Adams' Journal

Pengenalan Tentang Aplikasi yang Cocok untuk Media Pembelajaran dan Coretan Lainnya.

Find Out More Purchase Theme

Our Services

Lovely Design

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Great Concept

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Development

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

User Friendly

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Recent Work

Kamis, 02 Februari 2012

SAKA BAKTI HUSADA

SAKA BAKTI HUSADA


SAKA BAKTI HUSADA

1. Satuan Karya Pramuka (Saka) Bakti Husada adalah wadah pengembangan pengetahuan, pembinaan keterampilan, penambahan pengalaman dan pemberian kesempatan untuk membaktikan dirinya kepada masyarakat dalam bidang kesehatan.


2. Saka Bakti Husada diresmikan pada tanggal 17 Juli 1985, dengan dilantiknya Pimpinan Saka Bakti Husada Tingkat Nasional.


3. Tujuan dibentuknya Saka Bakti Husada adalah untuk mewujudkan kader pembangunan di bidang kesehatan, yang dapat membantu melembagakan norma hidup sehat bagi semua anggota Gerakan Pramuka dan masyarakat di lingkunganya.


4. Kegiatan kesakaan dilaksanakan di gugusdepan dan satuan karya Pramuka disesuaikan dengan usia dan kemampuan jasmani dan rohani peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut dilaksanakan sedapat-dapatnya dengan praktek berupa kegiatan nyata yang memberi kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapannya dengan menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan keperluannya.


5 Yang dapat menjadi anggota Saka Bakti Husada adalah :

a. Pramuka penggalang, usia 14 tahun ke atas, yang sudah mencapai tingkat Penggalang Terap.

b. Pemuda berusia 16-23 tahun, dengan syarat khusus

c. Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega

d. Pamong Saka dan Instruktur tetap.


6. Saka Bakti Husada meliputi 5 (lima) krida, yaitu :

a. Krida Bina Lingkungan Sehat

b. Krida Bina Keluarga Sehat

c. Krida Penanggulangan Penyakit

d. Krida Bina Gizi

e. Krida Bina Obat.


7. Krida Bina Lingkungan Sehat, terdiri atas 5 (lima) SKK :

a. SKK Penyehatan Perumahan

b. SKK Penyehatan Makanan dan Minuman

c. SKK Pengamanan Pestisida

d. SKK Pengawasan Kualitas Air

e. SKK Penyehatan Air.


8. Krida Bina Keluarga Sehat, terdiri atas 6 (enam) SKK :

a. SKK Kesehatan Ibu

b. SKK Kesehatan Anak

c. SKK Kesehatan Remaja

d. SKK Kesehatan Usia Lanjut

e. SKK Kesehatan Gigi dan Mulut

f. SKK Kesehatan Jiwa.


9. Krida Penanggulangan Penyakit, mempunyai 8 (delapan) SKK :

a. SKK Penanggulangan Penyakit Malaria

b. SKK Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah

c. SKK Penanggulangan Penyakit Anjing Gila

d. SKK Penanggulangan Penyakit Diare

e. SKK Penanggulangan Penyakit TB. Paru

f. SKK Penanggulangan Penyakit Kecacingan

g. SKK Imunisasi

h. SKK Gawat Darurat.


10. Krida Bina Gizi, mempunyai 5 (lima) SKK :

a. SKK Perencanaan Menu

b. SKK Dapur Umum Makanan/Darurat

c. SKK UPGK dalam Pos Pelayanan Terpadu

d. SKK Penyuluh Gizi

e. SKK Mengenal Keadaan Gizi.


11. Krida Bina Obat, meliputi 5 (lima) SKK :

a. SKK Pemahaman Obat

b. SKK Taman Obat Keluarga

c. SKK Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Zat Adiktif

d. SKK Bahan Berbahaya bagi Kesehatan

e. SKK Pembinaan Kosmetik


12. Hasil yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan Saka Bakti Husada adalah :

a. Memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman di bidang Kesehatan

b. Mampu dan mau menyebarluaskan informasi kesehatan kepada masyarakat, khususnya mengenai :

kesehatan lingkungan

kesehatan keluarga

penaggulangan berbagai penyakit

gizi

manfaat dan bahaya obat.

c. Mampu memberikan latihan tentang kesehatan kepada para Pramuka di gugusdepan.

