Sabtu, 05 April 2014

Fungsi Pendidikan Nasional


FUNGSI PENDIDIKAN
A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan suatu usaha sadar yang merupakan suatu tanggung jawab pemerintah dalam program wajib bagi pemerintah untuk menjalankannya agar masyarakat Indonesia tidak ada lagi yang buta huruf. Pendidikan itu sendiri memiliki berbagai fungsi yang sangat penting. Salah satu fungsi pendidikan islam ini merupakan realisasi dari pengertian tarbiyah al-insya’ ( menumbyhkan atau mengaktualisasikan potensi ).
Pendidikan tidak hanya berfunfsi sebagai wadah untuk menambah ilmu saja, tapi juga berfungsi sebagai pengembangan potensi yang dimiliki oleh seseorang, selain itu juga merupakan pewarisan budaya dan sebagai interaksi antara potensi dan budaya.
Banyak sekali fungsi pendidikan itu dalam hidup kita, jado sebagai masyarakat Indonesia dan muslim kita haruslah mengutamakan pendidikan kita, agar kita bisa menjadi masyarakat yang bisa membuat bangsa kita bangaa memiliki Sumber Daya Manusia yang berpendidikan.
B. Fungsi Pendidikan
1.    Fungsi Pendidikan Nasional
Pendidikan Nasional berfungsi  mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan  kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik  agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu dan cakap ( Bab II pasal 3 ayat 1-6).
 Butir – butir dalam tujuan nasional tersebut terutama yang menyangkut nilai – nilai dan berbagai aspeknya,sepenuhnya adalah nilai nilai  dasar  ajaran  islam, tidak ada yang bertentangan dengan  tujuan pendidikan islam. Oleh karena itu, berkembangnya pendidikan islam akan berpengaruh sekali terhadap keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan rnasional dimaksud.[1]
Dalam Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pada bab II pasal 3 disebutkan bahwa :
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”[2]

1.      Pendidikan Sebagai Pengembangan Potensi
Fungsi pendidikan islam ini merupakan realisasi dari pengertian tarbiyah al in –sya’( menumbuhkan atau mengaaktualisasikan potensi ). Asumsi tugas ini adalah bahwa manusia mempunyai sejumlah potensi atau  kemajuan, sedangkan pendidikan merupakan proses  untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi potensi tersebut. Pendidikan berusaha untuk menampakkan ( aktualisasinsi ) potensi potensi laten tersebut yang dimiliki oleh setiap peserta didik.[3]
Dalam islam, potensi laten yang dimiliki manusia banyak  ragamnya . Abdul Mujib menyebutkan tujuh macam potensi bawaan manusia, yaitu sebagai berikut :
a.    Al – Fitrah ( Citra Asli )
Fitrah merupakan citra asli manusia, yang berpotensi baik atau buruk, dimana aktualisasinya tergantung pilihannya. Fitrah yang baik merupakan citra asli yang primer, sedangkan fitrah yang buruk merupakan citra asli yang sekunder. Citra unik tersebut sudah ada sejak awal penciptaanya. Fitrah ini ada sejak zaman azali  dimana penciptaan jasad manusia belum ada.Seluruh manusia mempunyai fitrah yang sama, meskipun  prilakunya berbeda. Fitrah  manusia yang paling essensial adalah peneriman terhadap amanah untuk menjadi khalifah dan hamba Allah di bumi.
 Dalam studi Qurani, ketika  dikorelasikan dengan kalimat  lain mempunyai banyak makna antara lain :
1)      Fitrah berarti suci  ( ath thur ) yaitu kesucian psikis yang terbebas dari dosa dan warisab dari penyakit ruhaniyah.
2)      Fitrah berarti  potensi ber-islam  ( islamy .Abu H urairah mengemukakan bahwa fitah ini berarti  beragama islam.
3)      Fitrah berarti mengakui keesaan Allah ( tauhid Allah ). Manusia lahir membawa potensi tauhid yang cendrung mengesakan Tuhan, dan  berusaha secara terus menerus mencari  dan mencapai ketauhidan.
4)      Fitrah berarti  kondisi selamat  dan kontinuitas.
5)      Fitarah berarti perasan  yang tulus ( ikhlas ). Manusia lahir dengan membawa sifat baik.Diantara  sifat itu adalah ketulusan dan kemurnian dalam  melakukan aktivitas.
6)      Fitrah berarti  kesanggupan atau predisposisi untuk melakukan kebenaran.
7)      Fitrah berarti  potensi  dasar manusia atau perasaan untuk beribadah  dan makrifat kepada Allah.
8)      Fitrah berarti ketetapan atau taqdir  asal manusia mengenai ke  bahagiaan  dan kesengsaraan hidup.
9)      Fitrah berarti tabiat atau watak asli manusia.
10)  Fitrah berarti sifat sifat Allah S. W.T  yang ditiupkan pada setiap manusia  sebelum dilahirkan. Bentuk bentuknya adalah asmaul husna yang berjumlah 99 nama yang indah.Tugas manusia adalah mengaktualisasikan fitrah asmaul husna tersebut dalam kepribadiannya.
11)  Fitrah dalm beberapa hadis memiliki arti takdir.[4]

