unsur kebudayan yang halus dan indah. Peradaban
sering juga dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistem
taknologi, seni bangunan, seni rupa, seni kenegaraan, dan ilmu pengetahuan yang
maju dan kompleks.
Jadi peradaban adalah puncak-puncak dari suatu
kebudayaan dengan demikian sejarah peradaban islam adalah puncak-puncak dari
kebudayaan islam masa lalu yang sudah dianalisis dengan teliti yang mencakup
seni sastra,kepercayaan atau agama, masalah ekonomi, politik dan teknologi.
D.
Sejarah Peradaban Islam
Banyak
definisi yang ditampilkan oleh ilmuan tentang ilmu secara sederhana ilmu adalah
upaya manusia dalam menjawab pertranyaan-pertanyaan tentang berbagai gejala
(alam dan manusia) dengan menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah bukanlah
suatu proses pemikiran biasa sebagaimana yang
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, melainkan proses berpikir dan
cara kerja yang sistematis dan berdisiplin tinggi.
Dilihat
dari sudut objek yang dibahas, ilmu (science) terbagi atas:
1. Ilmu-ilmu alam (natural sciences), yaitu ilmu-ilmu yang
mempelajari benda-benda yang memiliki
sifat-sifat yang umum dan tetap, seperti besi, tanah, hewan dan sebagainya.
2.
Ilmu-ilmu
sosial (social sciences) yaitu ilmu-ilmu yang mempelajari hal-hal yang
berkaitan dengan manusia dan kemanusiaan. Yang dicari dalam ilmu-ilmu sosial
ialah gejala-gejala yang bersifat umum, tetapi berubah-ubah.
Dalam mempelajari ilmu-ilmu sosiala ada tiga hal yang perlu
diperhatikan yaitu:
a.
Walaupiun
dalam mempelajari ilmu-ilmu sosial berpedoman kepada hukum sebab akibat, namun
harus diingat bahwa tidak selalu sebab yang sama menimbulkan akibat yang sama.
Demikian pula sebaliknya.
b.
Harus
hati-hati dalam mengoreksi dan menginterprestasikannya.
c.
Tidak
boleh apriori atau menerima begitu saja dalam menerima atau menolak sesuatu
peristiwa atau persoalan.
Dalam kaitan ini, sejarah termasuk kedalam kelompok ilmu-ilmu
sosial. Oleh karena itu, objek yang dipelajari dalam sejarah tidak terlepas
dari persoalan manusia dan kemanusiaan.
Secara epistimologis, ilmu sejarah artinya termasuk dalam kelompok
disiplin huniora, tetapi belakangan ini semakin dekat dengan kelompok ilmu-ilmu
sosial. Perkembangan ini membawa implikasi terhadap pergeseran paradigma ilmu
sejarah dari konfensional yang lebih berorientasi kepada sastra, kepada ilmu
sejarah baru yang lebih dekat dengan ilmu-ilmu sosial. Ilmu sejarah yang
besifat konfensional belum memiliki metode penelitian yang kritis, sementara
ilmu sejarah baru sudah memiliki metode penelitian sejarah kritis.
Metode penelitian sejarah kritis adalah metode dasar dalam
penelitian sejara, yang kadang-kadang disebut juga “metode kritik sumber”.
Prosedur kerja dalam penelitian ini memakai 4 tahap mulai dari penelusuran
sumber sejarah sampai kepada penulisan .
Adapun tahapan-tahapan penelitian ini sebagai berikut:
1.
Heuristik
Heuristik yaitu
menelusuri, mencari dan menemukan sumber atau data sejarah. Sumbersejarah
adalah semua bahan-bahan informasi yang dapat dijadikan bukti atau kesaksian
sejarah. Yang terpenting adalah segala sesuatu berupa obyek yang dapat
dijangkau oleh alat indra manusia, baik dalam bentuk sumber tertilis, sumbar
lisan, maupun benda-benda peninggalan masa lampau, inskripsi (batu tertulis),
artifak dan lain-lainnya dapat dikategirikan sebagai sumber sejarah.
