Adams' Journal

Pengenalan Tentang Aplikasi yang Cocok untuk Media Pembelajaran dan Coretan Lainnya.

Find Out More Purchase Theme

Our Services

Lovely Design

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Great Concept

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Development

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

User Friendly

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Recent Work

Selasa, 18 Maret 2014

KATRU KEANGGOTAAN VSI

KATRU KEANGGOTAAN VSI

KARTU VSI untuk DAERAH TANAH DATAR-SUMBAR

Naskah Perang Dengan Orang Batak

Naskah Perang Dengan Orang Batak

Naskah Perang Dengan Orang Batak

Naskah Perang Dengan Batak

Naskah diatas merekam tentang kekuatan dua kubu yang terlibat perang antara pasukan kerajaan Aceh dan pasukan kerajaan Batak di medan peperangan selama 10 hari.
Teks naskah dengan tinta merah bertuliskan "Inilah Ketika Perang Orang Batak", kekuatan terlihat lebih besar dimiliki oleh kesultanan Aceh saat menaklukkan wilayah Batak, namun ada dua hari kekuatan lebih besar dipihak orang Batak, sehingga naskah tersebut memperlihatkan kekuatan yang hampir seimbang.
Jika ditinjau naskah Bulan Sabit Tersenyum Bersusun Tiga diperkirakan tahun 1823-1824 M dari Venice, diperkirakan perang ini terjadi pada masa perluasan Islam dan kesultanan Iskandar Muda.

Disamping teks utama, tertulis teks obat penyakit sakit perut (sakit dalam perut) beserta ramuan dan doanya, tentu teks ini tidak sesuai dengan matan teks yang utama, dan diyakini disalin oleh penyalin selanjutnya. 

Naskah Shalawat Dan Nazam Kepada Rasulullah

Naskah Shalawat Dan Nazam Kepada Rasulullah

Naskah Shalawat Dan Nazam Kepada Rasulullah


Shalawat dan Nazam Kepada Rasulullah s.a.w

Lembaran awal naskah Shalawat (seulawat) dan Nazam kepada Rasulullah merupakan salah satu bentuk naskah berirama (bentuk syair) yang memiliki makna sangat religius dan mendalam, kini isi Shalawat Nabi sering digunakan pada acara Maulid Nabi di bulan Rabiul Awal.
Matan naskah berbahasa Arab, sedangkan terjemahan sebagian ditranslit kebahasa Melayu (Indonesia) dan sebagian lagi bahasa Aceh, sebagaimana yang disebut diatas, eksistensi naskah Shalawat masih digunakan sampai saat ini oleh Teungku-teungku, Abu dan alim ulama di pesantren salaf, Meunasah, Dayah dan  institut agama lainnya dalam mensyiarkan agama dan pedoman kepada baginda Rasulullah.

Iluminasi Mushaf Al-Qur'an Aceh

Iluminasi Mushaf Al-Qur'an Aceh

Iluminasi Mushaf Al-Qur'an Aceh



Iluminasi Mushaf Surah al-Qur'an 
Lembaran iluminasi ini berada diantara lembaran (dalam satu bundel) naskah Mujabarah dan perobatan, naskah yang mengupas tentang pengobatan tradisional (herbal) melalui rajah dan do'a. keindahan iluminasi pada naskah kuno Aceh menjadi daya tarik tersendiri.

Orang Aceh terdahulu (baik ulama, intelektual maupun orang awam) sangat  menghargai kesenian dan keindahan, apalagi bagian-bagian surat al-Qur'an atau keseluruhannya, yang menjadikan keindahan tersendiri dalam lembaran-lembaran naskah, walau bukan dalam naskah mushaf al-Qur'an.

Salah satunya naskah mujarabah di Aceh, salah satu surat al-Qur'an diukir begitu indah, sebagai bacaan do'a dan penyembuhan, dengan beberapa langkah dan ketentuan harus ditempuh oleh si penderita sakit ataupun si dokter (teungku dan perajah), dan kemudian membaca beberapa surat dalam al-Qur'an, termasuk surat Yasin.