Berdasarkan pengertian di atas, fitrah dapat diartikan dengan Citra asli yang dinamis yang terdapat pada sistem-sistem psikofisiologis manusia, dan dapat diaktualisasikan dalam bentuk tingkah laku.
Pendapat lain mengatakan bahwa jenis fitrah ini memiliki banyak dimensi, tetapi dimensi yang terpenting adalah sebagai berikut:
a)       Fitrah agama
Ini dijelaskan dalam Q.S Al-A’raf ayat 172 yang berbunyi:
øŒÎ)ur xs{r& y7/u .`ÏB ûÓÍ_t/ tPyŠ#uä `ÏB óOÏdÍqßgàß öNåktJ­ƒÍhèŒ öNèdypkô­r&ur #n?tã öNÍkŦàÿRr& àMó¡s9r& öNä3În/tÎ/ ( (#qä9$s% 4n?t/ ¡ !$tRôÎgx© ¡ cr& (#qä9qà)s? tPöqtƒ ÏpyJ»uŠÉ)ø9$# $¯RÎ) $¨Zà2 ô`tã #x»yd tû,Î#Ïÿ»xî ÇÊÐËÈ  
172. dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",

b)      Fitrah intelek
c)      Fitrah sosial
d)     Fitrah susila
e)      Fitrah ekonomi
f)       Fitrah seni
g)      Fitrah kemajuan, kemerdekaan, kesamaan, ingin dihargai, kawin, cinta tanah air, dan kebutuhan-kebutuhan hidup lainnya.

b.      Struktur Manusia
Struktur adalah satu organisasi permanen, pola atau kumpulan unsur yang bersifat relatif stabil, menetap, dan abadi. Struktur manusia terdiri atas tiga macam, yaitu :kalbu, akal, dan hawa nafsu.
Struktur jasmani memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1)   Adanya di alam dunia/jasad (materi) atau alam penciptaan (khalq), yang tercipta secara bertahap atau berproses dan melalui perantara.
2)   Memiliki bentuk, rupa, kadar, dan bisa disifati, yang naturnya buruk dan kasar, bahkan mengejar kenikmatan syahwati.
3)   Memiliki energi jasmaniah yang disebut dengan al-hayah ) nyawa/ daya hidup), yang eksistensinya tergantung pada makanan yang bergizi.
4)   Eksistensinya menjadi wadah ruh
5)   Terikat oleh ruang dan waktu
6)   Hanya mampu menagkap suatu bentuk konkret dan dan tak mampu menangkap yang abstrak
7)   Substansinya temporer dan hancur setelah kematian.
8)   Dapat dibagi-bagi dengan beberapa komponen.[5]