Sumber sejarah secara umum dibagi kepada dua bagian, yakni sumber
primer dan sumber sekunder. Sumber primer (asli), yaitu semua bahan-bahan
material atau data tertulis yang dibuat pada masa kejadian sejarah atau
peristiwa historis yang di teliti. Sumber primer ini dibuat oleh saksi mata
atau orang yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Sumber sekunder, yaitu
apabila sumber sejarah diperoleh dari tangan kedua atau sumber tidak langsung
semua karya-karya rekonstruksi atau interprestasi yang berdasarkan sumber-sumber
primer disebut sumber sekunder. Sumber sekunder kebanyakannya adalah
karya-karya sejarah yang ditulis sejarahwan, baik dalam bentik buku maupun
artikel.
Perbedaan kategori sumber primer dan sekunder sangat tergantung
kepada keaslian, waktu dan yang menciptakannya. Contoh-contoh sumber sekunder
umumnya adalah buku-buku sejarah yang di larang oleh buku pelaku sejarah. Semua
buku teks sejarah artikel dalam majalah, koran dan naskah karya ilmiah termasuk
sumber sekunder, sedangkan sumber primer adalah segala sesuatu yang berasal dan
di buat pada masa peristiwa itu terjadi seperti :
1.
Sumber
tertulis
a.
Kronik,
annals, geneologi, biografi
b.
Memoar,
buku harian, dokumen-dokumen berupa laporan-laporan resmi pemerintah, polisi,
pengadilan, pengadaian, pembukuan organisasi sosial, politik, lembaga agama,
mesjid, sekolah dan sebagainya.
2.
Karya-karya
seni
a.
Potret,
lukisan, sejarah, coins, medali, piala
b.
Beberapa
jenis film, koleksi-koleksi benda-benda seni lainnya.
3.
Sumber
lisan dan tradisi
a.
Bahasa,
tradisi, adat istiadat dan lembaga-lembagaagama
b.
Folksong,
balada, cerita rakyat, saga atau hikayat
c.
Rekaman
kaset, graofon, rekaman audio visual
d.
Diktafon,
yaitu orang atau alat mekanis yang ada pada sebagai saksi langsung dalam suatu
kejadian yang diteliti
4.
Sumber
relics (benda-benda peningalan)
2.
Kritik sumber
Kritik sumber
yaitu mengolah data sejarah sebagai informasi melalui dua tahap:
a.
Kritik
ekster yaitu pengujian otentisitas (keaslian) materialnya
b.
Kritik
inter yaitu menguji kesahihan (reabilitas) isi informasi sejarah yang terkandung didalamnya.
E. Dasar-dasar Kebudayaan Islam Dan Peradaban Islam Serta Perbedaannya
Landasan peradaban islam adalah kebudayaan islam, terutama wujud idealnya
sedangkan landasan kebudayaan islam adalah agama islam. Karena itu, tidak
seperti pada masyarakat yang menganut agama “bumi”, agam bukanlah kebudayaan
tetapi adalah sumber yang melahirkan kebudayaan. Kalau kebudayaan merupakan
hasil cipta, rasa, dan karsa manusia, maka agama islam adalah wahyu dari Allah
SWT, bukannya hasil cipta, rasa, ataupun karsa manusia. Allah SWT sendiri yang
menamakan agamanya ini dengan agama islam, sebagai mana tersebut dalam surat
Ali Imran:19
¨bÎ) úïÏe$!$# yYÏã «!$# ÞO»n=óM}$# 3 $tBur y#n=tF÷z$# úïÏ%©!$# (#qè?ré& |=»tGÅ3ø9$# wÎ) .`ÏB Ï÷èt/
$tB ãNèduä!%y` ÞOù=Ïèø9$# $Jøót/ óOßgoY÷t/ 3 `tBur öàÿõ3t ÏM»t$t«Î/ «!$# cÎ*sù ©!$# ßìÎ| É>$|¡Ïtø:$# ÇÊÒÈ
Artinya : Sesungguhnya agama (yang diridhai)
disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al
Kitab, kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena
kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap
ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
Pokok kekuatan dan sebab timbulnya kebudayaan adalah agama islam,
kebudayaan yang ditimbulkannya dinamakan kebudayaan islam atau peradaban islam.
Dengan demikian kebudayan dan peradaban islam harus sesuai dengan
prinsip-prinsip ajaran islam sebagai mana yang terkandung dalam Alquran dan
hadist.
F. Periodesasi Perkembangan Sejarah Kebudayaan Islam dan Peradaban Islam
Sejarah perkembangan peradaban islam dibagi menjadi tiga periode pertama,
periode klasik (650-1250 M), kedua periode pertengahan(1250-1800 M) dan periode
modern (1800 M – sekarang). Sebelum periode klasik danamakan masa Rasulullah SAW
(611-632 M) yang terdiri dari fase makkah(611-622 M) dan fase madinnah (622-632
M) serta fase penumbuhan islam yakni ada masa awal khulafa al-Rasyidin.