Asal Mula Kesultanan Melayu Dan Bendera Kebesarannya

Asal Mula Kesultanan Melayu Dan Bendera Kebesarannya

Asal Mula Kesultanan Melayu Dan Bendera Kebesarannya


Ilustrasi bendera-bendera Kesultanan Johor-Riau dari lembaran manuskrip:

[111] Royal customs from Johor, 1808
An account of Malay ceremonies, customs and law from the kingdom of Johor, dated AH 1223 (AD 1808), Ink and colours on English paper, ‘S Wise & Patch 1806’, 84 pp, 310 x 190 mm. 
Royal Asiatic Society, Raffles Malay 32, pp. 11-1

[Teks Hal. Verso (Kanan)]
Shahdan lagi asal negeri Melaka ini dahulunya hutan sahaja dan anak cucu raja turun dari Bukit Siguntang yang bernama Nila Utama anak cucu[lah] bernama Sultan Muhammad Shah ialah yang menyusuk negeri Melaka ini.
Adapun asal negeri Melayu Bintan namanya, itulah sekarang dinamakan Riau, dahulu kalanya Riau asalnya tiada beraja dan Kota Karang dahulu namanya Bulang itu pun tiada beraja asalnya dan asal negeri Terengganu dahulunya tiada beraja orang besar sahaja dan namanya Tun Telanai adapun asal negeri Pahang asalnya beraja dahulunya dan nama rajanya Maharaja Didah, kemudian
dialahkan oleh Sultan Muhammad Shah.
Adapun asal negeri Terengganu dahulukalanya tunduk membawa diri kepada raja ke Melaka dan Patani asalnya tiada beraja kemudian datang seorang anak raja Siam dilanggarnya nama rajanya [Cusar] Sri Bungsu namanya, ialah menjadi raja di dalam negeri Patani sampai sekarang keturunannya jua Adanya dan adapun negeri Selangor dahulu namanya Haru tetapi asalnya tiada beraja Hanyalah orang besar-besar sahaja nama orang besar Selangor dahulu kalanya Datuk Him.
Adapun Yang membuka Selangor dahulukalanya orang Haru itulah Selangor dinamakan Haru dahulukalanya dan lagi negeri Klang itupun tiada beraja tetapi orang besar juga dan nama orang besarnya Datuk [Tarafah] disebut orang dan semunya tunduk ke Melaka jua adanya sekalian menyembah ke Melaka.
Adapun negeri Patani asalnya itu tiada menyembah ke Melaka, hanyalah bersahabat jua hatta sampai sekarang ini.
Adapun negeri Perak ada rajanya dan negeri Kampar ada rajanya dan negeri Siak ada rajanya dan negeri Indragiri ada rajanya, dan negeri Rokan ada rajanya, dan negeri Asahan tiada beraja dahulunya hutan dan negeri Batu Barah tiada beraja hanyalah orang besar-besar dan negeri yang kecil-kecil zaman dahulu hutan jua.
Shahdan lagi zaman dahulukalanya negeri Melaka terlalu besar dan beberapa negeri takluk kepada negeri Melaka dan dahulu kalanya Melaka empunya rumah sampai ke Jugra yang tiada berkeputusan rumah itulah.

[Teks Hal. Recto (Kiri)]
Ini suatu riwayat kisah sekalian menderah-menderah [bendera-bendera] pakaian raja-raja Melayu akan adatnya:

1. Ini bendera hijau pakaian Yang Dipertuan Besar. Sekali-kali raja yang lain tiada boleh memakai benderah [bendera] hijau ini atau bendera putih yang bersurat tengahnya

2. Ini bendera kuning pakaian Yang Dipertuan Muda. Sekali-kali raja-raja yang lain tiada boleh memakainya dan jikalau cap yang Dipertuan menyurat pakai bendera kuning baharu boleh pakai bendera kuning

3. Ini bendera merah tepinya kuning pakaian Raja Indra Bongsu sekali-kali sekali tiada boleh orang lain memakainya jika ada cap Raja Indra Bongsu menyurat pakai bendera yang demikian itu baharulah boleh dipakai

4. Ini bendera merah tepinya hitam pakaian Bendahara sekali-kali orang lain tiada boleh memakainya itulah adat di zaman dahulu

5. Ini bendera merah tepinya pelangir [pelangi] pakaian Laksamana itulah adanya

6. Ini bendera pelangir [pelangi] pakaian Syahbandar itulah adatnya Syahbandar

7. Inilah bendera putih tepinya hitam pakaian orang dikasih raja-raja

8. Ini bendera merah pakaian panglima-panglima besar-besar yang boleh pakai

Naskah Aceh Terbaru "Durr Al-'Aqaid Li Abtal Aqwal Al-Mulahid"

Naskah Aceh Terbaru "Durr Al-'Aqaid Li Abtal Aqwal Al-Mulahid"

Naskah Aceh Terbaru "Durr Al-'Aqaid Li Abtal Aqwal Al-Mulahid"

Selamat untuk dunia Filolog dan pengkaji manuskrip, tasawuf dan sejarah.
Kini, hadir satu teks naskah terbaru berjudul "Durr al-'Aqaid Li Abtal Aqwal al-Mulahid" ( Durar al-'Aqaid Li Abtal Aqwal al-Mulahid ). Awalnya saya menduga ini adalah teks naskah yang sama dengan "Durr al-Faraid Li Syarh al-'Aqaid" karya Nuruddin al-Raniri, ternyata setelah didalami isinya, dilakukan perbandingan teks dan struktur bahasa yang berbeda.