Struktur ruhani memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1)   Adanya dialam arwah ( immateri ) atau alam perinytah ( amar (, yang tercipta secara langsung dari Allah tanpa melalui proses graduasi.
2)   Tidak memiliki bentuk, rupa, kadar, dan tidak dapat disifati, yang naturnya halus dan suci ( cenderung berislam atau bertauhid) dan mengejar kenikmatan ruhaniah.
3)   Memiliki energi ruhaniyah yang disebut dengan al amanah
4)   Eksistensi energi ruhaniyah tergantung pada ibadah, yang memotivasi kehidupan dunia manusia.
5)   Tidak terikat oleh ruang dan waktu.
6)   Dapat menangkap beberapa bentuk yang konkret dan abstrak.
7)   Substansinya abadi tanpa ada kematian
8)   Tidak dapat dibagi-bagi karena satu keutuhan.

Struktur nafsani memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1)   Adanya di alam jasad dan ruhani, yang terkadang tercipta secara bertahap atau berproses dan terkadang tidak.
2)   Antara berbentuk atau tidak, berkadar atau tidak dan bisa disifati atau tidak yang naturnya antara baik buruk, halus kasar, dan mengejar kenikmatan ruhaniah jasmaniah
3)   Memiliki energi ruhaniah jasmaniah
4)   Eksistensi energi nafsani tergantung pada ibadah dan makanan bergizi
5)   Eksistensinya aktualisasi atau realisasi diri.
6)   Antara terikat atu tidak mengenai ruang dan waktu.
7)   Dapat menangkap antara yang konkret dengan yang abstrak, satu bentuk atau beberapa bentuk, yang substansinya antara abadi dan temporal.
8)   Antara dapat dibagi-bagi atau tidak.[6]

Struktur kalbu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1)   Secara jasmaniah berkedudukan di jantung
2)   Daya yang dominan adalah emosi ( rasa) atau efektif, yang diakhirnya melahirkan kecerdasan emosional.
3)   Mengikuti natur ruh yang berketuhanan ( ilahiyah)
4)   Potensinya bersifat dzawqiyah ( cita rasa ) dan hadsiah ( intitif ) yang sifatnya spiritual.
5)   Berkedudukan pada alam supra sadar atau atas sadar manusia.
6)   Intinya religiusitas, spiritualitas, dan transendensi.
7)   Apabila mendiminasi jiwa manusia maka menimbulkan kepribadian yang tenang.

Akal memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1)   Secara jasmaniyah, berkedudukan di otak.
2)   Daya yang dominan adalah kognisi yang akhirnya melahirkan kecerdasan intelektual.
3)   Mengikuti antar natur ruh dan jasad yang berkedudukan pada alam kesadaran manusia.
4)   Intinya isme-isme seperti humanisme, kapitalisme, sosialisme, dan sebagainya.
5)   Apabila mendominasi jiwa manusia maka menumbulkan kepribadian yang labil.

Hawa nafsu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1)   Secara jasmaniyah, berkedudukan diperut dan alat kelamin.
2)   Daya dominan adalah konasi atau psikomotorik, yang akhirnya melahirkan kecerdasan kinestetik.
3)   Mengikuti natur jasad yang hayawaniyah, baik yang jinak maupun yang buas.
4)   Petensinya bersifat indrawi yang sifatnya empiris.
5)   Berkedudukan pada alam pra atau bawah sadar manusia.
6)   Intinya produktivitas, kreativitas, dan konsumtif.
7)   Apabila mendominasi jiwa manusia, maka ia menimbulkan kepribadian yang jahat.[7]

c.       Al- Hayah ( Vitality )
Hayah adalah daya, tenaga, energi, atau vitalis hidup manusia yang karenanya manusia dapat bertahan hidup. Al hayah ada dua macam, yaitu sebagai berikut:
1)        Jasmani yang intinya berupa nyawa (al-hayah), atau energi fisik (ath thaqat al-jismiyyah ) atau disebut ruh jasmani. Bagian ini amat tergantung pada susunan sel, fungsi kelenjar, alat pencernaan, susunan syaraf sentral.
2)        Ruhani yang intinya berupa amanat dari Tuhan (al-amanah al-ilahiyyah) yang disebut juga ruh-ruhani. [8]


d.      Al- Khuluq ( Karakter)
Khuluq adalah kondisi bathiniyah bukan kondisi lahiriyah individu yang mencakup ath-thab’u dan as sajiyah. Orang yang ber khuluq dermawan lazimnya gampang memberi uang pada orang lain, tetapi sulit mengeluarkan uang pada orang lain yang digunakan untuk maksiat. Sebaliknya orang yang ber-khuluq pelit lazimnya sulit mengeluarkan uang. Khuluq bisa disamakan dengan karakter yang masing-masing individu memiliki keunikan sendiri.