1. Periode klasik
Masa kemajuan islam I (650-1000 M) yang terdiri dari masa pertengahan dan
akhir khulafa al-Rasyidin (650-661 M) bani Umayyah (661-750 M) dan banni Abbas
(750-1000 M). Masa Disintegrasi (1000-1250 M) pada Bani Abbas dan munculnya
dinasti-dinasti islam kecil dibarat seperti: Dinasti Bani Idris (788-974 M),
Bani Aghlab 800-969 M) Bani Tulun (868-905 M) Bani Ikhsyid (935-969 M) Bani
Hamdan (944-1003 M) Bani Fatimiyah (909-1171 M) dan lain-lain, ditimur seperti:
Dinasti tahiriyah (820-872 M) Dinasti Saffariyah (870-908 M) Dinasti sammaniyah
(874-999 M) Dinasti Ghaznawiyah (977-1186 M) Dinasti Buwaihiyah (932-1062 M) Dinasti
Saljuk (1038-1194 M) dan lain-lain sampai hancurnya Bani Abbas (1258 M)
2. Periode pertengahan
Masa kemunduran islam I (1250-1500 M)
terjadinya serangan Mongol terhadap dinasti-dinasti islam dan kota Bahgdad
seperti Jengis Khan, Khulagu Khan, Timur Lank dan munculnya Dinasti Ilkhaniyah
(1256-1353 M), dan lain-lain
3. Periode modern
Zaman kebangkitan islam, ditandai dengan
berakhirnya ekspansi napoleon di Mesir tahun 1801 M. Ini membuka mata umat
islam untuk bangkit dari tidurnya. Kontak islam dengan barat sekarang sangat
berlainan sekali dengan kontak islam dan barat pada periode klasik. Pada
periode klasik islam sedang maju-maju nya dan barat sedang dalam kegelapan.
Sekarang sebaliknya, islam sedang daarat.lam kegelapan dan barat sedang maju,
dan kini islam yang ingin belajar dengan negara barat.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejarah adalah kisah dan peristiwa masa lampau umat manusia.
Sejarah sebagai kisah ataucerita itu merupakan pengertian yang subjektif, yakni
peristiwa masa lalu yang telah menjadi pengetahuan manusia.
Ruang lingkup sejarah disiplin ilmu sejarah sebenarnya sejajar dengan ilmu-ilmu sosial
lainya, Akan tetapi, sejarah membicarakan tentang masyarakat dengan selalu
memperhatikan siknifikansi waktu. Pendekatan yang dipergunakan dalam
penggambaran peristiwa masa lalu itu akan memperlihatkan segi sosial dan
peristiwa yang dikaji.
Kebudayaan adalah
bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat. peradaban adalah puncak-puncak dari suatu
kebudayaan dengan demikian sejarah peradaban islam adalah puncak-puncak dari
kebudayaan islam masa lalu yang sudah dianalisis dengan teliti yang mencakup
seni sastra,kepercayaan atau agama, masalah ekonomi, politik dan teknologi.
Sejarah perkembangan peradaban islam dibagi
menjadi tiga periode pertama, periode klasik (650-1250 M), kedua periode
pertengahan(1250-1800 M) dan periode modern (1800 M – sekarang). Sebelum
periode klasik danamakan masa Rasulullah SAW (611-632 M) yang terdiri dari fase
makkah(611-622 M) dan fase madinnah (622-632 M) serta fase penumbuhan islam
yakni ada masa awal khulafa al-Rasyidin.
B. Saran
Kami selaku pemakalah mengakui makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu pemakalah terbuka untuk menerima
kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Sesungguhnya kebenaran hdatangnya
hanyalah dari maha pencipta.
DAFTAR PUSTAKA
Badri,yatim.Sejarah Peradaban Islam,Raja Wali
Press,Jakarta,2000
Harun,maidir.Sejarah Peradaban Islam.IAIN IB
Press,Jakarta:2001
Famawati.Sejarah Peradaban Islam,STAIN Batusangkar
Press.Batusangkar:2010
Nasution,harun.Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya,UI-Press.Jakarta:1985
0 komentar:
Posting Komentar