d. Dapat menjadi contoh hidup sehat bagi masyarakat di lingkungannya

e. Memiliki sikap dan perilaku hidup sehat yang lebih mantap

SAKA BAYANGKARA

SAKA BAYANGKARA


SAKA BAYANGKARA

Satuan Karya Pramuka (Saka) Bhayangkara adalah wadah kegiatan kebhayangkaraan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam bidang keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas), guna menumbuhkan kesadaran berperan serta dalam pembangunan nasional.
Tujuan dibentuknya Saka Wanabakti adalah untuk mewujudkan kader-kader bangsa yang ikut serta bertanggungjawab terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat melalui pendidikan kebyayangkaraan di dalam Gerakan Pramuka.
Kegiatan kesakaan dilaksanakan di gugusdepan dan satuan karya Pramuka disesuaikan dengan usia dan kemampuan jasmani dan rohani peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut dilaksanakan sedapat-dapatnya dengan praktek berupa kegiatan nyata yang memberi kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapannya dengan menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan keperluannya.
Anggota Saka Bhayangkara terdiri atas :
Peserta didik :
1) Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
2) Pramuka Penggalang yang berminat di bidang Kebhayangkaraan dan memenuhi syarat tertentu.
Anggota dewasa :
1) Pembina Pramuka sebagai Pamong Saka
2) Instruktur Saka Bhayangkara
3) Pimpinan Saka Bhayangkara
Pemuda yang berusia 14-25 tahun bukan anggota Gerakan Pramuka dapat menjadi calon Saka Bhayangkara, dengan ketentuan satu bulan setelah terdaftar sebagai calon anggota Saka Bhayangkara, telah menjadi anggota salah satu Gugusdepan terdekat.
Syarat menjadi Anggota Saka Bhayangkara :
Menyatakan keinginan untuk menjadi anggota Saka Bhayangkara, secara sukarela dan tertulis.
Bagi pemuda calon anggota Gerakan Pramuka, telah mendapat ijin dari orang tuanya/walinya, dan bersedia menjadi anggota gugusdepan Pramuka setempat/terdekat.
Bagi Pramuka Penegak, Pandega, dan Penggalang diharapkan menyerahkan izin tertulis dari pembina satuan dan pembina gugusdepannya, dan tetap menjadi anggota gugusdepan asalnya.
Bagi Pramuka Penggalang telah memenuhi syarat kecakapan umum tingkat Penggalang terap.
Bagi Pamong Saka Bhayangkara sedikitnya telah mengikuti Kursus Pembina Mahir Tingkat Dasar.
Bagi instruktur Saka Bhayangkara bersedia secara sukarela memberikan pengetahuan, keterampilan dan kecakapan dibidang kebhayangkaraan kepada anggota Saka Bhayangkara.
Sehat jasmani dan rohani serta dengan sukarela sanggup mentaati segala ketentuan yang berlaku.
Saka Bhayangkara meliputi 4 (empat) krida, yaitu :
Krida Ketertiban Masyarakat
Krida Lalu Lintas
Krida Pencegahan dan Penaggulangan Bencana
Krida Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPKP)
Krida Ketertiban Masyarakat, terdiri atas 4 SKK
SKK Pengamanan Lingkungan Pemukiman
SKK Pengamanan Lingkungan Kerja
SKK Pengamanan Lingkungan Sekolah
SKK Pengamanan Hukum
Krida Lalu Lintas, terdiri atas 3 SKK :
SKK Pengetahuan Perundang-undangan/Peraturan Lalu Lintas
SKK Pengaturan Lalu Lintas
SKK Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas
Krida Pencegahan dan Penanggulangan Bencana, mempunyai 5 SKK :
SKK Pencegahan Kebakaran
SKK Pemadam Kebakaran
SKK Rehabilitasi Korban Kebakaran
SKK Pengenalan Kerawanan Kebakaran
SKK Pncurian
SKK Penyelamatan
SKK Pengenalan Satwa
Krida Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPKP), mempunyai 5 SKK :
SKK Pengenalan Sidik Jari
SKK Tulisan Tangan dan Tanda Tangan
SKK Narkotika dan Obat-Obatan
SKK Uang Palsu
SKK Pengamanan Tempat Kejadian Perkara
Hasil yang diharapkan dibentuknya Saka Bhayangkara adalah agar para aanggota Gerakan Pramuka :
Memiliki pengetahuan, kemampuan, kecakapan, dan keterampilan serta pengalaman dalam bidang kebhayangkaraan.
Memiliki sikap hidup yang tertib dan disiplin serta ketaatan terhadap peraturan hokum dan norma social yang berlaku dalam masyarakat
Memiliki sikap, kebiasaan dan perilaku yang tangguh sehingga mampu mencegah, menangkal serta menanggulangi timbulnya setiap kejadian kamtibmas.
Memiliki kepekaan dan kewaspadaan serta daya tanggap dan penyesuaian terhadap setiap perubahan dan dinamika social di lingkungannya.
Mamou memberikan latihan tentang pengetahuan kamtibmas kepada para anggota Gerakan Pramuka di Gugusdepannya.
Mampu menyelenggarakan pengamanan lingkungan serta secara swakarsa, swadaya dan swasembada, serta secara nyata yang berguna bagi dirinya dan bagi masyarakat lingkungannya.
Mampu melakukan tindakan pertama terhadap kasus kejahatan tertangkap tangan yang terjadi di lingkungannya untuk kemudian segera menyerahkan kepada Polri.
Mampu membantu Polri dalam pengamanan TKP dan melaporkan kejadian tersebut serta bersedia menjadi saksi.

SAKA BAHARI

SAKA BAHARI


SAKA BAHARI

. Satuan Karya Pramuka (Saka) Bahari adalah wadah bagi Pramuka yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan nyata, produktif dan bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa cinta dan menumbuhkan sikap hidup yang berorentasi kebaharian termasuk laut dan perairan dalam.


2. Tujuan dibentuknya Saka Bahari adalah untuk membina dan mengembangkan anggota Gerakan Pramuka agar :

a. Memiliki tambahan pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kecakapan di bidang kebaharian, yang dapat menjurus kepada kariernya di masa mendatang.

b. Memiliki rasa cinta kepada laut dan perairan dalam berikut seluruh isinya pada khusunya dan rasa cinta kepada tanah air Indonesia pada umumnya.

c. Memiliki sikap dan cara berfikir yang lebih matang dalam menghadapi segala tantangan hidup, terutama menyangkut kebaharian.

d. Mampu menyelenggarakan proyek-proyek kegiatan di bidang kebaharian secara positif berdaya guna dan tepat guna, sesuai dengan minat dan bakatnya serta bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.

2. Kegiatan kesakaan dilaksanakan di gugusdepan dan satuan karya Pramuka disesuaikan dengan usia dan kemampuan jasmani dan rohani peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut dilaksanakan sedapat-dapatnya dengan praktek berupa kegiatan nyata yang memberi kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapannya dengan menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan keperluannya.


3. Anggota Saka Bahari adalah :

a. Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega

b. Pramuka Penggalang Terap.

c. Pemuda berusia 14-25 tahun, dengan syarat khusus


4. Syarat menjadi Anggota Saka Bahari :

a. Mendapat izin dari orang tua/wali dan pembina Gugusdepan

b. Berusia antara 14-25 tahun

c. Sehat jasmani dan rokhani

d. Berminat dan bersedia untuk berberan aktif dalam segala kegiatan Saka Bahari


5. Saka Bahari meliputi 4 (empat) krida, yaitu :

a. Krida Sumberdaya Bahari

b. Krida Jasa Bahari

c. Krida Wisata Bahari

d. Krida Reksa Bahari


6. Krida Sumberdaya Bahari, terdiri atas 6 (enam) SKK :

a. SKK Penangkapan Ikan

b. SKK Alat Penangkap Ikan

c. SKK Budidaya Laut

d. SKK Pengolahan Hasil laut

e. SKK Budidaya Air Payau/Tambak

f. SKK Pertambangan Mineral.

7. Krida Jasa Bahari, terdiri atas 9 (sembilan) SKK :

a. SKK Listrik

b. SKK Mesin

c. SKK Pengecatan

d. SKK Elektronika

e. SKK Pengelas

f. SKK Perencana Kapal

g. SKK Perahu Motor

h. SKK Pelaut

i. SKK Operator Alat Bongkar Muat.


8. Krida Wisata Bahari, mempunyai 8 (delapan) SKK :

a. SKK Renang

b. SKK Layar

c. SKK Selam

d. SKK Dayung

e. SKK Ski Air

f. SKK Pemandu Wisata Laut

g. SKK Selancar Angin

h. SKK Penyelamatan di Pantai.