e.       Ath-Thab’u ( Tabiat )
Tabiat yaitu citra batin individu yang menetap. Menurut Ikhwan Ash Shafa, tabiat adalah daya dari nafs kulliyah yang menggerakkan jasad manusia. Berdasarkan pengertian tersebut, ath-thab’u ekivalen dengan temprament yang tidak dapat diubah, tetapi di dalam Al-quran , tabiat manusia mengarah pada perilaku baik atau buruk, sebab al qur’an merupakan buku pedoman yang menuntut manusia berprilaku baik dan menghindari dari perilaku buruk.
Dalam psikologi temprament adalah disposisi reaksi seseorang. Ia juga konstitusi psikis atau Aku-nya psikis yang erat kaitannya dengan konstitusi fisi yang dibawa sejak lahir, sehingga hereditas sifatnya. Misalnya temprament sanguinikus yang mempunyai sifat dominan darah, sehingga menimbulkan sifat gembira, suka berubah.[9]
f.       As- Sajiyah ( Bakat )
As sajiyah adalah kebiasaan individu yang berasal dari hasil integritas antara karakter individu dengan aktivitas- aktivitas yang diusahakan. Dalam terminologi psikis sajiyah diterjemahkan dengan bakat yaitu kapasitas, kemampuan yang bersifat potensial. Ia merupakan salah satu faktor yang ada pada indivudu sejak awal dari kehidupan, yang kemudian menimbulkan perkembangan keahlian, kecakapan, keterampilan, dan spesies tertentu.

g.      As-Sifat ( Sifat- Sifat )
Sifat yaitu satu ciri khas individu yang relatif menetap, secara terus menerus dan konsekuen yang diungkapkan dalam satu deretan keadaan. Sifat- sifat totalitas dalam diri individu dikategorikan menjadi tiga bagian  yaitu, deferensiasi, regulasi, dan integrasi.

h.      Al-‘Amal ( perilaku )
Amal ialah tinglah laku lahiriyah individu yang tergambar dalam bentuk perbuatan nyata. Hukum fiqh memiliki kecendrungan melihat aspek lahir dari kepribadian manusia, sebab yang lahir itu mencerminkan yang bathin, sementara hukum tasawuf lebih melihat pada aspek bathiniyah.