Didalam teks naskah ini tidak disebutkan penulis kitab. Namun, didalamnya disebutkan kitab ini terjemahan dari kitab Arab, dengan judul yang sama.

Sejauh melakukan peninjauan dalam berbagai katalog, saya belum menemukan referensi naskah ini, baik dalam rangkuman karya Nuruddin al-Raniri, karna karyanya identik dengan pertentangan Wujudiyyah yang dinggap Mulhid dan Zindiq. Maka, saya menduga ini manuskrip terbaru, -paling tidak- dalam pengetahuan saya.

Semoga, hadirnya naskah ini menambah kekayaan khazanah intelektual Muslim di Nusantara, khususnya dalam bidang pengkajian keagamaan dan tasawuf.
Juga, ini sekaligus membuktikan masih banyak tersimpan naskah-naskah Ulama di sekitar yang belum tersentuh kajiannya.

Naskah Haji Dan Ka'bah

Naskah Haji Dan Ka'bah

Naskah Haji Dan Ka'bah


Teks Naskah Haji Koleksi Museum Aceh.
Dalam naskah ini diungkapkan tatacara san syarat Haji dan Umrah. Selain itu juga terlihat gambar segi empat yang dimaksud oleh pengarang (atau penyalin) yang dimaksud adalah Ka'bah. Ka'bah memiliki 4 rukun (sudut jamaah). Rukun yang dimaksudkan disini adalah rukun yang arti harfiahnya “Sudut atau Pojok”. Dalam pengertian itulah keempat sudut Ka’bah diberi nama Rukun Aswad, Rukun Iraqi, Rukun Syami dan Rukun Yamani

Rukun Yamani dan Rukun Aswad.(Sudut Aswad)

disebut juga “Dua rukun Yamani” karena kedua rukun ini menghadap ke arah negeri Yaman. Rukun Aswad  lebih dikenal dengan Hajar Aswad atau Batu Hitam. Rukun ini dipandang sebagai rukun yang paling penting dan lebih dimuliakan disisi Allah SWT, karena memiliki nilai sangat istimewa. Para jema’ah haji biasanya mencium dan mengusap Hajar Aswad. Berdasarkan sabda Rasulullah SAW.

“Ma’atitu ‘alaihi Qaththun illaa wa jibrillu Qaimun indahu yastaqkfiru liman yastalimuhu”
“saya tidak pernah mendatanginya melainkan jibril berdiri di sisinya,

 minta ampunkan setiap orang yang mengecupnya”

Rukun ini memiliki 4 empat keutamaan, yaitu

Rukun ini dibagun persis diatas rukun aslinya atau diatas pondasi yang dibangun kembali oleh nabi Ibrahim AS.

Tempat diletakkannya batu Hajar Aswad.

Tempat untuk memulai dan mengakhiri ibadah Tawaf

Merupakan salah satu tempat berdo’a yang paling mustazab.

Rukun Iraqi dan Rukun Syami

disebut juga “Dua Rukun Syamiani” karena keduanya mengarah ke negeri Syam yang sekarang meliputi semua negara yang terletak dipantai timur Laut Tengah, seperti Yordania, Palestina, Suriah dan Lebanon.