9. Krida Reksa Bahari, mempunyai 7 (tujuh) SKK :

a. SKK Navigasi

b. SKK Telekomunikasi

c. SKK Isyarat Bendera

d. SKK Isyarat Optik

e. SKK Pelestarian Sumberdaya Laut

f. SKK Pengemudi Sekoci

g. SKK SAR di Laut.


10. Hasil yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan Saka Bahari adalah :

a. Mampu dan dapat memanfaatkan segala pengetahuan, pengalaman dan kecakapannya untuk ikut berperan serta secara aktif dalam Pembangunan Nasional, khususnya di bidang kebaharian.

b. Merasa ikut bertanggungjawab terhadap kelestarian lingkungan hidup yang menyangkut kebaharian.

saka dirgantara

saka dirgantara


saka dirgantara

. Satuan Karya Pramuka (Saka) Bahari adalah wadah bagi Pramuka yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan nyata, produktif dan bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa cinta dan menumbuhkan sikap hidup yang berorentasi kebaharian termasuk laut dan perairan dalam.


2. Tujuan dibentuknya Saka Bahari adalah untuk membina dan mengembangkan anggota Gerakan Pramuka agar :

a. Memiliki tambahan pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kecakapan di bidang kebaharian, yang dapat menjurus kepada kariernya di masa mendatang.

b. Memiliki rasa cinta kepada laut dan perairan dalam berikut seluruh isinya pada khusunya dan rasa cinta kepada tanah air Indonesia pada umumnya.

c. Memiliki sikap dan cara berfikir yang lebih matang dalam menghadapi segala tantangan hidup, terutama menyangkut kebaharian.

d. Mampu menyelenggarakan proyek-proyek kegiatan di bidang kebaharian secara positif berdaya guna dan tepat guna, sesuai dengan minat dan bakatnya serta bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.

2. Kegiatan kesakaan dilaksanakan di gugusdepan dan satuan karya Pramuka disesuaikan dengan usia dan kemampuan jasmani dan rohani peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut dilaksanakan sedapat-dapatnya dengan praktek berupa kegiatan nyata yang memberi kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapannya dengan menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan keperluannya.


3. Anggota Saka Bahari adalah :

a. Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega

b. Pramuka Penggalang Terap.

c. Pemuda berusia 14-25 tahun, dengan syarat khusus


4. Syarat menjadi Anggota Saka Bahari :

a. Mendapat izin dari orang tua/wali dan pembina Gugusdepan

b. Berusia antara 14-25 tahun

c. Sehat jasmani dan rokhani

d. Berminat dan bersedia untuk berberan aktif dalam segala kegiatan Saka Bahari


5. Saka Bahari meliputi 4 (empat) krida, yaitu :

a. Krida Sumberdaya Bahari

b. Krida Jasa Bahari

c. Krida Wisata Bahari

d. Krida Reksa Bahari


6. Krida Sumberdaya Bahari, terdiri atas 6 (enam) SKK :

a. SKK Penangkapan Ikan

b. SKK Alat Penangkap Ikan

c. SKK Budidaya Laut

d. SKK Pengolahan Hasil laut

e. SKK Budidaya Air Payau/Tambak

f. SKK Pertambangan Mineral.

7. Krida Jasa Bahari, terdiri atas 9 (sembilan) SKK :

a. SKK Listrik

b. SKK Mesin

c. SKK Pengecatan

d. SKK Elektronika

e. SKK Pengelas

f. SKK Perencana Kapal

g. SKK Perahu Motor

h. SKK Pelaut

i. SKK Operator Alat Bongkar Muat.


8. Krida Wisata Bahari, mempunyai 8 (delapan) SKK :

a. SKK Renang

b. SKK Layar

c. SKK Selam

d. SKK Dayung

e. SKK Ski Air

f. SKK Pemandu Wisata Laut

g. SKK Selancar Angin

h. SKK Penyelamatan di Pantai.


9. Krida Reksa Bahari, mempunyai 7 (tujuh) SKK :

a. SKK Navigasi

b. SKK Telekomunikasi

c. SKK Isyarat Bendera

d. SKK Isyarat Optik

e. SKK Pelestarian Sumberdaya Laut

f. SKK Pengemudi Sekoci

g. SKK SAR di Laut.


10. Hasil yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan Saka Bahari adalah :

a. Mampu dan dapat memanfaatkan segala pengetahuan, pengalaman dan kecakapannya untuk ikut berperan serta secara aktif dalam Pembangunan Nasional, khususnya di bidang kebaharian.

b. Merasa ikut bertanggungjawab terhadap kelestarian lingkungan hidup yang menyangkut kebaharian.

SAKA KENCANA

SAKA KENCANA


SAKA KENCANA

1. Satuan Karya Pramuka (Saka) Kencana adalah wadah kegiatan dan pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan praktis dan bakti masyarakat, dalam bidang Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera dan Pengembangan Kependudukan.


2. Tujuan dibentuknya Saka Wanabakti adalah untuk membina anggota Gerakan Pramuka agar dapat menjadi tenaga kader pembangunan dalam bidang Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera dan Pengembangan Kependudukan guna memantapkan pelembagaan NKKBS sebagai cara yang layak dan bertanggungjawab dari seluruh keluarga dan masyarakat Indonesia.


3. Anggota Saka Kencana adalah :

a. Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega

b. Pamong Saka, Instruktur Saka, Pimpinan Saka dan Mabi Saka

c. Pemuda calon anggota Gerakan Pramuka yang berusia 16-25 tahun.


5. Syarat menjadi Anggota Saka Kencana :

a. Menyatakan keinginan untuk menjadi anggota Saka Kencana secara suka rela

b. Bagi Pemuda yang belum menjadi anggota Gerakan Pramuka harus dengan sepengetahuan orang tua/walinya, dan bersedia menjadi anggota Gugusdepan Pramuka terdekat.

c. Bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berusia 16-25 tahun diharapkan menyerahkan izin tertulis dari Pembina Satuan dan Pembina Gugusdepan dan tetap menjadi anggota Gugusdepan.

d. Bagi Pamong Saka mendapat persetujuan dari Pembina Gugusdepan dan telah mengikuti sedikitnya Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar

e. Bagi Instruktur Saka, memiliki pengetahuan, keterampilan dan kecakapan di bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera serta bersedia memberikan ilmunya kepada anggota Saka.

f. Sehat jasmani dan rohani serta dengan suka rela sanggup mentaati segala ketentuan yang berlaku di dalam Saka Kencana.

g. Pamong Saka dan Instruktur Saka tetap diangkat dan dilantik oleh Ketua Kwartir Ranting atau Ketua Kwartir cabang yang bersangkutan dengan mengucapkan Tri Satya dan menandatangani Ikrar.

h. Bagi Pimpinan Saka dan Mabi Saka, bersedia memberikan bantuan yang bersifat moril, organisatoris, materiil dan finansiil kepada Saka serta sekurang-kurangnya telah mengikuti Kursus Orientasi Kepramukaan.