2.    Pendidikan Sebagai Pewarisan Budaya
Tugas pendidikan selanjutnya adalah mewariskan nilai-nilai budaya islami. Dalam pendidikan islam, sumber nilai budaya dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :
a.       Nilai Ilahiyah
Nilai yang dititihkan Allah SWT melaui para rasul- Nya yang diabadikan pada wahyu. Nilai itu tidak mengalami perubahan karena mengandung kemutlakan bagi kehidupan manusia selaku pribadi dan anggota masyarakat, tidak berubah karena mengikuti hawa nafsu. Konfigurasi nilai ini dimungkinkan dinamis, walaupun nilai instrinksinya tetap abadi.
b.      Nilai Insaniyyah
Nilai yang tumbuh atas kesepakatan manusia serta hidup dan berkembang dari peradaban manusia. Nilai ini bersifat dinamis, yang keberlakuannya relatif dan dibatasi oleh ruang dan waktu. Nilai-nilai insani kemudian melembaga menjadi tradisi yang diwariskan secara turun-temurun dan mengikat anggota masyarakat yang mendukungnya.
         Tugas pendidikan adalah bagaimana pendidik ammpu melestarikan dan mentransformasikan nilai Ilahiyyah kepada peserta didik. Nilai Ilahiyyah harus diterima sebagai suatu kebenaran mutlak tanpa ada upaya ijtihad. Sedangkan untuk nilai insaniyyah, tugas pendidikan senantiasa melakukan inovasi dan menumbuhkan kreatifitas diri agar nilai itu berkembang sesuai dengan tuntutan masyarakat.
         Keberadaan peradaban dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan dari lahirnya islam. Islam lahir dengan membawa sejuta peradaban dan kebudayaan masyarakat. Pokok pangkal dari keistimewaan ini karena pinsip dan identitas yang mengaturnya justru menjadi hukum dasar yang mengatur fitrah manusia itu sendiri, juga mengatur kehidupan masyarakat, bahkan pada hakikatnya mengatur semua yang ada.
         Hukum dasar ini mengandung kepastian dan keabadian, sedangkan sifat perkembangan dan perubahan masyarakat tercakup dalam jangkauan pasal-pasal pengaturnya. Budaya yang baik adalah, budaya yang mendekati cita-cita ideal dalam agama, sementara agama yang populer adalah agama yang dapat diwujudkan dan diaplikasikan dalam kehidupan berbudaya.[10]
         Mempelajari dan memperhatikan pendidikan sebagai pusat kebudayaan diharapkan akan memperoleh manfaat ganda. Pertama,  sebagai guru/dosen dapat menciptakan lingkungan pendidikan dimana ia bekerja dan memperoleh nafkah serta mendarmabaktikan dirinya pada kehidupan. Kedua, sebagai guru/dosen dapat membantu peserta didik agar dapat menghayati bahwa lingkungan pendidikan adalah pusat kebudayaan.[11]

3.    Interaksi Antara Potensi dan Budaya
Manusia sevara potensial mempunyai potensi dasar yang harus diaktualkan dan dilengkapi dengan peradaban dan kebudayaan islam. Aplikasi peradaban dan kebudayaan harus relevan dengan kebutuhan dan perkembangan potensi dasar manusia. Interaksi antara potensi dan budaya harus mendapatkan tempat dalam proses pendidikan dan jangan sampai salah satunya ada yang diabaikan. Tanpa interaksi tersebut harmonisasi kehidupan akan terhambat.
            Untuk harmonisasi interaksi antara potensi dan budaya, diperlukan adanya intervensi eksternal yang datang dari Sang Maha mutlak karena baik pengembangan potensi maupun pewarisan budaya, keduanya memiliki tingkat relativitas yang tinggi. Hidayah Allah sangat membantu manusia dalam menemukan jati dirinya.
            Adam As telah menggunakan semua potensinya, bahkan telah menguasai seluruh disiplin ilmu, namun ia belum mampu menjaga eksistensinya yang baik, sehingga tergelincir dan terlempar dari syurga. Adam As baru memiliki eksistensi sebenarnya ketika ia diberi hidayah oleh Allah.
            Muhammad Abduh dalam tafsir Al-Mannar menyatakan bahwa hidayah Allah SWT terbagi atas empat bagian, yaitu;
a.       Hidayah yang dapat ditangkap oleh insting tumbuhan, hewan dan manusia. Hidayah ini disebut dengan al-hidayah al wijdani.
b.      Hidayah yang dapat ditangkap oleh indra hewan, dan manusia. Hidayah ini disebut dengan alhidayyah al hawas.
c.       Hidayah yang dapat diterima oleh akal manusia, hidayah ini disebut dengan al hidayyah al aqli.
d.      Hidayah yang hanya ditangkap oleh rasa keimanan yaitu hidayah agama. Hidayah ini disebut dengan al hidayyah Ad din.[12]
Hubungan interaksi potensi dan budaya dapat juga dilihat dari fungsi pendidikan agama Islam :
a.    Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah serta Akhlak Mulia
b.    Kegiatan Pendidikan dan Pengajaran
c.    Mencerdaskan kehidupan bangsa
d.   Fungsi semangat studi keilmuan dan iptek[13]