Nama Anak Sesuai Hari

Nama Anak Sesuai Hari

Nama Anak Sesuai Hari


Mungkin nama-nama ini bukan lagi favorit di Aceh, -jika tidak ingin mengatakan tidak berlaku lagi- karena diakibatkan oleh perkembangan zaman dan perubahan sosial di masyarakat tersebut. 
Akan tetapi  -mungkin- ini suatu budaya yang pernah merekat di Aceh, bahwa pemberian nama-nama baik tersebut tersebut sesuai harapan dan dapat bertahan pada anak dengan tingkah laku yang baik, shaleh-shalehah, berbakti, taat dan sebagainya yang bersifat baik.
Agama juga telah menganjurkan kepada setiap orang tua untuk dapat memberi nama anaknya yang memiliki makna yang baik, menunjukkan pehambaan kepada sang Khalik, dinamai dengan nama-nama Nabi dan Rasul, atau nama-nama orang Shalih, dan atau memilih nama dengan sifat yang sesuai dengan orangnya, dengan demikian dapat memberi motivasi kepada sang anak, sesuai namanya. 
Al-Mawardi rahimahullah berkata dalam Kitab Nashihat al-Muluk menyebutkan, “Apabila seorang bayi lahir maka kemuliaan dan kebaikan yang pertama kali diberikan kepadanya adalah memilihkan untuknya nama yang baik dan kunyah yang lembut serta mulia. Sebab nama yang baik dapat menyentuh hati seseorang ketika mendengar nama tersebut".
Disebutkan dalam naskah ini "Bab ini barangsiapa beranak ia pada malam Ahad maka dinamanya Ibrahim atau Sulaiman atau Daud atau Isa atau Musa atau Ayyub atau A'ma atau Harun atau Shalih. Dan jika perempuan dinamainya akan dia Halimah atau Zainab atau Rafi'ah atau Rabi'ah.
Dan barangsiapa beranak ia pada malam Isnain [Senin]..dst".
Naskah koleksi di Aceh ini berisi kumpulan karangan, selain pemberian nama-nama anak sesuai hari, juga ada beberapa pembahasan tentang tasawuf, tarekat Syatariyah, manasik haji dan pembahasan keagamaan. 

Naskah Hikayat Raja-Raja Pasai

Naskah Hikayat Raja-Raja Pasai

Naskah Hikayat Raja-Raja Pasai


“Hikayat Raja-Raja Pasai” merupakan karya sastra yang bersifat sejarah yang tertua dari zaman Islam nusantara. Dalam naskah diceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi antara tahun 1250 – 1350 M. Zaman ini adalah masa pemerintahan raja Meurah Silu yang kemudian masuk agama Islam dan mengganti namanya dengan Mâlik al-Shâlih. Hikayat ini merupakan satu-satunya peninggan sejarah zaman kerajaan Pasai . Menurut perkiraan Dr. Russel Jones hikayat ini ditulis pada abad ke-14. Hikayat ini mencakup masa dari berdirinya Kesultanan Samudera Pasai sampai penaklukannya oleh kerajaan Majapahit.

Dimulai dengan teks yang berbunyi: ”al-kisah peri menyatakan ceritera raja yang pertama masuk agama Islam ini Pasai. Maka ada diceriterakan oleh orang yang empunya ceritera ini, negeri yang di bawah angin ini Pasai-lah yang membawa iman akan Allah dan akan rasulnya Allah”. 

Isi “Hikayat Raja-Raja Pasai” ini menceritakan mengenai unsur-unsur legalisasi susunan keluarga yang memerintah, menyatakan asal-usul yang sakral keluarga tersebut, tetapi disamping itu, juga mempunyai fungsi didaktik. Raja yang zalim akan mendapatkan hukuman, negerinya musnah. Disamping halnya dengan Sultan Malik al- Mansur, yang merampas gundik abangnya. Demikian pula halnya dengan Sultan Ahmad yang cemburu terhadap putera-puteranya dan oleh sebab itu membunuh mereka. “Hikayat Raja-Raja Pasai” memiliki persamaan-persamaan yang mencolok dalam pokok pembicaraan serta susunan ayatnya dengan “Sejarah Melayu”.

“Hikayat Raja-Raja Pasai” merupakan salah satu sumber tentang cerita masuknya Islam ke Sumatera. merupakan karya dalam bahasa Melayu yang bercerita tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara, Samudera-Pasai, sekarang terletak di Nanggroe Aceh Darussalam.


Hikayat Raja-Raja Pasai pertama kali diterbitkan oleh seorang Perancis bernama Ed. Dulaurier pada tahun 1849 M dalam Collection Principle Cronique Malayes. Ia menerbitkannya dalam huruf Arab berdasarkan manuskrip yang dibawa oleh Sir Thomas Stanford Raffles ke London yang sampai sekarang masih ada di sana dalam perpustakaan Royal Asiatic Society. Pada tahun 1914 M terbit versi yang dihuruflatinkan oleh J.P. Mead yang juga berasal dari manuskrip London tersebut di atas. Di samping itu, terdapat pula transkripsi Hikayat Raja-Raja Pasai beserta pembicaraannya dalam Journal of the Malayan Branch Royal Asiatic Society, 1960, yang dikerjakan oleh A.H. Hill. Menurt T. Iskandar, Hikayat Raja-Raja Pasai merupakan karya sejarah tertua dari zaman Islam.