Pimpinan Saka dan Mabi Saka diangkat dan dilantik oleh Ketua Kwartir yang bersangkutan dengan mengucapkan Tri Satya dan menandatangani Ikrar.


6. Saka Kencana meliputi 4 (empat) krida, yaitu :

a. Krida Bina Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB dan KR)

b. Krida Bina Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS dan PK)

c. Krida Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (Advokasi dan KIE)

d. Krida Bina Peran Serta Masyarakat (PSM).


7. Krida Bina Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB dan KR), terdiri atas 4 (empat) SKK :

a. SKK Pelayanan KB

b. SKK Masalah Kesehatan Reproduksi

c. SKK Kelangsungan hidup Ibu, Bayi dan Anak Balita

d. SKK Kesehatan Reproduksi Remaja.


8 . Krida Bina Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS dan PK), terdiri atas 3 (tiga) SKK :

a. SKK Bina Keluarga

b. SKK Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS)

c. SKK Bina Lingkungan Keluarga.


9. Krida Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (Advokasi dan KIE), mempunyai 5 (lima) SKK :

a. SKK KIE Individu

b. SKK KIE Kelompok

c. SKK KIE Media Luar Ruang

d. SKK KIE melalui Media Cetak

e. SKK Advokasi.


10. Krida Bina Peran Serta Masyarakat (PSM), mempunyai 2 (dua) SKK :

a. SKK Bina Institusi Masyarakat Pedesaan

b. SKK Pendataan dan Pemetaan Keluarga.


12. Hasil yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan Saka Kencana adalah agar para Pramuka :

a. Memiliki pengetahuan, pengertian, keterampilan dan pengalaman dalam memasyarakatkan NKKBS terhadap anggota Pramuka dan Keluarga Indonesia.

b. Mampu dan mau menyebarluaskan kepada masyarakat tentang informasi dan pengetahuan tentang Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Kependudukan serta kaitannya dengan Pembangunan sektor lain.

c. Mampu memberikan latihan dan peranserta dalam mendukung kegiatan Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera dan Pengembangan kependudukan kepada para Pramuka di Gugusdepannya.

d. Memiliki sikap yang rasional serta bertanggungjawab dalam mewujudkan kesadaran dan kepedulian keluarga sebagai pemrakarsa dan pelaksana pembangunan bangsa.

e. Menumbuhkembangkan minat terhadap Saka Kencana di setiap Gugusdepan dan pembentukan Saka Kencana di setiap Kwartir Ranting di seluruh wilayah Republik Indonesia yang semakin maju dan mandiri.