C. Kesimpulan
1.    Fungsi Pendidikan Nasional
Pendidikan nasional berfungsi  mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam  rangka mencerdaskan  kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik  agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu dan cakap ( Bab II pasal 3 ayat 1-6). Butir – butir dalam tujuan nasional tersebut terutama yang menyangkut nilai – nilai dan berbagai aspeknya,sepenuhnya adalah nilai nilai  dasar  ajaran islam, tidak ada yang bertentangan dengan  tujuan pendidikan islam
            Ada tiga fungsi pendidikan dalam kehidupan manusia muslim, yaitu:
2.    Pendidikan Sebagai Pengembangan Potensi
Fungsi pendidikan islam ini merupakan realisasi dari pengertian tarbiyah al in –sya’( menumbuhkan atau mengaaktualisasikan potensi ).
Abdul Mujib menyebutkan tujuh macam potensi bawaan manusia, yaitu sebagai berikut :
a.       Al – Fitrah ( Citra Asli )
b.      Struktur manusia
c.       Al Hayah ( Vitality )
d.      Al-Khuluq (Karakter)
e.       Ath thab’u ( Tabiat)
f.       As sajiyah( bakat )
g.      As sifat ( sifat-sifat)
h.      Al ‘amal( perilaku)
3.    Pendidikan Sebagai Pewarisan Budaya
Tugas pendidikan selanjutnya adalah mewariskan nilai-nilai budaya islami. Dalam pendidikan islam, sumber nilai budaya dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :
a.       Nilai Ilahiyah
b.      Nilai insaniyah
4.    Interaksi Antara Potensi dan Budaya
Manusia sevara potensial mempunyai potensi dasar yang harus diaktualkan dan dilengkapi dengan peradaban dan kebudayaan islam
Muhammad Abduh dalam tafsir Al-Mannar menyatakan bahwa hidayah Allah SWT terbagi atas empat bagian, yaitu;
a.       Hidayah yang dapat ditangkap oleh insting tumbuhan, hewan dan manusia.
b.      Hidayah yang dapat ditangkap oleh indra hewan, dan manusia.
c.       Hidayah yang dapat diterima oleh akal manusia.
d.      Hidayah yang hanya ditangkap oleh rasa keimanan yaitu hidayah agama.

           



[1] Ramayulis,  Ilmu Pendidikan Islam,  ( Jakarta, Kalam Mulia , 2002),hal.38
[2] Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru dan Dosen, ( Bandung,Citra Umbara, 2009),hal.64
[3] Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: Sinar Grafika Offset. 2010), hal.69
[4]Ibid.,hal.70-71
[5] Ibid.,hal.73
[6]Ibid.,hal.74
[7]Ibid.,hal.75
[8]Ibid.,hal.76
[9]Ibid.,hal.77
[10]Ibid.,hal.79-81
[11] Ary  H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan, ( Jakarta, PT Rineka Cipta, 2000 ), hal. 105
[12]Opcit.,hal 81-82
[13]Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa ( Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2005 ), Hal. 44-51

0 komentar:

Posting Komentar

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

adam mudinillah. Diberdayakan oleh Blogger.

تابع

زائر

BARU

BARU

SALJU

صوري

رسائل هاتفية مجانية وتكسب نقاط

mico0355Widget> Sumber: http://id.shvoong.com/internet-and-technologies/websites/2069063-cara-pasang-gadget-sms-gratis/#ixzz1ueREtT6R

Youk Kita Gabung dengan YM

Klik VSI Yusuf Mansur

Blogroll

EL-BANTANY IT SOLUTION (IT KONSULTAN-NETWORK-HOTSPOT-SERVICE KOMPUTER-SERVICE LAPTOP DAN NOTE BOOK-SERVICE PRINTER-PENYELAMATAN DATA-INSTALASI JARINGAN-RENTAL KOMPUTER-JASA PENGETIKAN)DAN MASIH BANYAK LAGI YANG LAIN DI JALAN SUDIRMAN NO 102 BATUSANGKAR-TANAH DATAR-SUMATERA BARAT (085379388533-085850374648-075271639)

مع بلدي

Blogger templates

Twitter

Iklan