Hikayat Raja-Raja Pasai terdapat dua versi. Pertama ialah cerita Pasai yang terdapat dalah naskah Sejarah Melayu, yakni riwayat yang berakhir dengan mangkatnya Sultan Malik al Dzahir dan naiknya tahta kerajaan Sultan Ahmad. Kedua adalah versi Hikayat Raja-Raja Pasai yang diwakili oleh Raffles seperti tersebut di atas. R.O. Winstedt menyatakan bahwa bagian-bagian tertentu Sejarah Melayu dan Hikayat Raja-Raja Pasai mempunyai persamaan-persamaan, baik dalam pokok pembicaraan maupun susunan ayatnya. Ia mengatakan, penyusun Sejarah Melayu telah meniru, memparafrasakan dan menyalin Hikayat Raja-Raja Pasai. Winstedt berkesimpulan bahwa Hikayat Raja-Raja Pasai ialah teks yang tertua dari kedua karya itu (Sejarah Melayu dan Hikayat Raja-Raja Pasai). Namun, R. Roolvink menyatakan, tidak mudah untuk menentukan antara kedua teks itu dan mungkin sekali penyusun Sejarah Melayu telah menggunakan teks Hikayat Raja-Raja Pasai yang lain, sehingga terjadi perbedaan penting antara kedua teks itu dari segi nama dan detail-detail lainnya.

Menurut A. Teeuw bahwa Hikayat Raja-Raja Pasai berdasarkan internal evidence tidak mungkin dikarang sebelum Sejarah Melayu, tetapi sebaliknya. Hikayat Raja-Raja Pasai ditulis berdasarkan suatu versi asal Sejarah Melayu untuk kemegahan kerajaan Pasai dengan berbagai tambahan dan perubahan. Namun, Amin Sweeney menentang pendapat itu dan berdasarkan internal evidence pula menyatakan dengan sangat meyakinkan bahwa Hikayat Raja-Raja Pasai yang digunakan oleh pengarang bagian pertama Sejarah Melayu.

Isi naskah Hikayat Raja-Raja Pasai menyangkut sejarah negeri Pasai sekitar pertengahan abad ke-13, masa pengislaman Tanah Pasai hingga pertengahan abad ke-14, dan waktu penaklukan Pasai oleh Majapahit. Secara lebih rinci isi Hikayat Raja-Raja Pasai dapat dibagi menjadi enam bagian, meskipun dalam manuskrip tersebut tidak ada pembagian ini. Lima bagian pertama adalah cerita mengenai Samudra Pasai, sedangkan yang keenam sama sekali tidak menyinggunga Pasai, tetapi mengenai penaklukan Nusantara oleh Patih Gajah Mada atas perintah Sang Nata Majapahit. Dalam bagian terakhir itu juga dibicarakan penaklukan sebagian pulau Perca, yakni Minangkabau, yang tidak dilakukan dengan peperangan tetapi dengan adu kerbau. Tentara Jawa kalah dalam penaklukan itu. Naskah Hikayat Raja-Raja Pasai yang mula-mula besar kemungkinannya tidak mengandung bagian yang keenam itu. Apabila itu benar, maka bagian yang keenam itu adalah tambahan yang kemudian, mungkin ditulis oleh pengarang lain dan ditambahkannya kepada naskah Hikayat Raja-Raja Pasai.

Our Blog

55 Cups
Average weekly coffee drank
9000 Lines
Average weekly lines of code
400 Customers
Average yearly happy clients

Our Team

Tim Malkovic
CEO
David Bell
Creative Designer
Eve Stinger
Sales Manager
Will Peters
Developer

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

adam mudinillah. Diberdayakan oleh Blogger.

تابع

زائر

BARU

BARU

SALJU

صوري

رسائل هاتفية مجانية وتكسب نقاط

mico0355Widget> Sumber: http://id.shvoong.com/internet-and-technologies/websites/2069063-cara-pasang-gadget-sms-gratis/#ixzz1ueREtT6R

Youk Kita Gabung dengan YM

Klik VSI Yusuf Mansur

Blogroll

EL-BANTANY IT SOLUTION (IT KONSULTAN-NETWORK-HOTSPOT-SERVICE KOMPUTER-SERVICE LAPTOP DAN NOTE BOOK-SERVICE PRINTER-PENYELAMATAN DATA-INSTALASI JARINGAN-RENTAL KOMPUTER-JASA PENGETIKAN)DAN MASIH BANYAK LAGI YANG LAIN DI JALAN SUDIRMAN NO 102 BATUSANGKAR-TANAH DATAR-SUMATERA BARAT (085379388533-085850374648-075271639)

مع بلدي

Blogger templates

Twitter

Iklan