Saka Kencana

Saka Kencana

Sejarah Pramuka Indonesia

Sejarah Pramuka Indonesia


SEJARAH GERAKAN PRAMUKA
AWAL KEPRAMUKAAN DI INDONESIA

Masa Hindia Belanda
Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mempunyai saham besar dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia serta ada dan berkembangnya pendidikan kepramukaan nasional Indonesia. Dalam perkembangan pendidikan kepramukaan itu tampak adanya dorongan dan semangat untuk bersatu, namun terdapat gejala adanya berorganisasi yang Bhinneka.
Organisasi kepramukaan di Indonesia dimulai oleh adanya cabang "Nederlandse Padvinders Organisatie" (NPO) pada tahun 1912, yang pada saat pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir besar sendiri serta kemudian berganti nama menjadi "Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging" (NIPV) pada tahun 1916.
Organisasi Kepramukaan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia adalah "Javaanse Padvinders Organisatie" (JPO); berdiri atas prakarsa S.P. Mangkunegara VII pada tahun 1916.
Kenyataan bahwa kepramukaan itu senapas dengan pergerakan nasional, seperti tersebut di atas dapat diperhatikan pada adanya "Padvinder Muhammadiyah" yang pada 1920 berganti nama menjadi "Hisbul Wathon" (HW); "Nationale Padvinderij" yang didirikan oleh Budi Utomo; Syarikat Islam mendirikan "Syarikat Islam Afdeling Padvinderij" yang kemudian diganti menjadi "Syarikat Islam Afdeling Pandu" dan lebih dikenal dengan SIAP, Nationale Islamietishe Padvinderij (NATIPIJ) didirikan oleh Jong Islamieten Bond (JIB) dan Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO) didirikan oleh Pemuda Indonesia.
Hasrat bersatu bagi organisasi kepramukaan Indonesia waktu itu tampak mulai dengan terbentuknya PAPI yaitu "Persaudaraan Antara Pandu Indonesia" merupakan federasi dari Pandu Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ dan PPS pada tanggal 23 Mei 1928.
Federasi ini tidak dapat bertahan lama, karena niat adanya fusi, akibatnya pada 1930 berdirilah Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java Padvinders/Pandu Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java Padvinderij); PK-Pandu Kebangsaan).
PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada bulan April 1938.
Antara tahun 1928-1935 bermuncullah gerakan kepramukaan Indonesia baik yang bernafas utama kebangsaan maupun bernafas agama. kepramukaan yang bernafas kebangsaan dapat dicatat Pandu Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan (POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang bernafas agama Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathon, Kepanduan Islam Indonesia (KII), Islamitische Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen), Kepanduan Azas Katholik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia (KMI).
Sebagai upaya untuk menggalang kesatuan dan persatuan, Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia BPPKI merencanakan "All Indonesian Jamboree". Rencana ini mengalami beberapa perubahan baik dalam waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan, yang kemudian disepakati diganti dengan "Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem" disingkat PERKINO dan dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta.
Masa Bala Tentara Dai Nippon
"Dai Nippon" ! Itulah nama yang dipakai untuk menyebut Jepang pada waktu itu. Pada masa Perang Dunia II, bala tentara Jepang mengadakan penyerangan dan Belanda meninggalkan Indonesia. Partai dan organisasi rakyat Indonesia, termasuk gerakan kepramukaan, dilarang berdiri. Namun upaya menyelenggarakan PERKINO II tetap dilakukan. Bukan hanya itu, semangat kepramukaan tetap menyala di dada para anggotanya.
Masa Republik Indonesia
Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh kepramukaan berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan pembentukan satu wadah organisasi kepramukaan untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan Konggres Kesatuan Kepanduan Indonesia.
Kongres yang dimaksud, dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh segenap pimpinan dan tokoh serta dikuatkan dengan "Janji Ikatan Sakti", lalu pemerintah RI mengakui sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947.
Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan Belanda. Bahkan pada peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu diadakan api unggun di halaman gedung Pegangsaan Timur 56, Jakarta, senjata Belanda mengancam dan memaksa Soeprapto menghadap Tuhan, gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang membuktikan cintanya pada negara, tanah air dan bangsanya. Di daerah yang diduduki Belanda, Pandu Rakyat dilarang berdiri,. Keadaan ini mendorong berdirinya perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM).
Masa perjuangan bersenjata untuk mempertahankan negeri tercinta merupakan pengabdian juga bagi para anggota pergerakan kepramukaan di Indonesia, kemudian berakhirlah periode perjuangan bersenjata untuk menegakkan dan mempertahakan kemerdekaan itu, pada waktu inilah Pandu Rakyat Indonesia mengadakan Kongres II di Yogyakarta pada tanggal 20-22 Januari 1950.
Kongres ini antara lain memutuskan untuk menerima konsepsi baru, yaitu memberi kesempatan kepada golongan khusus untuk menghidupakan kembali bekas organisasinya masing-masing dan terbukalah suatu kesempatan bahwa Pandu Rakyat Indonesia bukan lagi satu-satunya organisasi kepramukaan di Indonesia dengan keputusan Menteri PP dan K nomor 2344/Kab. tertanggal 6 September 1951 dicabutlah pengakuan pemerintah bahwa Pandu Rakyat Indonesia merupakan satu-satunya wadah kepramukaan di Indonesia, jadi keputusan nomor 93/Bag. A tertanggal 1 Februari 1947 itu berakhir sudah.
Mungkin agak aneh juga kalau direnungi, sebab sepuluh hari sesudah keputusan Menteri No. 2334/Kab. itu keluar, maka wakil-wakil organi-sasi kepramukaan menga-dakan konfersensi di Ja-karta. Pada saat inilah tepatnya tanggal 16 September 1951 diputuskan berdirinya Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) sebagai suatu federasi.
Pada 1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia
Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepramukaan putera, sedangkan bagi organisasi puteri terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini pernah bersama-sama menyambut singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia.
Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10 Ipindo menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada tanggal 10-20 Agustus 1955, Jakarta.
Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepramukaan merasa perlu menyelenggarakan seminar agar dapat gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup kepramukaan. Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957.
Seminar Tugu ini meng-hasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan bagi setiap gerakan kepramukaan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan ke-pramukaan yang ada dapat dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan Novem-ber 1958, Pemerintah RI, dalam hal ini Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa Barat, dengan topik "Penasionalan Kepanduan".
Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-Jakarta, maka PKPI menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi bertempat di Ciputat. Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipindo mengirimkan kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.
Nah, masa-masa kemudian adalah masa menjelang lahirnya Gerakan Pramuka.
KELAHIRAN GERAKAN PRAMUKA
Latar Belakang Lahirnya Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.
Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.
Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.
Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu.
Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).
Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
Kelahiran Gerakan Pramuka Kelahiran
Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu :
1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA
· Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
· Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
2. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.
Gerakan Pramuka Diperkenalkan
Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya.
Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian.
Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang.
Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.
Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.
Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.
Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta.
Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai.
Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota GerakanPramuka.

Sandi-Sandi Pramuka

Sandi-Sandi Pramuka


Sandi A=N

Kunci A=N


CONTOH :
CENZHXN dibaca PRAMUKA

Sandi A=Z


CONTOH

I F W B dibaca RUDY


a = 1
b = 2
c = 3
d = 4
e = 5
f = 6
g = 7
h = 8
i = 9
j = 10
k = 11
l = 12
m = 13
n = 14
o = 15
p = 16
q = 17
r = 18
s = 19
t = 20
u = 21
v = 22
w = 23
x = 24
y = 25
z = 26



Contoh :

16 18 1 13 21 11 1
P R A M U K A

Sandi Kotak I


Sandi KotakII




Sandi Kotak III




Sandi Gudep Sedia

(G:I)(D:I)(G:S)(D:D)(G:U)(G:D)(G:S)
P R A M U K A

Sandi Koordinat

















Contoh : P A T I H R U M B I H
(1:4)(1:1)(5:4)(4:2) (3:2)(3:4)(1:5)(2:1)(4:2)(3:2)

Sandi Morse

Kode Morse adalah sistem representasi huruf, angka, dan tanda baca dengan menggunakan sinyal kode. Kode Morse diciptakan olehSamuel F.B. Morse dan Alfred Vail pada tahun 1835.
Kode morse juga digunakan dan dipelajari di dunia kepramukaan atau kepanduan. Dalam dunia kepramukaan kode morse disampaikan menggunakan senter atau peluit pramuka. Kode morse disampaikan dengan cara menuip peluit dengan durasi pendek untuk mewakili titik dan meniup peluit dengan durasi panjang untuk mewakili garis.
E   = .         T   = _           R   = ._.      F   = .._.
I   = ..        M   = _ _         K   = _._      L   = ._..
S   = ...       O   = _ _ _       W   = ._ _     Q   = _ _._
H   = ....      KH  = _ _ _ _     G   = _ _.     Y   = _._ _
A   = ._        N   = _.          C   = _._.      X   = _.._
U   = .._       D   = _..         J   = ._ _ _    P   =._ _.
V   = ..._      B   = _...        Z   = _ _ ..

Kemampuan menerima dan mengirimkan k
ode morse merupakan salah satu dari kecakapan yang dapat menerima Tanda Kecakapan Khusus. Kode morse juga diguna
kan sebagai kunci dalam memecahkan Sandi Rumput.

Sandi Braille

Sandi Semaphore




Image
Semaphore adalah suatu cara untuk mengirim dan menerima berita dengan menggunakan 2 bendera, dimana masing-masing bendera tersebut berukuran 45 cm x 45 cm. Sedangkan warna yang sering dipergunakan adalah merah dan kuning dengan warna merah selalu berada dekat tangkainya.
Image

Trik Mudah Kuasai Semaphore


Sebenarnya ada berbagai macam cara untuk dapat menguasai isyarat semaphore dengan cepat dan mudah.
Berikut ini adalah salah satunya, dengan model Jarum Jam, tinggal mengingat angka dan hurufnya. Selamat mencoba..........
Image

Mahara Kitabah

Mahara Kitabah

Oleh  : Adam Mudinillah
هناك من يخطأ بالإملاء رغم وصوله لأعلى درجات العلم لذلك سنورد لكم بعض الدروس بالإملاء التي قد تفيدكم في تصحيح بعض مفاهيم الإملاء لديكم .



الهمزه :



أنواع الهمزة :

همزة الوصل ... همزة القطع ...

و همزة القطع إما أن تكون ::

أول الكلمة ... متوسطة ... متطرفة ...


همزة الوصل ..

هي التي يتوصل بها إلى النطق الساكن ، وتنطق في بدء الكلام ولا تنطق في أثناء وصله بما قبله ، ولا يرسم فوقها همزة ، وترسم ( ا ) .

مواضعها ::

1 - أمر الفعل الثلاثي == >> ( اقرأ )

2 - ماضي الخماسي و السداسي وأمرهما ومصدرهما == >>

اسْتَمَعَ ـ اسْتَمِعْ ـ استِمَاع

استَغْفَرَ ـ استَغْفِرْ ـ استِغْفار

3 - ( ال ) التعريف == >> أنا البحر

4 - الأسماء العشرة ( اسم ، ابن ، اثنان ، اثنتان ، امرؤ ، امرأة ، است ، ابنم ، ايم الله )

____________

همزة القطع

هي التي ينطق بها في بدء الكلام وفي وصله ، وتكتب على ألف إذا كانت مضمومة أو مفتوحة وتحتها إذا كانت مكسورة . أُ ـ أَ ـ إِ

مـــواضــــعـــــها ::

ما عدا حالات الوصل == >> إما ـ أحمد ـ أرجو

________________

{ فــــائـــــدة }

* إذا أردت أن تفرق بين همزة الوصل والقطع ، قم بإدخال حرف الفاء أو الواو فإذا نطقتها كانت همزة قطع ، وإذا اختفت في النطق كانت همزة وصل .
مثال : ( و ) أو ( ف ) + إذا = فإذا ( همزة قطع )
( و ) أو ( ف ) + اكتب = فاكتب ( همزة وصل )



ــ همزة القطع أول الكلمة ــ


موضعها :

على الألف .. في حالة الضم أو الفتح .. == >> أَ كرَم محمد ضيفـَه.. // أُ كرِم محمد .

تحت الألف .. في حالة الكسر .. إ ِكرام الضيف حق من حقوقه



_____________

ــ الهمزة المتوسطة ــ


و لها أربع حالات :

1 - مفردة على السطر .. عندما تكون

** مفتوحة وما قبلها ألف (( قراءة ))

** مفتوحة وما قبلها واو مد (( مقروءة ))


2 - على الألف .. عندما تكون

** مفتوحة وما قبلها مفتوح (( سأل ))

** مفتوحة وما قبلها ساكن (( مسألة ))

** ساكنة وما قبلها مفتوح (( كأس ))


3 - على الياء .. عندما تكون

** مكسورة (( طائر ))

** وقعت بعد كسر (( السـيِّــــئة ))

** وقعت بعد ياء مد (( مشيئة ))


4 - على الواو ... عندما تكون

** مضمومة وما قبلها ساكن (( مسْؤُول ))

** مضمومة وما قبلها مفتوح (( يَؤُمُّ ))

** مضمومة وما قبلها مضموم (( شُؤُون ))

** ساكنة وما قبلها مضموم (( رُؤْية ))

** مفتوحة وما قبلها مضموم (( سُؤَال ))

___________________




ــ الهمزة المتطرفة ــ



تكون :

على الألف .. إذا سبقت بفتح .. (( ملجَأ ))

على الواو .. إذا سبقت بضم .. (( تباطُؤ ))

على الياء .. إذا سبقت بكسر .. (( موانِئ ))

على السطر .. إذا سبقت بحرف ساكن مطلقًا صحيحًا أو حرف مدٍّ أو واو أو ياء أو ألف .. (( عبْء ـ هدوء ـ شيء ـ أصدقاء ))

على السطر أيضا .. إذا سبقت بواو مضمومة مشدّدة .. (( التبوُّء ))

______________

{ فــــائـــــدة }

الهمزة المتطرفة إذا لحقتها تنوين النصب فإنها تكتب كما يلي :

1. إذا سبقت بساكن غير الألف كتبت على ألف تنوين منفصلة إذا لم يكن اتصالها بما قبل الهمزة ، وعلى نبرة إذا أمكن اتصالها بما قبل الهمزة . مثل : جزءًا ـ شيئًا .

2. إذا سبقت بألف لم تضف ألف التنوين . مثل : سماءً





و الأن مع الألف المقصوره
الالف المقصورة




وهي الألف التي تكتب في آخر الكلمة بدون همزة وتكتب إما قائمة ( ا ) أو على صور ة الياء ( ى )

الألف المقصورة لها ثلاثة أقسام


في الحروف
في الأسماء
في الأفعال


الألف المقصورة في الحروف


تكتب ألفًا قائمة في جميع حروف المعاني مثل : لا ـ حاشا ، ما عدا أربعة حروف خالفت القاعدة وهي:حتى، على، بلى،إلى
فترسم فيها على صورة الياء .

مــــلـــحــــوظــــة :

الألف المقصورة ، هي التي يسميها بعض المؤلفين ( الألف اللينة المتطرفة ) .

الألف المقصور في الأسماء


متى تكتب على صورة الياء ( ى )

في الاسم الثلاثي المنقلبة ألفه عن ياء مثل : فتى ، هدى

في الاسم الأكثر من ثلاثة أحرف إذا لم تسبق ألفه بياء مثل : مأوى ، مصطفى

متى تكتب قائمة ( ا )

الاسم الثلاثي المنقلبة ألفه عن واو مثل : عصا

الاسم الرباعي فأكثر إذا سبقت ألفه بياء مثل : هدايا
ما عدا ( يحيى ) لتمييزه عن الفعل المضارع ( يحيا )

الأسماء الأعجمية مثل : أوربا ، آسيا
ما عدا : عيسى ، موسى ، بخارى ، متّى ، كسرى

الأسماء المبنية مثل : هنا ، هذا ، أنا ، إذا .
ما عدا : لدى ، أنّى ، متى ، أولى ، الأُلى



مــلــحــــوظــــة

معرفة أصل الألف في الأسماء تكون بأحد ثلاثة أمور :

1. النظر إلى المفرد : خُـــطا : خُــطوة .
2. التثنية : عصا : عصوان ـ فتى : فتيان .
3. الجمع : عصا : عصوات ، فتى : فتية .




الألف المقصورة في الأفعال




متى تكتب على صورة الياء ( ى )

الفعل الماضي الثلاثي المنقلبة ألفه عن ياء
مثل : رعى ، رمى


الفعل الماضي أو المضارع الزائد على ثلاثة أحرف ، ولم يسبق الألف ياي
مثل : استدعى ، يتخطى

****************

متى تكتب قائمة ( ا )

الفعل الماضي المنقلبة ألفه عن واو
مثل : سما ، غزا


الفعل الماضي أو المضارع الزائد عن ثلاثة أحرف إذا سبقت ألفه بياء
مثل : أحيا ، يعيا


**********************

مــلــحــــوظــــة

معرفة أصل الألف في الأفعال تكون بأحد أمرين :

1. بإضافة تاء الفاعل للفعل الماضي مثل : سما ـ سموت ، رمى ـ رميت .
2. الرجوع للمصدر مثل : السمو ، الرمي





الـــمــد وأنــواعــه



فــي أول الــكـلـمـة

سبب المد :

إذا كانت الهمزة مفتوحة وبعدها همزة ساكنة في أول الكلمة فأنهما
تقلبان مد هكذا ( آ )


المثال :

أَأْمن ـ آمن
أَأْخذ ـ آخذ

-------------------

سبب المد :

إذا كانت الهمزة مضمومة وبعدها همزة ساكنة تبدل الساكنة واوًا

المثال :

أُأْتي ـ أوتي

------------------

سبب المد :

إذا كانت الهمزة مكسورة وبعدها همزة ساكنة تبدل الساكنة ياء

المثال :

إِأْمان ـ إيمان


_____________________

فــي وســط الــكـلـمـة


ســـبــب الــمــد :

إذا فتحت الهمزة وأشبعت

كأَابة ـ كآبة

مرأَاة ـ مرآة

---------------------

ســـبــب الــمــد

إذا كانت الهمزة مرسومة على الألف وتلاها

ألـف المــثــنـى == >> مبدأان ـ مبدآن


ســـبــب الــمــد

إذا كانت الهمزة مرسومة على الألف وتلاها

جمع المؤنث السالم == >> مكافأات ـ مكافآت

ســـبــب الــمــد

إذا كانت الهمزة مرسومة على الألف وتلاها

جـــمـع التكـســير == >> مأادب ـ مآدب



الزياده :

الزيادة تكون في حرفين كما يلي :


الألف :


1 - بعد واو الجماعة إذا لم يأتِ بعدها نون ..

الأمثلة ..

اكتبوا
كتبوا
لم يكتبوا
لن يكتبوا

2 - ألف تنوين الفتح

المثال ..

رأيتُ زيدًا


الواو


1 - اسم الإشارة ( أولاء )

المثال .. هؤلاء رفعوا راية الدين

2 - ( أولو ـ أولي ـ أولات ) .. بمعنى أصحاب

المثال .. نحن أولو دين صحيح


3 - ( عمْرو ) في حالة الرفع والجر ..... للتفريق بينها وبين عُـمَر

المثال ..

حفظ عمرٌو القرآن
سلمت على عمرٍو

4 - عند الإشباع ( في الشعر )

المثال .. فإن همو ذهبت أخلاقهم ذهبوا








حذف الألف

تحذف الألف في ثلاثة مواضع


أول الكلمة


ألف ( ابن ـ ابنة ) بالشروط التالية :

ـ أن تقعا مفردتين بين علمين وهما صفتان ولم تكونا أول السطر .

مثال ( قرأت عن خالد بن الوليد )


ـ إذا دخلت عليها ( يا ) النداء .

مثال ( يابنة الدين )


ـ إذا دخلت عليها همزة الاستفهام .

مثال ( أبنة الدين هذه ؟ )



ألف كلمة اسم :

ـ في البسملة كاملة .

مثال ( بسم الله الرحمن الرحيم )


ـ إذا دخلت عليها استفهام .

مثال ( أسمك خالد ؟ )



ألف ( ال ) إذا دخلت عليها ( لام ) .

مثال ( للوالدين حق الطاعة )


وسط الكلمة :


كلمة ( الإله ) ======>> أصلها ( الإلاه )

كلمة ( الرحمن ) =====>> أصلها ( الرحمان )

كلمة ( لكن ) =======>> أصلها ( لاكن )

كلمة ( طه ) ========>> أصلها ( طاها )




آخر الكلمة

ألف ( ما ) الاستفهامية إذا سبقت بحرف جر بشرط ألا تليها ( ذا )

مثال ( فيم ؟ ..... عم ؟ )


ألف ( ذا ) الإشارية إذا وقعت بعدها لام البعد .

مثال ( ذلك ــ ذلكم )


ألف ( هاء ) التنبيه إذا دخلت على :
اسم إشاره ليس مبدوء بالتاء أو الهاء ، وليس بعده كاف

مثال ( هذا ــ هذه )


( أنا ) إذا تلاها اسم اشارة

مثال ( هأنذا )



حذف الواو


1 - تحذف واو فعل المضارع المعتل الآخر في حالة الجزم

مثل :

يدنو :: لا تدنُ من الخطر



2 - تحذف واو فعل الأمر المعتل الآخر بالواو

مثل :

يدعو :: ادعُ إلى دين ربك بالحكمة و الموعظة الحسنة



3 - يجوز حذف الواو من الكلمات الآتية ::


داوود === داود

طاووس === طاوس

ناووس === ناوس



حذف الياء



1- ياء ( الأمر ) و ( المضارع المجزوم ) المعتلي الآخر بالياء
مثل :

يتقي ـ اتق الله ـ لم يتق العاصي ربه


2 - يجوز حذف ياء المتكلم إذا أضيفت إلى منادى غير معتل الآخر

مثل :

ياربي = يارب


3 - ياء الاسم المنقوص إذا جرد من ( ال ) ولم يكن مضافا في حالتي الرفع و الجر

مثل :

جاء قاضِ إلى البلدة

مررت بقاض عادل

=======================

حذف اللام

تحذف إحدى ( لامي ) الأسماء الموصولة التالية :
الذي == >> أصلها = اللذي ====>> مثال : أحب الذي يلتزم بدينه

التي == >> أصلها = اللتي ====>> مثال : ( و التي أحصنت فرجها )

الذين == >> أصلها = اللذين ====>> مثال : ( يا أيها الذين آمنوا )


=======================

حذف (( الـ ))


تحذف ( الـ ) إذا سبقت بلام ، وكان بعدها لام

السبب : لئلا تجتمع لامات

مثال :

ل + ال + ليل + يا لــلــيــل المظلم




التــاء في آخر الكلمة


1- التاء المفتوحة ( ت )

هي التي تبقى ـ في النطق ـ على حالتها ( ت ) إذا وقفنا على آخر الكلمة بالسكون ولا تنقلب هاء .

الأمثلة :

زيت ـ قرأت ـ سَكَتَ ـ مسلمات


مواضع التاء المفتوحة :


آخـــــر الـــفــــعــــل


إذا كانت التاء أصلية === >> (( باتَ ـ ماتَ ))


إذا كانت التاء تاء التأنيث === >> (( درسَتْ ـ نامتْ ))


إذا كانت التاء تاء الفاعل === >> (( دفعْتُ ـ لعبتْ ))




آخـــر الأســـمــــاء


إذا كانت التاء في اسم ثلاثي ساكن الوسط === >> (( بيتْ ـ وقت ))


إذا كانت علامة جمع المؤنث السالم === >> (( مسلمات ))


إذا كانت في جمع تكسير مفردة ينتهي بتاء مفتوحة === >> (( بيت > بيوت ))



فــي نـهـايــة الـحــرف

ثُمت المضمومة الثاء والتي هي حرف عطف === >> (( دخلت هند ثُمت غادة ))




2- التاء المربوطة ( ة )


هي التي تلفظ هاء عند الوقوف عليها وتكتب إما ( ـة ) أو ( ة ) .

فاطمة ـ حمزة ـ نشيطة ـ كرة



مواضع التاء المربوطة :


الـــعـــــلـــم الـــــمـــؤنــــث === >> (( فاطمة ـ خضرة ))


الأســمـاء الــمـؤنــثــة غــيـر الأعلام === >> (( بقرة ـ سبورة ))


صـــفــــة الـــمـــؤنــــث === >> (( عالمة ـ مريضة ))


جمع التكسير الخالي من التاء في المفرد === >> (( قضاة ـ غزاة ))


لـــــلـــمــــبـــــالــــغــة === >> (( علاَّمة ـ نسَّابة ))



فـي نـهـايـة ( ثـمـة الـظـرفـيـة ) === >> (( ثَمة رجال يطلبون الحق ))



{ فــــائـــــدة }

* تكتب التاء المربوطة تاء مفتوحة إذا أضيفت الكلمة المختومة بتاء مربوطة إلى ضمير : ابنتك ـ امرأتك .

* يجب وضع النقطتين على التاء المربوطة حتى لا تلتبس مع هاء الضمير .





الـــــتـنـويــن وإذا وإذن


تعريف التنوين

نون ساكنة تلحق آخر الكلمة لفظًا لا خطًّا . وهي حالة طارئة تقع في آخر الاسم


أنواع التنوين

تنوين الضم ـــٌ

تنوين الفتح ـــً

تنوين الكسر ـــٍ


الفرق بين النون والتنوين

الـنـون : النون حرف أصلي من بنية الكلمة لا تحذف في حالة الوقف :

مؤمنٌ - مؤمنْ


التنوين : التنوين حركة طارئة تقع في آخر الاسم تحذف في حالة الوقف في آخر الاسم : ذهبٌ - ذهبْ


إذًا


وهي تكتب بتنوين مثال : أدرس كيثرًا إذًا تنجح

وهناك من العلماء من جوّز كتابتها بنون هكذا ( إذن )




ألف التنوين


التعريف :: هي الألف التي تزاد بعد تنوين الفتح


المثال :: رأيتُ رجلاً ، بنيت مسجدًا ، كافأ المعلم طالبًا ، جئتك معتذرًا


المواضع التي لا تزاد فيها ألف التنوين

الأسماء المنتهية بتاء مربوطة ====>> ألقيت كلمةً مؤئرةً

الأسماء المنتهية بالألف المقصورة ====>> رأيتُ فتى يحمل عصًا

الأسماء المنتهية بألف عليها همزة ====>> دخلتُ ملجأً واسعا

الأسماء المنتهية بهمزة بعد ألف ====>> ارتديت رداءً أنيقا



{ فــــائـــــدة }


من الأخطاء الشائعة كتابة التنوين على الألف والصحيح أن تكتب على الحرف الذي قبل الألف لأن التنوين نون ساكنة والألف ساكنة فلا يجتمع ساكنان .
مثال : زيداً ـ فتىً / والصواب : زيدًا ـ فتًى .





منقول للفائده

مع وافر التحيه

Our Blog

55 Cups
Average weekly coffee drank
9000 Lines
Average weekly lines of code
400 Customers
Average yearly happy clients

Our Team

Tim Malkovic
CEO
David Bell
Creative Designer
Eve Stinger
Sales Manager
Will Peters
Developer

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

adam mudinillah. Diberdayakan oleh Blogger.

تابع

زائر

BARU

BARU

SALJU

صوري

رسائل هاتفية مجانية وتكسب نقاط

mico0355Widget> Sumber: http://id.shvoong.com/internet-and-technologies/websites/2069063-cara-pasang-gadget-sms-gratis/#ixzz1ueREtT6R

Youk Kita Gabung dengan YM

Klik VSI Yusuf Mansur

Blogroll

EL-BANTANY IT SOLUTION (IT KONSULTAN-NETWORK-HOTSPOT-SERVICE KOMPUTER-SERVICE LAPTOP DAN NOTE BOOK-SERVICE PRINTER-PENYELAMATAN DATA-INSTALASI JARINGAN-RENTAL KOMPUTER-JASA PENGETIKAN)DAN MASIH BANYAK LAGI YANG LAIN DI JALAN SUDIRMAN NO 102 BATUSANGKAR-TANAH DATAR-SUMATERA BARAT (085379388533-085850374648-075271639)

مع بلدي

Blogger templates

Twitter

Iklan